Minggu, 02 Desember 2012

KARAKTERISTIK ANAK BERBAKAT PENYANDANG KETUNAAN



A.    Karakteristik anak berbakat penyandang tunanetra
Terdapat karakteristik tertentu yang tidak dapat dihindari oleh anak berbakat penyandang ketunaan. Beberapa karakteristik anak berbakat penyandang tunanetra :
a)      Memiliki keterbatasan dalam kemampuan kognitif, disebabkan karena kamiskinan informasi dan kesulitan dalam proses pembentukan pengertian atau konsep.
b)      Memiliki ciri-ciri kepribadian yang relatif berbeda dibandingkan anak berbakat biasa. Anak ini lebih mudah mengalami frustasi, konflik, rendah diri, sering berprasangka dan menaruh curiga, mudah tersinggung, mudah mengalami kecemasan, kurang mandiri, dan menarik diri.
c)      Memiliki keterbatasan dalam kemampuan kreatifnya, tetapi bukan berarti tidak dapat kreatif.
d)     Memiliki kemampuan orientasi mobilitas yang lebih baik disbanding anak tunanetra biasa, cenderung lebih aktif untuk mendapatkan informasi sebnyak-banyaknya.
e)      Cenderung mengalami berbagai hambatan dalam menguasai bidang studi yang menuntut kemampuan berpikir abstrak, dan cenderung memiliki prestasi lebih rendah dari pada potensinya.
B.     Karakteristik anak berbakat penyandang tunarungu
Pendengaran memiliki arti yang sangat penting dalam perkembangan individu, karena sangat berperan dalam merangsang perkembangan intelektual, sosial dan emosi sesorang. Anak berbakat penyandang tunarungu cendrung mengalami berbagai hambatan dalam perkembangannya.
Karakteristik anak berbakat penyandang tunarungu :
a)      Memiliki keterbatasan dalam kemampuan kognitif. Dibandingkan dengan anak berbakat biasa, dapat unggul dalam kemampuan motorik dan mekanik, tetapi tertinggal jauh dalam kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan berbahasa verbal.
b)      Memiliki ciri-ciri kepribadian yang relative berbeda dibandingkan dengan anak berbakat biasa.
c)      Secara umum kemampuan kreatifnya rendah, tetapi dalam hal tertentu seperti melukis, olahraga, mungkin mereka dapat mengungguli anak berbakat biasa.
d)     Kurang memiliki kemampuan sosial yang diperlukan dalam menjalin relasi dalam lingkungan.
e)      Memiliki kepekaan yang tinggi dalam kemampuan indra penglihatan.
f)       Cendrung mengalami kesulitan dalam penguasaan bidang study yang menuntut kemampuan berbahasa dan berpikir abstrak.
C.    Karakteristik anak berbakat penyandang tundaksa
Anak tunadaksa disamping dicirikan dengan adanya gangguan gerak, sering disertai dengan gangguan berpikir, bahasa, persepsi, dan atau perhatian. Karena itu karakteristik anak berbakat penyandang tunadaksa sangat tergantung pada kemampuan anak dalam mengelola keberbakatannya dan gangguan yang dialami. Karakteristik anak berbakat penyandang tunadaksa :
a)      Anak berbakat penyandang tunadaksa mengalami keterbatasan dalam kemampuan kognitifnya.
b)      Gangguan gerak membatasi aktivitas motorik, sehingga memiliki keterbatasan pula dalam mengeksploitasi lingkungan, akibatnya mereka kesulitan dalam menerima skema baru.
c)      Anak berbakata penyandang tunadaksa mengalami hambatan dalam menghasilkan produk kreatif.
d)     Emosi dan kepribadian sebenarnya tidak ada yang khas bagi anak tunadaksa, tetapi lebih ditentukan oleh interaksi anak dengan lingkungannya, terutama lingkungan keluarga.
e)      Anak berbakat penyandang ketunaan cendrung memiliki konsep diri yang kurang tepat. Seperti sikap rendah diri akibat ketunaannya, dan sikap-sikap sosial yang kurang menguntungkan diduga kuat akan menghambat relasi sosialnya.
D.    Karakteristik anak berbakat penyandang tunalaras
a.       Karakteristik anak berbakat penyandang tunalaras emosi
Anak berbakat yang menyandang ketunaan dalam segi emosi, cendrung menunjukkan karakteristik yang tertentu pula. Gangguan emosi atau perasaan dapat berakibat pada keterbatasan dalam kemampuan kognitif dan kreativitas. Kreativitas, kognitif dan emosi merupakan satu kesatuan yang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan.
Anak berbakat penyandang tunalaras, sekalipun secara potensial unggul tetapi cendrung mengalami kesulitan dalam belajar. Anak berbakat penyandang tunalaras emosi mengalami kesulitan dalam belajar, bertingkah laku, menilai diri, dan penghayatan terhadap lingkungan. Mereka cendrung beranggapan bahwa orang lain tidak bisa memahami dan mengerti dirinya. Kondisi ini sering mengakibatkan lingkungan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan mereka.
Hallahan & Kauffman menyatakan karakteristik belajarnya, anak penyandang gangguan emosi sulit dibedakan dengan anak keterbelakangan mental maupun kesulitan belajar. Mereka sama-sama mengalami kesulitan belajar, terutama dalam belajar membaca dan berhitung.
Anak berbakat penyandang tunalaras emosi cendrung memiliki kesulitan dalam membina relasi sosial yang memuaskan dengan lingkungan. Mereka kurang memiliki keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam berhubungan dengan lingkungannya.
b.      Karakteristik anak berbakat penyandang tunalaras sosial
Anak-anak berbakat penyandang tunalaaras sosial cendrung tidak memiliki hambatan dalam segi kognitif, motorik kreativitas, ataupun bahasa. Dalam segi-segi tersebut mereka mampu menunjukkan ciri-ciri yang sama dengan anak berbakat biasa. Perbedaannya dengan anak berbakat biasa adalah kecendrungan untuk memanfaatkan atau menggunakan keunggulan dalam kognitif, motorrik, kreativitas, ataupun bahasa tersebut dalam cara-cara yang salah atau tidak tepat menurut norma-norma yang berlaku dilingkungan.
Karakteristik anak berbakat penyandang tunalaras sosial :
a)      Memiliki keterbatasan dalam kehidupan emosi dan kepribadiannya.
b)      Memiliki pemahaman dan penghayatan yang keliru terhadap diri dan lingkunganya.
c)      Ciri utama anak berbakat penyandang tunalaras sosial adalah ketidakmatangan sosial. Artinya kurang memiliki keterampilan sosial yang diperlukan untuk hidup bermasyarakat.
d)     Anak berbakat penyandang tunalaras sosial cendrung mengalami hambatan dalam perkembangan afektifnya. Sifat-sifat kasar, tega, kurang empati, egois, mudah tersinggung dan marah bila kebutuhannya terhambat.
e)      Ketunalarasan sosial berhubungan dengan masalah-masalah emosional seperti rasa bermusuhan, kecemasan yang tidak terselesaikan dan penolakan lingkungan.
E.     Karakteristik anak berbakat penyandang kesulitan belajar
a)      Mereka memiliki kosa kata yang cukup baik, tetapi cendrung mengalami kesulitan semantic, nuansa, variasi, dan bahasa lambing atau isyarat.
b)      Anak berbakat penyandang kesulitan belajar juga dicirikan dengan kurangnya fleksibelitas dalam menghadapi suatu persoalan. Jika dihadapkan pada suatu masalah yang membutuhkan pendekatan baru, mereka tampak kebingunan baik secara intelektual maupun perilakunya.
c)      Kesulitan belajar yang disandang anak berbakat dapat berpengaruh luas terhadap kehidupan manusia. Tidak terbatas pada rendahnya prestasi akademik, tetapi juga dalam aspek kognitif, kehidupan sosial-emosional, dan kepribadiannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar