Tujuan Belajar
Tujuan belajar dapat
diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku dari individu setelah
individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui belajar diharapkan dapat
terjadi perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek kognitif, tetapi juga
pada aspek lainnya. Selain itu tujuan belajar yang lainnya adalah untuk
memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. Benyamin S Bloom, menggolongkan
bentuk tingkah laku sebagai tujuan belajar atas tiga ranah, yakni:
1. Ranah
kognitif berkaitan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir,
mengetahui, dan memecahkan masalah. Ranah kognitif menurut Bloom, et.al
(Winkel, 1999; Dimyati & Modjiono, 1994) dibedakan atas 6 tingkatan dari
yang sederhana hingga yang tinggi, yakni:
a. Pengetahuan
(knowledge), meliputi kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan
tersimpan dalam ingatan.
b. Pemahaman
(comprehension), meliputi kemampuan menangkap arti dan makna dari hal yang
dipelajari. Ada tiga subkategori dari pemahaman, yakni:
v Translasi,
yaitu kemampuan mengubah data yang disajikan dalam suatu bentuk ke dalam bentuk
lain.
v Interpretasi,
yaitu kemampuan merumuskan pandangan baru
v Ekstrapolasi,
yaitu kemampuan meramal perluasan trend atau kemampuan meluaskan trend di luar
data yang diberikan
c. Penerapan
(aplication), meliputi kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata
dan baru.
d. Analisis
(analysis), meliputi kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian
sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Analisis dapat pula
dibedakan atas tiga jenis, yakni:
v Analisis
elemen, yaitu kemampuan mengidentifikasi dan merinci elemen-elemen dari suatu
masalah atau dari suatu bagian besar.
v Analisis
relasi, yaitu kemampuan mengidentifikasi relasi utama antara elemen-elemen
dalam suatu struktur.
v Analisis
organisasi, yaitu kemampuan mengenal semua elemen dan relasi dari struktur
kompleks.
e. Sintesis
(synthesis), meliputi kemampuan membentuk suatu pola baru dengan memperhatikan
unsur-unsur kecil yang ada atau untuk membentuk struktur atau sistem baru.
Dilihat dari segi produknya, sintesis dapat dibedakan atas:
v Memproduksi
komunikasi unik, lisan atau tulisan
v Mengembangkan
rencana atau sejumlah aktivitas
v Menurunkan
sekumpulan relasi-relasi abstrak
f. Evaluasi
(evaluation), meliputi kemampuan membentuk pendapat tentang sesuatu atau
beberapa hal dan pertanggungjawabannya berdasarkan kriteria tertentu.
2. Ranah
afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat, aspirasi dan penyesuaian
perasaan sosial. Ranah efektif menurut Karthwohl dan Bloom (Bloom.,et.al,1971)
terdiri dari 5 jenis perilaku yang diklasifikasikan dari yang sederhana hingga
yang kompleks, yakni:
a. Penerimaan
(reseving) yakni sensitivitas terhadap keberadaan fenomena atau stimuli
tertentu, meliputi kepekaan terhadap hal-hal tertentu, dan kesediaan untuk
memperhatikan hal tersebut.
b. Pemberian
respon (responding) yakni kemampuan memberikan respon secara aktif terhadap
fenomena atau stimuli.
c. Penilaian
atau penentuan sikap (valuing) yakni kemampuan untuk dapat memberikan penilaian
atau pertimbangan terhadap suatu objek atau kejadian tertentu.
d. Organisasi
(organization), yakni konseptualisasi dari nilai-nilai untuk menentukan
keterhubungan diantara nilai-nilai.
e. Karakterisasi,
yakni kemampuan yang mengacu pada karakter dan gaya hidup seseorang.
3. Ranah
psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang
bersifat manual dan motorik. Ranah psikomotor menurut Simpson (Winkel,
1999;Fleishman & Quaintance, 1984) dapat diklasifikasikan atas:
a. Persepsi
(perception), meliputi kemampuan memilah-milah 2 perangsang atau lebih
berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing
perangsang.
b. Kesiapan
melakukan suatu pekerjaan (set), meliputi kemampuan menempatkan diri dalam
keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
c. Gerakan
terbimbing (mechanism), meliputi kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh atau
gerak peniruan.
d. Gerakan
terbiasa, meliputi kemampuan melakukan suatu rangkaian gerakan dengan lancar,
karena sudah dilatih sebelumnya.
e. Gerakan
kompleks (complex overt response), meliputi kemampuan untuk melakukan gerakan
atau keterampilan yang terdiri dari beberapa komponen secara lancar, tepat, dan
efisien.
f. Penyesuaian
pola gerakan (adaptation), meliputi kemampuan mengadakan perubahan dan
penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.
g. Kreativitas,
meliputi kemampuan melahirkan pola gerak-gerik yang baru atas dasar prakarsa
dan inisiatif sendiri.
Tujuan pembelajaran
Tujuan
pembelajaran pada hakekatnya mempunyai kedudukan yang sangat penting. Tujuan
pembelajaran ini merupakan landasan bagi:
a. Penentuan isi (materi) bahan ajar.
b. Penentuan
dan pengembangan strategi pembelajaran.
c. Penentuan
dan pengembangan alat evaluasi.
Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan
atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah pernyataan umum tentang
hasil pembelajaran yang diinginkan yang mengacu pada struktur orientasi,
sedangkan tujuan khusus adalah pernyataan khusus tentang hasil pembelajaran
yang diinginkan yang mengacu pada konstruk tertentu.
Tujuan
umum pembelajaran dapat dibedakan atas:
1. Tujuan
yang bersifat orientatif, dapat diklasifikasikan pula atas 3 tujuan, yakni:
a)
Tujuan orientatif
konseptual
Pada tujuan ini tekanan
utama pembelajaran adalah agar siswa memahami konsep-konsep penting yang
tercakup dalam suatu bidang studi.
b)
Tujuan orientatif
prosedural
Pada tujuan ini tekanan
utama pembelajaran adalah agar siswa belajar menampilkan prosedur.
c)
Tujuan orientatif teoritik
Pada tujuan ini tekanan
utama pembelajaran adalah agar siswa memahami hubungan kausal penting yang
tercakup dalam suatu bidang studi.
2. Tujuan pendukung dapat diklasifikasikan
menjadi 2 tujuan, yakni:
a)
Tujuan pendukung prasyarat,
yaitu tujuan pendukung yang menunjukkan apa yang harus diketahui oleh siswa
agar dapat mempelajari tugas yang didukungnya.
b)
Tujuan pendukung konteks,
yaitu tujuan pendukung yang membantu menunjukkan konteks dari suatu tujuan
tertentu dengan tujuan yang didukungnya.
Selain tujuan umum dan tujuan khusus di atas,
terdapat pula tujuan pembelajaran yang lain yaitu untuk mengembangkan
kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
pencerdasan kehidupan bangsa.
Jenis – Jenis Tujuan Belajar
Dalam
Sardiman (2001:26), di sebutkan ada tiga jenis tujuan belajar yakni:
a.
Untuk
mendapatkan pengetahuan
Untuk dapat mengembangkan kemampuan
berpikir diperlukan bahan pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki
kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal
ini peranan gurusebagai pengajar lebih menonjol.
b.
Penanaman
konsep dan ketrampilan
Penanaman konsep atau merumuskan
konsep, juga memerlukan suatu ketrampilan. Ketrampilan di sini diartikan
ketrampilan jasmani dan rohani.Ketrampilan jasmani menitikberatkan pada
ketrampilan gerak dari anggotatubuh seseorang yang sedang belajar sedangkan
ketrampilan rohanimenyangkut persoalan penghayatan, ketrampilan berpikir dan
kreativitasuntuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.
c. Pembentukan
sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan
terlepas darisoal penanaman nilai-nilai, transfer of value. Oleh karena itu,
guru tudak sekedar “pengajar”, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang
akanmemindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar