A.
PERKEMBANGAN MOTORIK DAN PERSEPTUAL
Perkembangan
motorik dan perseptual sangat berperan terhadap penguasaan tugas-tugas belajar
di sekolah, sehingga perkembangannya sangat penting untuk diperhatikan.
Keterhambatan pada perkembangan motorik dan perseptual akan menyebabkan
tergadinya kesulitan belajar akademik (developmental learning disabilities)
1.
PERKEMBANGAN MOTORIK
Ganggguan
perkembangan motorik tampil dalam bentuk :
1. Gerakkan
yang melimpah (over flow movements) : Ketika ingin menggerakkan tangan kanan,
tangan kiri ikut bergerak tanpa sengaja.
2.
Kurang
koordinasi dalam aktivitas motorik : Kesulitan dalam
koordinasi motorik halus (fine motor), kurang dalam
penghayatan tubuh (body image)
3. Kurang
Pemahaman dalam hubungan keruangan atau arah : Bingung lateralisasi
(confused laterality)
4. Perilaku
dikelas yang menimbulkan keributan : Menabrak perabotan, jatuh dari
kursi, pensil atau bukunya jatuh, canggung.
Sensory motor adalah gabungan antara masukan sensasi
dengan keluaran aktivitas motorik. Perseptual motor adalah merupakan interaksi
dari berbagai macam saluran persepsi aktivitas motorik. Persepsi adalah
organisasi dan interpretasi informasi sensori,
yang munngkin kita menyadari berbagai objek dan peristiwa dengan penuh
arti.
a. Pendekatan Pendidikan Jasmani : Cratty
(ahli pendidikan jasmani)
“ aktivitas gerak dapat memberikan suatu pengalam sensori yang dapat menigkatkan prestasi belajar anak “
“ aktivitas gerak dapat memberikan suatu pengalam sensori yang dapat menigkatkan prestasi belajar anak “
Contoh Aktivitas :
1. Perhatian
anak dapat diperpanjang dengan berbagai permainan dan aktivitas jasmani dengan
harapan meningkatkan perhatian anak yang lebih lama terhadap pembelajaran
akademik.
2. Belajar
huruf dapat disajikan dalam bentuk aktivitas fisik dengan cara membuat
huruf-huruf besar dari kayu yang diletakkan dilantai. mengajak anak untuk
berjalan melewati huruf-huruf besar tersebut, atau memposisikan tubuh membentuk
huruf atau angka.
3. Aktivitas
yang melibatkan tubuh dapat menjadi sarana bagi anak hiperaktif untuk berlatih
memusatkan perhatian.
4. Kemampuan
menguasai beragam jenis permaninan dapat meningkatkan konsep diri, penerimaan
sosial oleh teman, dan kinerja akademik.
Aktivitas fisik seperti bersepeda, memainkan suatu
jenis permainan, dan menari menandai kemunculan berbagai taraf perkembangan.
Ketidakmampuan menyelesaikan aktivitas-aktivitas semacam itu mungkin kan
menimbulkan serangkaian kegagalan dalam belajar akademik.
b.
Pendekatan
Perseptual Motor Kpehart (teori learning disabilities- perceptual aspects
of learning disabilities) :
“anak yang belum memiliki pengalaman yang diperlukan untuk menginternalisasikan suatu skema dunia yang komprehensif dan konsisten, mereka belum dapat mengorganisasi suatu sistem pemrosesan informasi, dan secara motorik, perseptual, maupun kognisi mereka mengalami disintegrasi “
“anak yang belum memiliki pengalaman yang diperlukan untuk menginternalisasikan suatu skema dunia yang komprehensif dan konsisten, mereka belum dapat mengorganisasi suatu sistem pemrosesan informasi, dan secara motorik, perseptual, maupun kognisi mereka mengalami disintegrasi “
·
Anak yang mengalami
kesulitan belajar ia belum memiliki dunia perseptual motor yang mantap dan
dapat diandalkan.
·
Mereka
mengalami permasalahan dalam tugas-tugas simbolik karena mereka memiliki suatu
orientasi yang tidak memadai. Terutama tentang dimensi-dimensi keruangan dan
waktu.
Untuk menghadapi tugas-tugas simbolik, seorang anak harus memiliki kemampuan untuk melakukan observasi yang tepat mengenai ruang dan waktu, dan kaitan mereka dengan berbagai objek dan peristiwa. 3 hal yang harus dipahami :
1. Perkembangan Pola motorik
Keterampilam motorik (Motor Skill) dan Pola Motorik
(Motor Pattern) meruapak elemen yang penting. Keterampilan motorik kegiatan
motorik yang memiliki derajat ketelitian yang tinggi, tapi tujuannya adalah menampilkan suatu perbuatan
khas atau menyelesaikan suatu tujuan tertentu. Pola Motorik memungkinkan
derajat ketelitian yang lebih rendah, namun memiliki variabilitas yang tinggi.
Contoh : Melemparkan bola kesasaran tertentu adalah
keterampilan motorik, namun menggunakan keterampilan tersebut sebagai bagian
dari permainan basket adalah pola motorik.
2.
Generalisasi
Motorik
Ada 4
generalisasi yang sangat penting bagi keberhasilan belajar anak di
sekolah :
· Keseimbangan
dan menjaga sikap tubuh (balance and maintenance of posture), Anak belajar
melalui aktivitas-aktivitas sehingga ia menyadari dan menjaga hubungan antara
kekuatan dan gaya berat. Anak akan selalu bereaksi terhadap gaya grafitasional
dalam setiap situasi.
· Hubungan dan
Pelepasan (contac and release), anak mengamati ciri dan sifat
berbagai objek, dan akhirnya mengembangkan keterampilan persepsi bentuk (Form
perception), hubungan bentuk dengan latar belakang (figure and
ground relationship). Aktivitasnya adalah memegang suatu benda,
memasukkan kedalam mulut, dan akhirnya menjatuhkan. Anak akan menggunakan
konsep keras, sudut, merah dan sebagainya.
· Lokomosi
(Locomotion), memungkinkan anak mengamti hubungan antar berbagai objek dalam
ruangan melalui aktivitas gerak untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan
sekitar. Aktivitas berupa merangkak, berjalan, berlari melompat
memungkinkan anak bergerak melalui ruangan untuk menentukan sifat
ruang sekitar dan hubungannya dengan berbagai objek.
· Menerima dan
melepaskan (Revceipt and propulsion) 3 Generalisasi diatas tetap, menerima dan
melepas lebih dinamis. Anak belajar tentang gerak berbagai objek dalam ruang
melalui aktivitas motrik seperti menangkap, mendorong, menarik, dan melempar.
· Menerima (receipt)
dengan menunjuk pada aktivitas tentang anak melakukan observasi terhadap
berbagai objek yang menuju diri mereka;
· Melepas
(propolsion) dengan menunjuk aktivitas tentang anak melakukan observasi
terhadap berbagai objek yang meninggalkan diri mereka, dengan
menggabungkan berbagai gerak dan observasi tersebut anak akan
menemukan gerakan lateral pada diri mereka, atas-bawah, belakang-depan,
dan kiri-kanan. “Anak belajar tentang struktur ruang dari keempat generalisasi
tersebut.”
3.
Penyesuaian
Perseptual Motorik
Sambil memperoleh informasi melalui generalisasi
motorik, anak juga menerima informasi perseptual. Pada saat anak tidak dapat
menemikan seluruh objek secara motorik, mereka mulai belajar menemukan objek
secara persepstual. Data perseptual menjadi bermakna hanya bila data tersebut
dikaitkan dengan informasi motorik yang telah dipelajari sebelumnya. Sehingga
informasi perseptual harus disesuaikan (matched) dengan informasi motorik yang
telah dipelajari sebelumnya. Proses membandingkan dan mengumpulkan dua macam
data masukan tersebut dinamai perceptual –motor match (Kephart).
c.
Pendekatan
sensori-integrasi : ayres
Ayres
menyajikan teori belajar motorik berdasarkan perspektif tetapi akupasional yang
disebut teori sensori-integrasi (sensory-integration
theory) pada tahun 1978. Teori ini menggunakan prinsip-prinsip kompleks
fisologi otak dan resep-resep tetapi fisik khusus serta berbagai latihan yang
dirancang untuk memodifikasi fungsi otak para pasien yang menderita kelumpuhan.
Ayres telah mengaplikasikan teori dan prosedur perlakuan tersebut bagi anak
berkesulitan belajar.
1.1
STRATEGI PENGEMBANGAN MOTORIK
Strategi
pengembangan motorik mencakup 3 bidang, yaitu strategi pengembangan motorik
kasar, Strategi Pengembangan Penghayatan dan Kesadaran Tubuh, strategi
pengembangan motorik halus.
1. Strategi pengembangan motorik kasar
Bentuknya
menyangkut seluruh otot tubuh dan kemampuan menggerakkan berbagai bagian tubuh
atas perintah, mengontrol gerakan tubuh dalam hubungan dengan berbagai faktor
yang berasal dari luar dan dari dalam seperti gaya berat dan lateralisasi.
Manfaatnya adalah dengan mengembangkan kehalusan dan kelenturan, efektivitas
gerak tubuh, meningkatkan kemampuan orientasi ruang, meningkatkan kesadaran
tubuh Aktifitasnya berupa aktivitas berjalan, aktivitas Balok
Keseimbangan, dan aktivitas motorik kasar lainnya.
a.
AKTIVITAS
BERJALAN
1. Berjalan
kedepan :
Berjalan pada garis lurus atau menikung, berjalan pada lebar atau garis
sempit, berjalan pelan – berjalan cepat/lari, berjalan bersepatu – tanpa
sepatu.
2. Berjalan
Mundur :
Berjalan Mundur
3. Berjalan
Menyamping : Menyamping
ke kanan –kekiri, dengan satu kaki- menyilang kaki.
4. Berjalan
Bervariasi : Berjalan
jinjit, berjalan sambil memungut benda, berjalan sambil menjatuhkan benda
berjalan sambil memasukkan bola kekotak, berjalan dengan mata dipusatkan pada
berbagai ruangan
5. Berjalan
Meniru Hewan : Berjalan seperti
gajah, berjalan kelinci, berjalan kepiting, berjalan Bebek, berjalan cacing /
ulat.
6. Berjalan di
Bulan :
Berjalan meniru langkah-langkat astronot dibulan
7. Steppingstones : Menempatkan benda-benda
untuk pijakan kaki kanan atau kiri dengan warna atau huruf berbeda. Misalnya T
untuk kaki kanan U untuk kiri. Merah kaki kanan kuning kiri.
8. Permainan
Kotak : Dilakukan dengan dua kotak ukuran
sepatu, satu didepan satu di belakang, anak melangkah kotak depan dengan
kedua kakinya, memidahkan kotak –kotak tersebut
maju
ke depan ke garis akhir.
9. Berjalan
pada garis :
Dilakukan dengan terlebih dahulu membuat garis warna / tali warna di
lantai dengan bentuk lengkung, bentuk siku, bentuk spiral.
10. Jalan tangga :
Berjalan dianak tangga maju, mundur, atau meloncat.
b. AKTIVITAS BALOK
KESEIMBANGAN
Berupa papan datar berukuran 2×4 inci sepanjang 8 sampai 12 kaki. Dapat dibua lebar atau sempit. Meniti balok yang sempit lebih sulit dari balok yang lebar. Letaknya harus dijaga agar tidak membahayakan anak. Antara lain :
Berupa papan datar berukuran 2×4 inci sepanjang 8 sampai 12 kaki. Dapat dibua lebar atau sempit. Meniti balok yang sempit lebih sulit dari balok yang lebar. Letaknya harus dijaga agar tidak membahayakan anak. Antara lain :
1.
Berjalan ke
depan : Meminta anak berjalan kedepan
perlahan-lahan melintasi balok, berjalan dengan langkah biasa atau
cepat.
2.
Berjalan
Mundur : Berjalan mundur
perlahan-lahan melintasi balok, berjalan dengan langkah biasa atau cepat.
3.
Berjalan
Miring : Melewati
balok menyamping ke kiri atau kekanan, atau dengan satu kaki menyilang ke
kaki lain.
4.
Variasi yang
lebih kompleks, menambah dengan aktivitas memutar, mengambil benda di papan,
menjatuhkan bola kekotak, berjalan sambil menutup mata, atau berjalan
sambil memusatkan pandangan kesuatu objek.
c.
AKTIVITAS
MOTORIK KASAR LAINNYA
1.
Papan Luncur : Penggunaan papan luncur dapat
dilakukan denga telungkup, jongkok atau berdiri.
2.
Stan-up : Menyuruh anak berjongkok di
lantai, kemudian diminta bersdiri, jongkok dan berdiri lagi secara
berulang-ulang.
3.
Meloncat : Telapak kaki terpisah satu sama lain,
sambil tangan diangkat keatas kepala,Variasi dapat dibuat dengan meloncat
membuat seperempat putaran , setengah putaran, meloncat kekiri dan
kekanan, kebarat ke timur dsb.
4.
Melambung : Dilakukan diatas trampolin,
bedspring, mattres atau diatas ban truk besar (ban dalam).
5.
Lari Cepat
Bertahap :
Lari cepat diiringi oleh tepuk tangan atau musik ritmik, dan kecepatan
dapat diubah-ubah dari lambat ke cepat atau dari cepat ke lambat.
6.
Permainan
Simpai : Permainan simpai
dapat dilakukan dengan berbagai ukuran. Simpai diputar pada tangan, kaki
pinggang dan sebagainya.
2.
Strategi
Pengembangan Penghayatan dan Kesadaran Tubuh
Pengembangan
penghayatan tubuh dapat dilakukan untuk tujuan meningkatkan penghayatan
yang akurat tentang letak bagian-bagian tubuh dan fungsi mereka. Satrategi ini
mencakup Bentuk dan Aktivitas:
1.
Menunjuk
Bagian Tubuh :
Akan lebih sukar dilakukan dengan mata tertutup., dan mengikuti pola ritmik
tertentu. Bagian yang ditunjuk dapat mencakup : hidung, siku kanan,
pergelangan kaki kiri, dll
2. Permainan
Puzzle : Bentuk
hewan dan manusia akan meningkatkan pemahaman tentang fungsi tubuh.
3.
Mencari
bagian yang hilang :
Menggunakan gambar orang atau hewan yang bagian-bagian tubuhnya
dihilangkan.
4.
Menggambar
seukuran tubuh : Meminta anak
tergeletak dilantai yang dialasi selembar kertas lebar.
Diatas kertas melakukan tracing sekitar tubuh,
dan selanjutnya mewarnai pakaian dan sebagainya dapat
menjadi saran penghayatan dan kesadaran aktivitas tubuh.
5.
Meraba
perbagai bagian tubuh
6.
Permainan
pantomim
7.
Mengikuti
perintah
: Meletakkan tangan kiri
diatas mata kanan, Tangan kanan diatas pundak kiri, Meletakkan tangan
kanan didepan tangan kiri, memutar kekanan, berjalan dua langkah kekiri
kemudian memutar kekiri dan sebagainya.
8.
Membuat
Estimasi
: Meminta anak memperkirakan banyaknya langkah yang akan dibuat
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
9.
Ekspresi
Wajah
10. Aktivitas
Air :
Dilakukan di kolam renang dengan mengapung dipermukaan air, meluncur,
dan berenang merupakan pengembangan motorik yang sangat
baik.
3. Strategi Pengembangan Motorik Halus
Strategi pengembangan motorik halus dapat dilakukan
dengan beberapa cara, bentuk dan aktivitasnya berupa :
1.
Melempar,
dilakukan dengan bola berbagai ukuran dan arah lemparan dari gurua ke anak,
atau sasaran tertentu.
2.
Menangkap
dengan cara menangkap bola kain, bola plastik yang kurang memantul.
3.
Bermain
Bola, setelah anak terampil baru menggunakan bola dengan berbagai ukuran.
4.
Bermain Ban
Dalam, digunakan untuk latihan menggelinding dan menangkap.
5.
Aktivitas
Koordinasi mata dan Tangan, Menghubungkan dua titik yang berjauhan, mengarsir
gambar, mewarnai dsb.
6.
Menjiplak
(Tracing I)
7.
Menggunting,
dengan beberapa teknik yaitu menggunting lurus ditepi kertas, menggunting lurus
ditengah kertas. Memotong bentuk- bentuk geometri seperti bujur sangkar, empat
persegi panjang, segi tiga, dsb.
8.
Menempel
9.
Melipat
3. PERKEMBANGAN
PERSEPSI
Pesepsi
adalah batasan yang digunakan pada proses memahami dan menginterpretasikan
informasi sensori, atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna dari data yang
diterima oleh berbagai indera.
Persepsi
merupakan suatu keterampilan yang dipelajari, maka proses pengajaran dapat
memberikan dampak langsung terhadap kecakapan perseptual.
Persepsi yang memiliki
Impilkasi bagi pengajaran anak dengan menggunakan konsep :
a. Modalitas – perseptual (perceptual
modality concept).
kesukaan belajar melalui
indera disebut dengan gaya belajar (learning styles), atau modalitas anak
dalam belajar, yaitu :
1.
Melalui
pendengaran (tipe auditif)
2.
Melalui
penglihatan (tipe visual)
3.
Melalui
perabaan (tipe taktil)
4.
Melalui
gerak (tipe kinestetik)
Untuk
mengetahui metode pembelajaran yang tepat pada masing-masing anak, guru harus
mengetahui kekuatan kelemahan modalitas anak.
Ada 3 alternatif metoda pembelajaran :
·
memperkuat
modalitas yang lemah
·
mengajar
melalui keseluruhan modalitas
·
mengabungkan
kedua metoda tersebut.
b. Sistem perseptual bermuatan lebih (overload
–perceptual system)
Sistem
perseptual bermuatan lebih berarti bahwa penerimaan informasi dari suatu
modalitas mengganggu informasi yang sedang datang dari modalitas lain.
Ketidakmampuan menerima dan memproses data yang masuk secara berlebihan
tersebut mungkin menyebabkan otak menjadi mogok, berbagai gejala dapat terjadi :
1.
Berupa
kebingungan
2.
Kemiskinan
ingatan
3.
Kemunduran
4.
Menolak
tugas
5.
Kekurangperhatian
6.
Tempertantrum
Ada beberapa
jenis persepsi, yaitu persepsi auditoris, persepsi visual, serta persepsi
taktil dan kinestetik. Berbagai jenis persepsi tersebut memiliki kaitan yang
sangat erat dengan belajar akademik. Terjadinya gangguan pada salah satu jenis
persepsi tersebut dapat menimbulkan masalah belajar.
2.1
STRATEGI PENGEMBANGAN PERSEPSI
Ada 4 pengembangan persepsi yang penting untuk dikembangkan yaitu Persepsi Visual, Persepsi Auditoris, Persepsi Heptik, Integrasi Sistem Perseptual.
Ada 4 pengembangan persepsi yang penting untuk dikembangkan yaitu Persepsi Visual, Persepsi Auditoris, Persepsi Heptik, Integrasi Sistem Perseptual.
1. Strategi
Pengembangan Persepsi Visual
Persepsi visual merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk belajar akademik. Lima fungsi persepsi visual :
Persepsi visual merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk belajar akademik. Lima fungsi persepsi visual :
1. Koordinasi
Visual Motor (Visual-Motor Coordination)
2. Persepsi
Figure-ground ( Figure Ground Perception)
3. Ketetapan
perseptual (Perceptual Constancy)
4. Persepsi
posisi dalam ruang (perceptio of position in space)
5. Persepsi
Hubungan Keruangan (Perception of Spatial relationships)
Ada 3 tugas
diskriminasi visual yang memberikan sumbangan terbesar dalam prdiksi yaitu :
·
Kemampuan
membaca huruf dan angka
·
Kemampuan
menyalin bentuk geometris
·
Kemampuan
memasangkan kata-kata tertulis
Beberapa
strategi yang dirancang untuk mengembangkan persepsi visual yaitu :
1.
Papan Pasak
(pegboard design) yaitu anak membuat pola-pola geometrik berwarna diatas papan
dengan pasak-pasak berwarna
2.
Papan Bentuk
(block design) yaitu anak memasang bentuk-bentuk geometrik diatas papan
bentuk atau menyalin bentuk-bentuk tsb diatas kertas.
3.
Menemukan
gambar-gambar bentuk yang sama yaitu anak diminta menemukan bentuk-bentuk yang
sama, misalnya menemukan semua gambar yang berbentuk bulat, segi tiga,
dan sebagainya.
4.
Puzzle
yaitu bermain puzzle berbentuk orang, binatang, bentuk geometri, angka
huruf dll.
5.
Klasifikasi
yaitu berikan pada anak bentuk geometri dalam berbagai ukuran dan
warna, kemudian anak diminta mengklasifikasikan bentuk-bentuk
tersebut menurut ukuran atau warna.
6.
Domino,
dimana anak diminta memasangkan bentu-bentuk yang sama atau titik yang
sama.
7.
Permainan
Kartu, anak diminta memasangkan berdasarkan pasangan gambar, angka dan
jumlah.
8.
Huruf dan
Angka , anak diminta memasangkan, mengelompokkan, atau mewarnai bentuk angka
atau huruf.
9.
Menemukan
bagian yang hilang, gunakan gambar dari majalah dan potongan bagian-bagian fungsional
dari gambar-gambar tersebut dan anak diminta mengisi bagian gambar yang hilang
tersebut.
10. Persepsi
visual kata-kata, ajak anak memilih, mengelompokkan, atau mewarnai kata-kata
tertulis.
2. Strategi
Pengebangan Persepsi Auditoris
Pengembangan fungsi auditoris untuk kemampuan belajar akademik adalah Sensitivitas auditoris terhadap bunyi, Mengikuti pola bunyi, Diskriminasi bunyi, Kesadaran fonem atau bunyi huruf.
Pengembangan fungsi auditoris untuk kemampuan belajar akademik adalah Sensitivitas auditoris terhadap bunyi, Mengikuti pola bunyi, Diskriminasi bunyi, Kesadaran fonem atau bunyi huruf.
1. Sensitivitas auditoris terhadap
bunyi
Aktivitas mendengarkan bunyi atau mengidentifikasikan bunyi, materi dan aktivitasnya adalah merekam bunyi-bunyian. Contohnya bunyi makanan yang diiris atau dimakan, bunyi kerikil, kapur, atau kacang yang dijatuhkan ke dalam kotak. Menutup mata anak dan memusatkan pendengaran mereka keberbagai bunyi yang ada disekitar mereka, seperti bunyi pesawat, mobil, binatang, dll.
Aktivitas mendengarkan bunyi atau mengidentifikasikan bunyi, materi dan aktivitasnya adalah merekam bunyi-bunyian. Contohnya bunyi makanan yang diiris atau dimakan, bunyi kerikil, kapur, atau kacang yang dijatuhkan ke dalam kotak. Menutup mata anak dan memusatkan pendengaran mereka keberbagai bunyi yang ada disekitar mereka, seperti bunyi pesawat, mobil, binatang, dll.
a. Mengikuti
Pola Bunyi
Membuat bunyi-bunyian dari jauh yang berpola lambat, cepat, lambat, lambat, cepat, cepat,cepat, lambat dan seterusnya. Materi dan aktivitasnya berupa bunyi dibuat dari tepukan tangan, drum, atau melambungkan bola ke lantai. Mata anak ditutup dan ia diminta mengikuti pola bunyi yang dibuat guru dari jauh.
Membuat bunyi-bunyian dari jauh yang berpola lambat, cepat, lambat, lambat, cepat, cepat,cepat, lambat dan seterusnya. Materi dan aktivitasnya berupa bunyi dibuat dari tepukan tangan, drum, atau melambungkan bola ke lantai. Mata anak ditutup dan ia diminta mengikuti pola bunyi yang dibuat guru dari jauh.
b. Diskriminasi
Bunyi
Membedakan bunyi jauh – dekat; lemah – kuat; tinggi – rendah. Materi dan aktivitasnya berupa
Membedakan bunyi jauh – dekat; lemah – kuat; tinggi – rendah. Materi dan aktivitasnya berupa
·
Bunyi Jauh –
Dekat; Menutup mata mendengarkan bunyi jauh atau dekat.
·
Bunyi keras
– lemah; Menutup mata mendengarkan pada anak bunyi keras dan lemah, dan diminta
untuk membedakannya.
·
Bunyi
tinggi-rendah; Mendengarkan bunyi piano atau orgen, anak diminta menirukan atau
membedakan nada-nada yang keluar.
c.
Kesadaran Fonem atau Bunyi Huruf
Kemampuan untuk mengenal konsonan awal (initial consonant), materi dan Aktivitas:
Kemampuan untuk mengenal konsonan awal (initial consonant), materi dan Aktivitas:
·
Menyebutkan
kata “mama” dari sekelompok kata anak, bapak, makan, mandi, dan paman.
·
Meminta anak
mencari kata-kata yang dimulai dengan huruf seperti “Toni”
·
Mencari
gambar yang namanya dimulai dengan huruf T dll.
3. Strategi
Pemngembangan Persepsi Heptik (Taktil dan Kinestetik)
Pengembangan heptik dapat dilakukan dengan berbagai cara, materi dan aktivitasnya berupa:
Pengembangan heptik dapat dilakukan dengan berbagai cara, materi dan aktivitasnya berupa:
· Merasakan
bermacam-macam tekstur, meraba kayu licin, metal, ampelas, buku, dan karet
busa.
· Papan raca
(touch board), dibuat dari potongan-potongan kecil kayu yang permukaannya
berbeda-beda Anak diminta membedakan dan memasangkan potongan
kayu tersebut sesuai dengan permukaan mereka.
· Merasakan
bentuk, membedakan berbagai bentuk geometrik melalui rabaan
· Merasakan
temperatur, memegang dan membedakan suhu botol-botol kecil yang diisi air
dingin, hangat, dan panas.
· Merasakan
bobot, membedakan berat beberapa benda.
· Mencium bau
, membedakaan bau cengkeh, cuka, kayu manis, dsb.
· Menjiplak
pola ,menjiplak bentuk huruf dan angka
4. Strategi
untuk mengembangkan Integrasi Sistem Perseptual
Banyak anak yang kesulitan belajar karena tidak dapat melakukan transfer informasi dari suatu sistem perseptual ke sistem perseptual yang lain. Transfer informasi yang mencakup integrasi dan aktivitas :
Banyak anak yang kesulitan belajar karena tidak dapat melakukan transfer informasi dari suatu sistem perseptual ke sistem perseptual yang lain. Transfer informasi yang mencakup integrasi dan aktivitas :
·
Visual ke
Auditoris, meminta anak melihat suatu pola titik-titik dan
garis-garis; kemudian menyuruh anak meniru pola tersebut dalam bentuk ritmis
pada drum.
·
Auditoris ke
Visual, meminta anak mendengarkan irama ritmis dan memilih salah
satu pola visual titik dan garis yang sesuai dari beberapa pilihan.
·
Auditois
ke Motorvisual, mendengar irama ritmis dan mengalihkan pada visual dengan
menulis pasangan titik dan garis.
·
Auditoris –
verbal ke motor, memerintah anak untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu
·
Taktil
–Visualmotor, meraba bentuk dan menggambarkan bentuk
·
Auditoris ke
Visual, mendengar bunyi benda dan menunjukkan gambarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar