Pengembangan
konsep adalah proses penggunaan informasi sensori untuk membentuk ide-ide ruang
dan lingkungan. Piaget dan Inhelder dalam Scholl (1986) mengemukakan bahwa
kemampuan kognitif berkembang ketika anak berinteraksi dengan lingkungannya dan
mengembangkan konsep-konsep ruang dimana aktivitas visual memegang peranan yang
sangat penting. Anak-anak yang menjadi tunanetra sejak lahir sering terbatas
dalam tingkat dan keanekaragaman pengalaman yang dibutuhkan untuk mengembangkan
konsep-konsep tersebut. Hapeman seperti yang dikutip oleh Scholl (1986)
mengemukakan bahwa anak-anak yang tunanetra sejak lahir memiliki kekurangan
dalam pengetahuan kongkrit tentang lingkungannya dan konsep dasar yang penting
seperti jarak, arah, dan perubahan lingkungan.
1.
Penglihatan dan
Perkembangan Konsep
Penglihatan
merupakan suatu sistem persepsi penting dalam pengembangan kesadaran tentang
benda-benda dan tubuh seseorang, termasuk bagian-bagian tubuh, hubungan
bagian-bagian tersebut, gerakan dari bagian-bagian tubuh, serta fungsi dari
bagian-bagian tubuh tersebut. Penglihatan juga merupakan suatu sistem yang
efisien untuk mengembangkan konsep tentang bagaimana orang lain terlihat
membentuk hubungan antara obyek yang satu dengan obyek yang lainnya. Anak
tunanetra harus mengembangkan konsep-konsep tersebut melalui indera perabaan.
Melalui penglihatan seseorang dapat melihat keseluruhan dari benda dan
mengembangkan hubungannya secara cepat, dimana indera perabaan tidak dapat
melakukannya secara efisien terutama ketika memeriksa bagian-bagian dari benda
yang relatif besar.
2. Klasifikasi
Konsep
Ada
berbagai macam konsep penting yang perlu dimiliki orang tunanetra dalam
hubungannya dengan orientasi dan mobilitas. Hill dan Blasch (1980)
mengklasifikasikan konsep ke dalam tiga kelompok besar, yaitu: konsep tubuh,
konsep ruang, dan konsep lingkungan.
a) Konsep Tubuh
Pengembangan
konsep ruang dan benda di dalam ruang akan sangat tergantung pada hubungan
antara benda tersebut dengan observer. Individu selalu menjadi pusat ketika dia
melakukan orientasi dan menemukan benda-benda yang berhubungan dengan dirinya.
Dari pandangan egosentris ini dia mempergunakan istilah-istilah seperti di
atas, di bawah, di depan, atau di samping kiri. Persepsi benda dalam
hubungannya dengan diri ini, yang mungkin dipertimbangkan sebagai kemampuan
pengembangan orientasi pertama, akan sangat tergantung sekali pada pengembangan
kesadaran tubuh. Persepsi hubungan antara diri dengan benda atau benda-benda
ini dikembangkan melalui penglihatan atau eksplorasi perabaan, propioseptik,
dan pendengaran. Dalam mendefinisikan kesadaran tubuh ini, Frostig dan Horne (1964)
mendiskusikan tiga elemen, yaitu: citra tubuh, konsep tubuh, dan skema tubuh,
dan apabila diantara elemen tersebut ada gangguan, maka persepsi anak tentang
hubungan ruang juga akan terganggu.
Berikut
adalah daftar konsep yang berhubungan dengan tubuh:
1)
Kepala
Rambut, kening, wajah, mata, hidung, mulut,gigi, dsb.
Rambut, kening, wajah, mata, hidung, mulut,gigi, dsb.
2)
Tubuh
Pundak, punggung, dada, perut, pinggang, pinggul, paha, dsb.
Pundak, punggung, dada, perut, pinggang, pinggul, paha, dsb.
3)
Anggota Badan
Lengan, sikut, pergelangan tangan, tangan, telapak tangan, jari-jari, kuku jari, dsb.
Apabila
anak tunanetra sudah mampu mengidentifikasi bagian-bagian tubuh penting juga
mereka dapat menggambarkan fungsi dari bagian-bagian tubuh tersebut. Contoh
fungsi bagian tubuh sebagai berikut: telinga – membuat seseorang mampu
mendengar suara, bicara; tangan – dipergunakan untuk memegang, mengepal, dan
meraba; kaki – menopang badan ketika berdiri dan ketika berjalan serta berlari;
gigi – dipergunakan untuk mengigit dan mengunyah makanan; hidung – membuat
orang dapat bernafas dan membaui.
b) Konsep ruang
Individu
dalam mengembangkan konsep tubuhnya tidak hanya mengumpulkan informasi tentang
tubuhnya, membentuk konsep yang tepat tentang tubuhnya, tetapi juga
mengumpulkan informasi tentang konsep posisi dan hubungan. Bagi anak tunanetra
penting secara khusus mempelajari bagaimana bagian-bagian tubuh diposisikan dan
bagaimana bagian-bagian tersebut berhubungan antara yang satu dengan lainnya
sehingga konsep posisi dan hubungan dapat ditransfer ke lingkungan di luar
dirinya.
Daftar
berikut di bawah ini menggambarkan rentangan konsep ruangan posisi/hubungan
sebagai berikut:
Anterior
: depan, di depan, wajah, menghadap, ke depan, maju
Posterior
: punggung, belakang, mundur, sebelum
Superio
: atas, di atas, mengangkat, tinggi, ke atas.
Inferior
: bawah, di bawah, dasar, ke bawah, rendah,
Lateral
: dekat, berdekatan, di samping, kanan, kiri, pinggir
Proximics
: dekat, berdekatan, di sini, di sana,
Internal
: ke dalam, dalam, di dalam, masuk
Eksternal
: luar, keluar, di luar, luaran
Lain-lain
: putaran jarum jam, hitungan jarum jam, ber- lawanan, bersebrangan,
sejajar,
tegak lurus, melingkar, menuju, naik turun, tengah, di antara, barat daya,
barat
laut, timur laut, tenggara, melintang.
Berikut
ini adalah daftar konsep bentuk yang penting untuk diketahui:
Utama: bulat, segi
tiga, lingkaran, segi empat, oval, putaran, dsb.
Bentuk benda tertentu: bentuk belimbing,
bentuk hati, bentuk melingkar, bentuk kotak, dsb.
Penggunaan huruf untuk menggambarkan
bentuk: persimpangan T, H, L, O, S, T, V, U, X, Y.
Konsep ukuran juga sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari dan untuk orientasi dan mobilitas. Banyak dari konsep
ruang berikut ini tidak secara khusus untuk mobilitas tetapi juga penting dalam
berbagai fase kehidupan orang:
1)
Jarak
Inci, Meter, Milimeter, Sentimeter, Kilometer, Blok
2)
Jumlah
Keseluruhan, Setengah, Seperempat, Penuh, Kosong, Kurang, Sedikit, Semua, Tidak ada, Beberapa
Keseluruhan, Setengah, Seperempat, Penuh, Kosong, Kurang, Sedikit, Semua, Tidak ada, Beberapa
3) Waktu
Detik, Menit, Jam, Hari, Minggu, Bulan, Tahun, Hari ini, Besok, Kemarin, Setengah jam
Detik, Menit, Jam, Hari, Minggu, Bulan, Tahun, Hari ini, Besok, Kemarin, Setengah jam
4)
Berat dan Isi
Ons,
Liter, Seperempat, Mililiter ,Sentileter, Desileter
5)
Lebar, Panjang, Dan
Ukuran
Lebar, Sempit, Tipis, Kurus, Tinggi,Pendek, Panjang, Besar, Banyak, Sedikit, Kecil
Kategori
penting lainnya adalah konsep gerak. Dalam mobilitas penting sekali untuk
memahami berbagai macam peristilahan yang berhubungan dengan gerak.
Konsep-konsep ini meliputi berbagai macam jenisnya termasuk di dalamnya konsep
yang memberikan petunjuk arah, menggambarkan berbagai gerak, dan menjaga
orientasi. Berikut ini adalah beberapa peristilahan konsep ruang yang
berhubungan dengan gerak:
Belok:
berbelok 45 derajat, berbelok 1/4, berbelok 90 derajat, menghadap kearah kanan,
berputar 180 derajat, berbalik arah, berputar 360 derajat, berputar penuh,
berbelok U.
Gerak:
bergerak, loncat, merangkak, membungkuk, terlentang, duduk, berdiri, berjalan,
lari, lompat, memanjat, bergerak maju, bergerak mundur, bergerak ke samping,
bergerak ke bawah, bergerak ke atas, simpan, tempatkan, kepal, durung, tarik,
ayun.
Bergerak
di dalam lingkungan memerlukan tidak hanya pemahaman tentang konsep tubuh dan
ruang, tetapi juga kesadaran akan benda apa yang ada di lingkungan serta
bagaimana benda-benda tersebut dapat dipergunakan untuk mendapatkan gambaran
menyeluruh tentang lingkungan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar