Senin, 10 Februari 2014

Gangguan Perkembangan Motorik Dan Perceptual Yaitu Pada Strategi Perkembangan Motorik Dan Persepsi



A.   PERKEMBANGAN  MOTORIK DAN PERSEPTUAL
Perkembangan motorik dan perseptual sangat berperan terhadap penguasaan tugas-tugas belajar di sekolah, sehingga perkembangannya sangat penting untuk diperhatikan. Keterhambatan pada perkembangan motorik dan perseptual akan menyebabkan tergadinya kesulitan belajar akademik (developmental learning disabilities)

1.      PERKEMBANGAN  MOTORIK
Ganggguan perkembangan motorik tampil dalam bentuk :
1.      Gerakkan yang melimpah (over flow movements) : Ketika ingin menggerakkan tangan kanan, tangan kiri ikut    bergerak tanpa sengaja.
2.      Kurang koordinasi dalam aktivitas motorik    : Kesulitan dalam koordinasi motorik halus (fine motor), kurang     dalam penghayatan tubuh (body image)
3.      Kurang Pemahaman  dalam hubungan keruangan atau arah : Bingung lateralisasi (confused laterality)
4.      Perilaku dikelas yang menimbulkan keributan  : Menabrak perabotan, jatuh dari kursi,  pensil atau bukunya jatuh, canggung.

Sensory motor adalah gabungan antara masukan sensasi dengan keluaran aktivitas motorik. Perseptual motor adalah merupakan interaksi dari berbagai macam saluran persepsi aktivitas motorik. Persepsi adalah organisasi dan interpretasi informasi sensori,  yang munngkin kita menyadari berbagai objek dan peristiwa dengan penuh arti.

a.      Pendekatan Pendidikan Jasmani : Cratty (ahli pendidikan jasmani)
“ aktivitas gerak dapat memberikan suatu pengalam sensori yang dapat menigkatkan prestasi belajar anak “
Contoh Aktivitas :
1.      Perhatian anak dapat diperpanjang dengan berbagai permainan dan aktivitas jasmani dengan harapan meningkatkan perhatian anak yang lebih lama terhadap pembelajaran akademik.
2.      Belajar huruf dapat disajikan dalam bentuk aktivitas fisik dengan cara membuat huruf-huruf besar dari kayu yang diletakkan dilantai. mengajak anak untuk berjalan melewati huruf-huruf besar tersebut, atau memposisikan tubuh membentuk huruf atau angka.
3.      Aktivitas yang melibatkan tubuh dapat menjadi sarana bagi anak hiperaktif untuk berlatih memusatkan perhatian.
4.      Kemampuan menguasai beragam jenis permaninan dapat meningkatkan konsep diri, penerimaan sosial oleh teman, dan kinerja akademik.
Aktivitas fisik seperti bersepeda, memainkan suatu jenis permainan, dan menari menandai kemunculan berbagai taraf perkembangan. Ketidakmampuan menyelesaikan aktivitas-aktivitas semacam itu mungkin kan menimbulkan serangkaian kegagalan dalam belajar akademik.

b.      Pendekatan Perseptual Motor Kpehart (teori learning disabilities- perceptual aspects  of learning disabilities) :
“anak yang belum memiliki pengalaman yang diperlukan untuk menginternalisasikan suatu skema dunia yang komprehensif  dan konsisten, mereka belum dapat mengorganisasi suatu sistem pemrosesan informasi, dan secara motorik, perseptual, maupun kognisi mereka mengalami disintegrasi “
·         Anak yang mengalami kesulitan belajar ia belum memiliki dunia perseptual motor yang mantap dan dapat diandalkan.
·         Mereka mengalami permasalahan dalam tugas-tugas simbolik karena mereka memiliki suatu orientasi yang tidak memadai. Terutama tentang dimensi-dimensi keruangan dan waktu.

Untuk menghadapi tugas-tugas simbolik,  seorang anak harus memiliki kemampuan untuk melakukan observasi yang tepat  mengenai ruang dan waktu, dan kaitan mereka dengan berbagai objek dan peristiwa. 3 hal yang harus dipahami :

1.      Perkembangan Pola motorik
Keterampilam motorik (Motor Skill) dan Pola Motorik (Motor Pattern) meruapak elemen yang penting. Keterampilan motorik kegiatan motorik yang memiliki derajat ketelitian yang tinggi,  tapi tujuannya adalah menampilkan suatu perbuatan khas atau menyelesaikan suatu tujuan tertentu. Pola Motorik memungkinkan derajat ketelitian yang lebih rendah, namun memiliki variabilitas yang tinggi.
Contoh : Melemparkan bola kesasaran tertentu adalah keterampilan motorik, namun menggunakan keterampilan tersebut sebagai bagian dari permainan basket adalah pola motorik.

2.      Generalisasi Motorik
Ada 4 generalisasi yang sangat penting bagi  keberhasilan belajar anak di sekolah :
·         Keseimbangan dan menjaga sikap tubuh (balance and maintenance of posture), Anak belajar melalui aktivitas-aktivitas sehingga ia menyadari dan menjaga hubungan antara kekuatan dan gaya berat. Anak akan selalu bereaksi terhadap gaya grafitasional dalam setiap situasi.
·         Hubungan dan Pelepasan (contac and release),    anak mengamati ciri dan sifat berbagai objek, dan akhirnya mengembangkan keterampilan persepsi bentuk (Form perception),     hubungan bentuk dengan latar belakang (figure and ground relationship).  Aktivitasnya adalah  memegang suatu benda, memasukkan kedalam mulut, dan akhirnya menjatuhkan.  Anak akan menggunakan konsep keras, sudut, merah dan sebagainya.
·         Lokomosi (Locomotion), memungkinkan anak mengamti hubungan antar berbagai objek dalam ruangan melalui aktivitas gerak untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sekitar.  Aktivitas berupa merangkak, berjalan, berlari melompat memungkinkan anak bergerak melalui ruangan untuk menentukan sifat    ruang sekitar dan hubungannya dengan berbagai objek.
·         Menerima dan melepaskan (Revceipt and propulsion) 3 Generalisasi diatas tetap, menerima dan melepas lebih dinamis. Anak belajar tentang gerak berbagai objek dalam ruang melalui aktivitas motrik seperti menangkap, mendorong, menarik, dan melempar.
·         Menerima (receipt) dengan menunjuk pada aktivitas tentang anak melakukan observasi terhadap berbagai objek yang  menuju diri mereka;
·         Melepas (propolsion) dengan menunjuk aktivitas  tentang anak melakukan observasi terhadap berbagai objek yang  meninggalkan diri mereka,  dengan menggabungkan berbagai gerak dan observasi   tersebut anak akan menemukan  gerakan lateral pada diri mereka, atas-bawah, belakang-depan, dan kiri-kanan. “Anak belajar tentang struktur ruang dari keempat generalisasi tersebut.”
3.      Penyesuaian Perseptual Motorik
Sambil memperoleh informasi melalui generalisasi motorik, anak juga menerima informasi perseptual. Pada saat anak tidak dapat menemikan seluruh objek secara motorik, mereka mulai belajar menemukan objek secara persepstual. Data perseptual menjadi bermakna hanya bila data tersebut dikaitkan dengan informasi motorik yang telah dipelajari sebelumnya. Sehingga informasi perseptual harus disesuaikan (matched) dengan informasi motorik yang telah dipelajari sebelumnya. Proses membandingkan dan mengumpulkan dua macam data masukan tersebut dinamai perceptual –motor match (Kephart).
c.       Pendekatan sensori-integrasi : ayres
Ayres menyajikan teori belajar motorik berdasarkan perspektif tetapi akupasional yang disebut teori sensori-integrasi (sensory-integration theory) pada tahun 1978. Teori ini menggunakan prinsip-prinsip kompleks fisologi otak dan resep-resep tetapi fisik khusus serta berbagai latihan yang dirancang untuk memodifikasi fungsi otak para pasien yang menderita kelumpuhan. Ayres telah mengaplikasikan teori dan prosedur perlakuan tersebut bagi anak berkesulitan belajar.

1.1            STRATEGI   PENGEMBANGAN   MOTORIK
Strategi pengembangan motorik mencakup 3 bidang, yaitu strategi pengembangan motorik kasar, Strategi Pengembangan Penghayatan dan Kesadaran Tubuh, strategi pengembangan motorik halus.
1.      Strategi pengembangan motorik kasar
            Bentuknya  menyangkut seluruh otot tubuh dan kemampuan menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah, mengontrol gerakan tubuh dalam hubungan dengan berbagai faktor yang berasal dari luar dan dari dalam seperti gaya berat dan lateralisasi. Manfaatnya adalah dengan mengembangkan kehalusan dan kelenturan, efektivitas gerak tubuh, meningkatkan kemampuan orientasi ruang, meningkatkan kesadaran tubuh Aktifitasnya berupa aktivitas berjalan,  aktivitas Balok Keseimbangan, dan aktivitas motorik kasar lainnya.
a.      AKTIVITAS   BERJALAN
1.      Berjalan kedepan              :  Berjalan pada garis lurus atau menikung,  berjalan pada lebar atau garis sempit,  berjalan pelan – berjalan cepat/lari, berjalan bersepatu – tanpa sepatu.
2.      Berjalan Mundur               :  Berjalan Mundur
3.      Berjalan Menyamping       :  Menyamping ke kanan –kekiri, dengan satu kaki- menyilang kaki.
4.      Berjalan Bervariasi            :  Berjalan jinjit, berjalan sambil memungut benda, berjalan sambil menjatuhkan benda berjalan sambil memasukkan bola kekotak, berjalan dengan mata dipusatkan pada berbagai ruangan
5.      Berjalan Meniru Hewan    :  Berjalan seperti gajah, berjalan kelinci, berjalan kepiting, berjalan Bebek, berjalan cacing / ulat.
6.      Berjalan di Bulan              : Berjalan meniru langkah-langkat astronot dibulan
7.      Steppingstones                  : Menempatkan benda-benda untuk pijakan kaki kanan atau kiri dengan warna atau huruf berbeda. Misalnya T untuk kaki kanan U untuk kiri. Merah kaki kanan kuning kiri.
8.      Permainan Kotak  : Dilakukan dengan dua kotak ukuran sepatu, satu didepan satu di belakang, anak melangkah kotak depan dengan kedua kakinya, memidahkan kotak –kotak tersebut maju                                        ke depan ke garis akhir.
9.      Berjalan pada garis            :   Dilakukan dengan terlebih dahulu membuat garis warna / tali warna di lantai  dengan   bentuk lengkung, bentuk siku, bentuk spiral.
10.  Jalan tangga                      :  Berjalan dianak tangga  maju, mundur, atau meloncat.

b.      AKTIVITAS  BALOK  KESEIMBANGAN
Berupa papan datar berukuran 2×4 inci sepanjang 8 sampai 12 kaki. Dapat dibua lebar atau sempit. Meniti balok yang sempit lebih sulit dari balok yang lebar. Letaknya harus dijaga agar tidak membahayakan anak. Antara lain :
1.      Berjalan ke depan : Meminta anak berjalan kedepan perlahan-lahan melintasi balok, berjalan dengan langkah   biasa atau cepat.
2.      Berjalan Mundur               : Berjalan mundur perlahan-lahan melintasi balok, berjalan dengan langkah biasa atau cepat.
3.      Berjalan Miring                 : Melewati balok menyamping ke kiri atau kekanan, atau dengan satu kaki menyilang ke kaki   lain.
4.      Variasi yang lebih kompleks, menambah dengan aktivitas memutar, mengambil benda di papan, menjatuhkan bola  kekotak, berjalan sambil menutup mata, atau berjalan sambil memusatkan pandangan kesuatu  objek.

c.       AKTIVITAS  MOTORIK  KASAR LAINNYA
1.      Papan Luncur        : Penggunaan papan luncur dapat dilakukan denga telungkup, jongkok atau berdiri.
2.      Stan-up                  : Menyuruh anak berjongkok di lantai, kemudian diminta bersdiri,  jongkok dan berdiri lagi  secara berulang-ulang.
3.      Meloncat   : Telapak kaki terpisah satu sama lain, sambil tangan diangkat keatas kepala,Variasi dapat dibuat dengan meloncat membuat seperempat putaran , setengah putaran,  meloncat kekiri dan kekanan, kebarat ke timur dsb.
4.      Melambung           : Dilakukan diatas trampolin, bedspring, mattres atau diatas ban truk besar (ban dalam).
5.      Lari Cepat Bertahap          : Lari  cepat diiringi oleh tepuk tangan atau musik ritmik, dan kecepatan dapat diubah-ubah dari lambat ke cepat atau dari cepat ke lambat.
6.      Permainan Simpai             : Permainan simpai dapat dilakukan dengan berbagai ukuran. Simpai diputar pada tangan, kaki pinggang dan sebagainya.

2.      Strategi Pengembangan Penghayatan dan Kesadaran Tubuh
Pengembangan penghayatan tubuh dapat dilakukan  untuk tujuan meningkatkan penghayatan yang akurat tentang letak bagian-bagian tubuh dan fungsi mereka. Satrategi ini mencakup Bentuk dan Aktivitas:
1.      Menunjuk Bagian Tubuh                          :  Akan lebih sukar dilakukan dengan mata tertutup., dan mengikuti pola ritmik tertentu. Bagian yang ditunjuk dapat mencakup : hidung, siku kanan, pergelangan  kaki kiri, dll
2.      Permainan Puzzle                          : Bentuk hewan dan manusia akan meningkatkan pemahaman tentang fungsi tubuh.
3.      Mencari bagian yang hilang                      :  Menggunakan gambar orang atau hewan  yang bagian-bagian tubuhnya dihilangkan.
4.      Menggambar seukuran tubuh        :  Meminta anak tergeletak dilantai yang dialasi selembar kertas lebar. Diatas      kertas melakukan tracing sekitar tubuh, dan selanjutnya mewarnai pakaian dan     sebagainya dapat menjadi saran penghayatan dan kesadaran aktivitas tubuh.
5.      Meraba perbagai bagian tubuh
6.      Permainan pantomim
7.      Mengikuti perintah                                       :  Meletakkan tangan kiri diatas mata kanan, Tangan kanan diatas pundak kiri,  Meletakkan tangan kanan didepan   tangan kiri, memutar kekanan, berjalan dua langkah kekiri kemudian memutar kekiri dan sebagainya.
8.      Membuat Estimasi                       :  Meminta anak memperkirakan banyaknya langkah yang akan dibuat untuk  mencapai   suatu tujuan tertentu.
9.      Ekspresi Wajah
10.  Aktivitas Air                                                :  Dilakukan di kolam renang dengan mengapung dipermukaan air, meluncur, dan     berenang merupakan pengembangan motorik yang sangat baik.

3.   Strategi Pengembangan Motorik Halus
Strategi pengembangan motorik halus dapat dilakukan dengan beberapa cara,  bentuk dan aktivitasnya berupa :
1.      Melempar, dilakukan dengan bola berbagai ukuran dan arah lemparan dari gurua ke anak, atau sasaran  tertentu.
2.      Menangkap dengan cara menangkap bola kain, bola plastik yang kurang memantul.
3.      Bermain Bola,  setelah anak terampil baru menggunakan bola dengan berbagai ukuran.
4.      Bermain Ban Dalam, digunakan untuk  latihan menggelinding dan menangkap.
5.      Aktivitas Koordinasi mata dan Tangan, Menghubungkan dua titik yang berjauhan, mengarsir gambar, mewarnai dsb.
6.      Menjiplak (Tracing I)
7.      Menggunting, dengan beberapa teknik yaitu menggunting lurus ditepi kertas, menggunting lurus ditengah kertas. Memotong bentuk- bentuk geometri seperti bujur sangkar, empat persegi panjang, segi tiga, dsb.
8.      Menempel
9.      Melipat

3.     PERKEMBANGAN   PERSEPSI
Pesepsi adalah batasan yang digunakan pada proses memahami dan menginterpretasikan informasi sensori, atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna dari data yang diterima oleh berbagai indera.
Persepsi merupakan suatu keterampilan yang dipelajari, maka proses pengajaran dapat memberikan dampak langsung terhadap kecakapan perseptual.
Persepsi  yang memiliki Impilkasi bagi pengajaran anak dengan menggunakan konsep :
a.      Modalitas – perseptual (perceptual modality concept).
kesukaan belajar melalui indera  disebut dengan gaya belajar (learning styles), atau modalitas anak dalam belajar, yaitu :
1.      Melalui pendengaran (tipe auditif)
2.      Melalui penglihatan (tipe visual)
3.      Melalui perabaan (tipe taktil)
4.      Melalui gerak (tipe kinestetik)
Untuk mengetahui metode pembelajaran yang tepat pada masing-masing anak, guru harus mengetahui kekuatan kelemahan modalitas anak.
Ada 3 alternatif metoda pembelajaran :
·         memperkuat modalitas yang lemah
·         mengajar melalui keseluruhan modalitas
·         mengabungkan kedua metoda tersebut.

b.      Sistem perseptual bermuatan lebih (overload –perceptual system)
Sistem perseptual bermuatan lebih berarti bahwa penerimaan informasi dari suatu modalitas mengganggu informasi yang sedang datang dari modalitas lain. Ketidakmampuan menerima dan memproses data yang masuk secara berlebihan tersebut mungkin menyebabkan otak menjadi mogok,  berbagai gejala dapat terjadi :
1.      Berupa kebingungan
2.      Kemiskinan ingatan
3.      Kemunduran
4.      Menolak tugas
5.      Kekurangperhatian
6.      Tempertantrum

Ada beberapa jenis persepsi, yaitu persepsi auditoris, persepsi visual, serta persepsi taktil dan kinestetik. Berbagai jenis persepsi tersebut memiliki kaitan yang sangat erat dengan belajar akademik. Terjadinya gangguan pada salah satu jenis persepsi tersebut dapat menimbulkan masalah belajar.
2.1            STRATEGI  PENGEMBANGAN  PERSEPSI
Ada 4 pengembangan persepsi yang penting untuk dikembangkan yaitu Persepsi Visual, Persepsi Auditoris, Persepsi Heptik, Integrasi Sistem Perseptual.

1.      Strategi Pengembangan Persepsi Visual
Persepsi visual merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk belajar akademik. Lima fungsi persepsi visual :
1.      Koordinasi Visual Motor (Visual-Motor Coordination)
2.      Persepsi Figure-ground ( Figure Ground Perception)
3.      Ketetapan perseptual (Perceptual Constancy)
4.      Persepsi posisi dalam ruang (perceptio of position in space)
5.      Persepsi Hubungan Keruangan (Perception of Spatial relationships)

Ada 3 tugas diskriminasi visual yang memberikan sumbangan terbesar dalam prdiksi yaitu :
·         Kemampuan membaca huruf dan angka
·         Kemampuan menyalin bentuk geometris
·         Kemampuan memasangkan kata-kata tertulis

Beberapa strategi yang dirancang untuk mengembangkan persepsi visual yaitu :

1.      Papan Pasak (pegboard design) yaitu anak membuat pola-pola geometrik berwarna diatas papan dengan pasak-pasak berwarna
2.      Papan Bentuk (block design) yaitu anak memasang bentuk-bentuk geometrik diatas  papan bentuk atau menyalin bentuk-bentuk tsb diatas kertas.
3.      Menemukan gambar-gambar bentuk yang sama yaitu anak diminta menemukan bentuk-bentuk yang sama, misalnya menemukan semua  gambar yang berbentuk bulat, segi tiga, dan sebagainya.
4.      Puzzle   yaitu bermain puzzle berbentuk orang, binatang,  bentuk geometri, angka huruf   dll.
5.      Klasifikasi   yaitu berikan pada anak bentuk geometri dalam berbagai ukuran dan warna, kemudian anak diminta mengklasifikasikan bentuk-bentuk tersebut  menurut ukuran atau warna.
6.      Domino, dimana anak diminta memasangkan bentu-bentuk yang sama  atau titik yang sama.
7.      Permainan Kartu, anak diminta memasangkan  berdasarkan pasangan gambar, angka dan jumlah.
8.      Huruf dan Angka , anak diminta memasangkan, mengelompokkan, atau mewarnai bentuk angka atau huruf.
9.      Menemukan bagian yang hilang, gunakan gambar dari majalah dan potongan bagian-bagian fungsional dari gambar-gambar tersebut dan anak diminta mengisi bagian gambar yang hilang tersebut.
10.  Persepsi visual kata-kata, ajak anak memilih, mengelompokkan, atau mewarnai kata-kata tertulis.

2.      Strategi Pengebangan Persepsi Auditoris
Pengembangan fungsi auditoris untuk kemampuan belajar akademik adalah Sensitivitas auditoris terhadap bunyi, Mengikuti pola bunyi, Diskriminasi bunyi, Kesadaran fonem atau bunyi huruf.
1.      Sensitivitas auditoris terhadap bunyi
Aktivitas mendengarkan bunyi atau mengidentifikasikan bunyi, materi dan aktivitasnya adalah merekam bunyi-bunyian.  Contohnya bunyi makanan yang diiris atau dimakan, bunyi kerikil, kapur, atau kacang yang dijatuhkan ke dalam kotak.   Menutup mata anak dan memusatkan pendengaran mereka keberbagai bunyi yang ada disekitar mereka, seperti bunyi  pesawat, mobil, binatang, dll.
a.      Mengikuti Pola Bunyi
Membuat bunyi-bunyian dari jauh yang berpola lambat, cepat, lambat, lambat, cepat, cepat,cepat, lambat dan seterusnya. Materi dan aktivitasnya berupa bunyi dibuat dari  tepukan tangan, drum, atau melambungkan bola ke lantai.    Mata anak ditutup dan ia diminta mengikuti pola  bunyi yang dibuat guru dari jauh.
b.      Diskriminasi Bunyi
Membedakan bunyi jauh – dekat; lemah – kuat; tinggi – rendah. Materi dan aktivitasnya berupa
·         Bunyi Jauh – Dekat; Menutup mata mendengarkan bunyi jauh atau dekat.
·         Bunyi keras – lemah; Menutup mata mendengarkan pada anak bunyi keras dan lemah, dan diminta untuk         membedakannya.
·         Bunyi tinggi-rendah; Mendengarkan bunyi piano atau orgen, anak diminta menirukan atau membedakan nada-nada  yang keluar.
c.       Kesadaran Fonem atau Bunyi Huruf
Kemampuan untuk mengenal konsonan awal (initial consonant), materi dan Aktivitas:
·         Menyebutkan kata “mama” dari sekelompok kata anak, bapak, makan, mandi, dan paman.
·         Meminta anak mencari kata-kata yang dimulai dengan huruf seperti “Toni”
·         Mencari gambar yang namanya dimulai dengan huruf T dll.

3.      Strategi Pemngembangan Persepsi Heptik (Taktil dan Kinestetik)
Pengembangan heptik dapat dilakukan dengan berbagai cara,  materi dan  aktivitasnya berupa:
·         Merasakan bermacam-macam tekstur, meraba kayu licin, metal, ampelas, buku, dan karet busa.
·         Papan raca (touch board), dibuat dari potongan-potongan kecil kayu yang permukaannya berbeda-beda Anak diminta membedakan dan memasangkan   potongan kayu tersebut sesuai  dengan permukaan mereka.
·         Merasakan bentuk, membedakan berbagai bentuk geometrik melalui rabaan
·         Merasakan temperatur, memegang dan membedakan suhu botol-botol kecil yang diisi air dingin, hangat, dan panas.
·         Merasakan bobot, membedakan berat beberapa benda.
·         Mencium bau , membedakaan bau cengkeh, cuka, kayu manis, dsb.
·         Menjiplak pola ,menjiplak bentuk huruf dan angka

4.      Strategi untuk mengembangkan Integrasi Sistem Perseptual
Banyak anak yang kesulitan belajar karena tidak dapat melakukan transfer informasi dari suatu sistem perseptual ke sistem perseptual yang lain.  Transfer informasi yang mencakup integrasi dan  aktivitas :
·         Visual ke Auditoris,   meminta anak melihat suatu pola titik-titik dan garis-garis; kemudian menyuruh anak meniru pola tersebut dalam bentuk ritmis pada drum.
·         Auditoris ke Visual,   meminta anak mendengarkan irama ritmis dan memilih salah satu pola visual titik dan garis yang sesuai dari beberapa pilihan.
·         Auditois  ke Motorvisual,  mendengar irama ritmis dan mengalihkan pada visual dengan menulis pasangan titik dan garis.
·         Auditoris – verbal ke motor,  memerintah anak untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu
·         Taktil –Visualmotor,  meraba bentuk dan menggambarkan bentuk
·         Auditoris ke Visual,  mendengar bunyi benda dan menunjukkan gambarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar