1.
Penyakit Jantung Bawaan 2: Paten Ductus Arteriosus
Berikutnya di serial penyakit
jantung bawaan, kita akan membahas Paten Ductus Arteriosus (PDA); suatu
penyakit jantung bawaan yang relatif sering juga ditemukan di antara bayi
dengan kelainan jantung
Katarak
adalah kondisi kekeruhan pada lensa mata. Umumnya kasus ini ditemukan pada
lanjut usia, namun dapat pula ditemukan pada anak-anak. Dalam beberapa kasus
malah katarak ditemukan pada bayi baru lahir. Bagaimanakah penanganan katarak
pada anak-anak agar tidak mengganggu tumbuh kembang mereka?
(bagian 2: Gejala dan Penanganan)
Sebelumnya di serial thalassemia
Sebelumnya kita telah membahas apa
itu thalassemia dan mengapa penyakit keturunan ini dapat menimbulkan gangguan
pada darah. Pada bahasan kali ini, kita akan lebih mendalami aspek klinis
thalassemia; dengan mengenal gejala klinis, diagnosis, serta tindak lanjut
terhadap kasus-kasus ini.
(transposition of great arteries, TGA)
Beberapa waktu yang lalu kita sudah membahas tentang salah
satu penyakit jantung bawaan yang paling umum ditemukan, yaitu Tetralogi
Fallot. Penyakit jantung bawaan berikutnya yang akan kita bahas
adalah transposisi arteri besar, atau yang dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilahtransposition of great arteries (TGA) atau transposition
of great vessels (TGV).
Penyakit
jantung bawaan adalah kelainan struktural pada jantung yang ditemukan pada
bayi sejak lahir. Terdapat beberapa jenis penyakit jantung bawaan; dan enam
jenis kelainan yang paling umum akan dibahas dalam serial penyakit jantung
bawaan Tumbuh Sehat.
Berbagai penyakit keturunan dapat ditemukan di kalangan
masyarakat, salah satunya adalah defisiensi G6PD. Defisiensi atau kekurangan
enzim G6PD merupakan salah satu penyakit kekurangan enzim yang paling umum
ditemukan, dengan spektrum gejala meliputi hiperbilirubinemia neonatal,
hemolisis akut, ataupun hemolisis kronis.
|
Defisiensi G6PD
Berbagai
penyakit keturunan dapat ditemukan di kalangan masyarakat, salah satunya adalah
defisiensi G6PD. Defisiensi atau kekurangan enzim G6PD merupakan salah satu
penyakit kekurangan enzim yang paling umum ditemukan, dengan spektrum gejala
meliputi hiperbilirubinemia neonatal, hemolisis akut, ataupun hemolisis kronis.
Apa itu G6PD?
G6PD
adalah akronim dari glucose-6-phosphate dehydrogenase (glukosa-6-fosfat-dehidrogenase).
Enzim ini berfungsi mereduksi nicotinamide adenine dinucleotide phosphate
(NADP) menjadi NADPH. NADPH berfungsi melindungi sel dari kerusakan oksidatif
akibat radikal bebas. Dalam keadaan normal, sel darah merah atau eritrosit
tidak dapat menghasilkan NADPH sehingga sel ini lebih rentan terkena kerusakan
oksidatif. Dengan demikian, ketidakmampuan tubuh menghasilkan enzim G6PD
mengakibatkan sel lebih mudah rusak akibat radikal bebas; termasuk eritrosit
yang lebih cepat mengalami penghancuran (hemolisis).
Apa saja gejala yang dapat ditemukan?
Sebagian
besar kasus defisiensi G6PD relatif ringan dan tidak bergejala. Gejala baru
timbul saat si penderita mengalami sakit dan mengkonsumsi obat-obatan; makan
kacang fava (kacang babi); atau setelah menghirup uap kapur barus. Pada
penderita defisiensi derajat berat, gejala pun dapat timbul tanpa faktor
pencetus.
Adapun
gejala yang terjadi timbul akibat hemolisis. Penderita mengeluhkan sakit
kepala, pusing, dan sangat kelelahan. Dapat ditemukan riwayat keluarnya urin
yang berwarna gelap seperti teh. Dari pemeriksaan fisik dokter dapat menemukan
takikardia (denyut nadi cepat), nyeri pada punggung atau abdomen, pembesaran
limpa, mata dan kulit tampak kuning (ikterik).
Daftar Obat yang harus dihindari penderita defisiensi G6PD
Obat-obat
berikut ini, apabila dikonsumsi dalam dosis berapa saja, dapat menimbulkan
hemolisis pada penderita defisiensi G6PD sehingga mutlak harus dihindari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar