Senin, 03 Maret 2014

Pengembangan Citra Tubuh dan Pengembangan Konsep Pada Tunanetra


Pengembangan konsep adalah proses penggunaan informasi sensori untuk membentuk ide-ide ruang dan lingkungan. Piaget dan Inhelder dalam Scholl (1986) mengemukakan bahwa kemampuan kognitif berkembang ketika anak berinteraksi dengan lingkungannya dan mengembangkan konsep-konsep ruang dimana aktivitas visual memegang peranan yang sangat penting. Anak-anak yang menjadi tunanetra sejak lahir sering terbatas dalam tingkat dan keanekaragaman pengalaman yang dibutuhkan untuk mengembangkan konsep-konsep tersebut. Hapeman seperti yang dikutip oleh Scholl (1986) mengemukakan bahwa anak-anak yang tunanetra sejak lahir memiliki kekurangan dalam pengetahuan kongkrit tentang lingkungannya dan konsep dasar yang penting seperti jarak, arah, dan perubahan lingkungan.
1.      Penglihatan dan Perkembangan Konsep
Penglihatan merupakan suatu sistem persepsi penting dalam pengembangan kesadaran tentang benda-benda dan tubuh seseorang, termasuk bagian-bagian tubuh, hubungan bagian-bagian tersebut, gerakan dari bagian-bagian tubuh, serta fungsi dari bagian-bagian tubuh tersebut. Penglihatan juga merupakan suatu sistem yang efisien untuk mengembangkan konsep tentang bagaimana orang lain terlihat membentuk hubungan antara obyek yang satu dengan obyek yang lainnya. Anak tunanetra harus mengembangkan konsep-konsep tersebut melalui indera perabaan. Melalui penglihatan seseorang dapat melihat keseluruhan dari benda dan mengembangkan hubungannya secara cepat, dimana indera perabaan tidak dapat melakukannya secara efisien terutama ketika memeriksa bagian-bagian dari benda yang relatif besar.

2.      Klasifikasi Konsep
Ada berbagai macam konsep penting yang perlu dimiliki orang tunanetra dalam hubungannya dengan orientasi dan mobilitas. Hill dan Blasch (1980) mengklasifikasikan konsep ke dalam tiga kelompok besar, yaitu: konsep tubuh, konsep ruang, dan konsep lingkungan.



a) Konsep Tubuh
Pengembangan konsep ruang dan benda di dalam ruang akan sangat tergantung pada hubungan antara benda tersebut dengan observer. Individu selalu menjadi pusat ketika dia melakukan orientasi dan menemukan benda-benda yang berhubungan dengan dirinya. Dari pandangan egosentris ini dia mempergunakan istilah-istilah seperti di atas, di bawah, di depan, atau di samping kiri. Persepsi benda dalam hubungannya dengan diri ini, yang mungkin dipertimbangkan sebagai kemampuan pengembangan orientasi pertama, akan sangat tergantung sekali pada pengembangan kesadaran tubuh. Persepsi hubungan antara diri dengan benda atau benda-benda ini dikembangkan melalui penglihatan atau eksplorasi perabaan, propioseptik, dan pendengaran. Dalam mendefinisikan kesadaran tubuh ini, Frostig dan Horne (1964) mendiskusikan tiga elemen, yaitu: citra tubuh, konsep tubuh, dan skema tubuh, dan apabila diantara elemen tersebut ada gangguan, maka persepsi anak tentang hubungan ruang juga akan terganggu.
Berikut adalah daftar konsep yang berhubungan dengan tubuh:
1)      Kepala
Rambut, kening, wajah, mata, hidung, mulut,gigi, dsb.
2)      Tubuh
Pundak, punggung, dada, perut, pinggang, pinggul, paha, dsb.
3)      Anggota Badan
Lengan, sikut, pergelangan tangan, tangan, telapak tangan, jari-jari, kuku jari, dsb.
Apabila anak tunanetra sudah mampu mengidentifikasi bagian-bagian tubuh penting juga mereka dapat menggambarkan fungsi dari bagian-bagian tubuh tersebut. Contoh fungsi bagian tubuh sebagai berikut: telinga – membuat seseorang mampu mendengar suara, bicara; tangan – dipergunakan untuk memegang, mengepal, dan meraba; kaki – menopang badan ketika berdiri dan ketika berjalan serta berlari; gigi – dipergunakan untuk mengigit dan mengunyah makanan; hidung – membuat orang dapat bernafas dan membaui.



b) Konsep ruang
Individu dalam mengembangkan konsep tubuhnya tidak hanya mengumpulkan informasi tentang tubuhnya, membentuk konsep yang tepat tentang tubuhnya, tetapi juga mengumpulkan informasi tentang konsep posisi dan hubungan. Bagi anak tunanetra penting secara khusus mempelajari bagaimana bagian-bagian tubuh diposisikan dan bagaimana bagian-bagian tersebut berhubungan antara yang satu dengan lainnya sehingga konsep posisi dan hubungan dapat ditransfer ke lingkungan di luar dirinya.
Daftar berikut di bawah ini menggambarkan rentangan konsep ruangan posisi/hubungan sebagai berikut:
Anterior : depan, di depan, wajah, menghadap, ke depan, maju
Posterior : punggung, belakang, mundur, sebelum
Superio : atas, di atas, mengangkat, tinggi, ke atas.
Inferior : bawah, di bawah, dasar, ke bawah, rendah,
Lateral : dekat, berdekatan, di samping, kanan, kiri, pinggir
Proximics : dekat, berdekatan, di sini, di sana,
Internal : ke dalam, dalam, di dalam, masuk
Eksternal : luar, keluar, di luar, luaran
Lain-lain : putaran jarum jam, hitungan jarum jam, ber- lawanan, bersebrangan,
sejajar, tegak lurus, melingkar, menuju, naik turun, tengah, di antara, barat daya,
barat laut, timur laut, tenggara, melintang.

Berikut ini adalah daftar konsep bentuk yang penting untuk diketahui:
Utama: bulat, segi tiga, lingkaran, segi empat, oval, putaran, dsb.
Bentuk benda tertentu: bentuk belimbing, bentuk hati, bentuk melingkar, bentuk kotak, dsb.
Penggunaan huruf untuk menggambarkan bentuk: persimpangan T, H, L, O, S, T, V, U, X, Y.
Konsep ukuran juga sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan untuk orientasi dan mobilitas. Banyak dari konsep ruang berikut ini tidak secara khusus untuk mobilitas tetapi juga penting dalam berbagai fase kehidupan orang:
1)      Jarak
Inci, Meter, Milimeter, Sentimeter, Kilometer, Blok

2)      Jumlah
Keseluruhan
, Setengah, Seperempat, Penuh, Kosong, Kurang, Sedikit, Semua, Tidak ada, Beberapa

3)      Waktu
Detik
, Menit, Jam, Hari, Minggu, Bulan, Tahun, Hari ini, Besok, Kemarin, Setengah jam

4)      Berat dan Isi
Ons, Liter, Seperempat, Mililiter ,Sentileter, Desileter

5)      Lebar, Panjang, Dan Ukuran
Lebar, Sempit, Tipis, Kurus, Tinggi,Pendek, Panjang, Besar, Banyak, Sedikit, Kecil

Kategori penting lainnya adalah konsep gerak. Dalam mobilitas penting sekali untuk memahami berbagai macam peristilahan yang berhubungan dengan gerak. Konsep-konsep ini meliputi berbagai macam jenisnya termasuk di dalamnya konsep yang memberikan petunjuk arah, menggambarkan berbagai gerak, dan menjaga orientasi. Berikut ini adalah beberapa peristilahan konsep ruang yang berhubungan dengan gerak:
Belok: berbelok 45 derajat, berbelok 1/4, berbelok 90 derajat, menghadap kearah kanan, berputar 180 derajat, berbalik arah, berputar 360 derajat, berputar penuh, berbelok U.
Gerak: bergerak, loncat, merangkak, membungkuk, terlentang, duduk, berdiri, berjalan, lari, lompat, memanjat, bergerak maju, bergerak mundur, bergerak ke samping, bergerak ke bawah, bergerak ke atas, simpan, tempatkan, kepal, durung, tarik, ayun.
Bergerak di dalam lingkungan memerlukan tidak hanya pemahaman tentang konsep tubuh dan ruang, tetapi juga kesadaran akan benda apa yang ada di lingkungan serta bagaimana benda-benda tersebut dapat dipergunakan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang lingkungan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar