A.
Karakteristik
anak berbakat penyandang tunanetra
Terdapat
karakteristik tertentu yang tidak dapat dihindari oleh anak berbakat penyandang
ketunaan. Beberapa karakteristik anak berbakat penyandang tunanetra :
a) Memiliki
keterbatasan dalam kemampuan kognitif, disebabkan karena kamiskinan informasi
dan kesulitan dalam proses pembentukan pengertian atau konsep.
b) Memiliki
ciri-ciri kepribadian yang relatif berbeda dibandingkan anak berbakat biasa.
Anak ini lebih mudah mengalami frustasi, konflik, rendah diri, sering
berprasangka dan menaruh curiga, mudah tersinggung, mudah mengalami kecemasan,
kurang mandiri, dan menarik diri.
c) Memiliki
keterbatasan dalam kemampuan kreatifnya, tetapi bukan berarti tidak dapat
kreatif.
d) Memiliki
kemampuan orientasi mobilitas yang lebih baik disbanding anak tunanetra biasa,
cenderung lebih aktif untuk mendapatkan informasi sebnyak-banyaknya.
e) Cenderung
mengalami berbagai hambatan dalam menguasai bidang studi yang menuntut
kemampuan berpikir abstrak, dan cenderung memiliki prestasi lebih rendah dari
pada potensinya.
B.
Karakteristik
anak berbakat penyandang tunarungu
Pendengaran
memiliki arti yang sangat penting dalam perkembangan individu, karena sangat
berperan dalam merangsang perkembangan intelektual, sosial dan emosi sesorang.
Anak berbakat penyandang tunarungu cendrung mengalami berbagai hambatan dalam
perkembangannya.
Karakteristik anak
berbakat penyandang tunarungu :
a) Memiliki
keterbatasan dalam kemampuan kognitif. Dibandingkan dengan anak berbakat biasa,
dapat unggul dalam kemampuan motorik dan mekanik, tetapi tertinggal jauh dalam
kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan berbahasa verbal.
b) Memiliki
ciri-ciri kepribadian yang relative berbeda dibandingkan dengan anak berbakat
biasa.
c) Secara
umum kemampuan kreatifnya rendah, tetapi dalam hal tertentu seperti melukis,
olahraga, mungkin mereka dapat mengungguli anak berbakat biasa.
d) Kurang
memiliki kemampuan sosial yang diperlukan dalam menjalin relasi dalam
lingkungan.
e) Memiliki
kepekaan yang tinggi dalam kemampuan indra penglihatan.
f) Cendrung
mengalami kesulitan dalam penguasaan bidang study yang menuntut kemampuan
berbahasa dan berpikir abstrak.
C.
Karakteristik
anak berbakat penyandang tundaksa
Anak
tunadaksa disamping dicirikan dengan adanya gangguan gerak, sering disertai
dengan gangguan berpikir, bahasa, persepsi, dan atau perhatian. Karena itu
karakteristik anak berbakat penyandang tunadaksa sangat tergantung pada
kemampuan anak dalam mengelola keberbakatannya dan gangguan yang dialami.
Karakteristik anak berbakat penyandang tunadaksa :
a) Anak
berbakat penyandang tunadaksa mengalami keterbatasan dalam kemampuan
kognitifnya.
b) Gangguan
gerak membatasi aktivitas motorik, sehingga memiliki keterbatasan pula dalam
mengeksploitasi lingkungan, akibatnya mereka kesulitan dalam menerima skema
baru.
c) Anak
berbakata penyandang tunadaksa mengalami hambatan dalam menghasilkan produk
kreatif.
d) Emosi
dan kepribadian sebenarnya tidak ada yang khas bagi anak tunadaksa, tetapi
lebih ditentukan oleh interaksi anak dengan lingkungannya, terutama lingkungan
keluarga.
e) Anak
berbakat penyandang ketunaan cendrung memiliki konsep diri yang kurang tepat.
Seperti sikap rendah diri akibat ketunaannya, dan sikap-sikap sosial yang
kurang menguntungkan diduga kuat akan menghambat relasi sosialnya.
D.
Karakteristik
anak berbakat penyandang tunalaras
a. Karakteristik
anak berbakat penyandang tunalaras emosi
Anak
berbakat yang menyandang ketunaan dalam segi emosi, cendrung menunjukkan
karakteristik yang tertentu pula. Gangguan emosi atau perasaan dapat berakibat
pada keterbatasan dalam kemampuan kognitif dan kreativitas. Kreativitas,
kognitif dan emosi merupakan satu kesatuan yang dapat dibedakan tetapi tidak
dapat dipisahkan.
Anak
berbakat penyandang tunalaras, sekalipun secara potensial unggul tetapi
cendrung mengalami kesulitan dalam belajar. Anak berbakat penyandang tunalaras
emosi mengalami kesulitan dalam belajar, bertingkah laku, menilai diri, dan
penghayatan terhadap lingkungan. Mereka cendrung beranggapan bahwa orang lain
tidak bisa memahami dan mengerti dirinya. Kondisi ini sering mengakibatkan
lingkungan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan mereka.
Hallahan
& Kauffman menyatakan karakteristik belajarnya, anak penyandang gangguan
emosi sulit dibedakan dengan anak keterbelakangan mental maupun kesulitan
belajar. Mereka sama-sama mengalami kesulitan belajar, terutama dalam belajar
membaca dan berhitung.
Anak
berbakat penyandang tunalaras emosi cendrung memiliki kesulitan dalam membina
relasi sosial yang memuaskan dengan lingkungan. Mereka kurang memiliki
keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam berhubungan dengan lingkungannya.
b. Karakteristik
anak berbakat penyandang tunalaras sosial
Anak-anak
berbakat penyandang tunalaaras sosial cendrung tidak memiliki hambatan dalam
segi kognitif, motorik kreativitas, ataupun bahasa. Dalam segi-segi tersebut
mereka mampu menunjukkan ciri-ciri yang sama dengan anak berbakat biasa.
Perbedaannya dengan anak berbakat biasa adalah kecendrungan untuk memanfaatkan
atau menggunakan keunggulan dalam kognitif, motorrik, kreativitas, ataupun
bahasa tersebut dalam cara-cara yang salah atau tidak tepat menurut norma-norma
yang berlaku dilingkungan.
Karakteristik anak
berbakat penyandang tunalaras sosial :
a) Memiliki
keterbatasan dalam kehidupan emosi dan kepribadiannya.
b) Memiliki
pemahaman dan penghayatan yang keliru terhadap diri dan lingkunganya.
c) Ciri
utama anak berbakat penyandang tunalaras sosial adalah ketidakmatangan sosial.
Artinya kurang memiliki keterampilan sosial yang diperlukan untuk hidup
bermasyarakat.
d) Anak
berbakat penyandang tunalaras sosial cendrung mengalami hambatan dalam
perkembangan afektifnya. Sifat-sifat kasar, tega, kurang empati, egois, mudah
tersinggung dan marah bila kebutuhannya terhambat.
e) Ketunalarasan
sosial berhubungan dengan masalah-masalah emosional seperti rasa bermusuhan, kecemasan
yang tidak terselesaikan dan penolakan lingkungan.
E.
Karakteristik
anak berbakat penyandang kesulitan belajar
a) Mereka
memiliki kosa kata yang cukup baik, tetapi cendrung mengalami kesulitan
semantic, nuansa, variasi, dan bahasa lambing atau isyarat.
b) Anak
berbakat penyandang kesulitan belajar juga dicirikan dengan kurangnya
fleksibelitas dalam menghadapi suatu persoalan. Jika dihadapkan pada suatu
masalah yang membutuhkan pendekatan baru, mereka tampak kebingunan baik secara
intelektual maupun perilakunya.
c) Kesulitan
belajar yang disandang anak berbakat dapat berpengaruh luas terhadap kehidupan
manusia. Tidak terbatas pada rendahnya prestasi akademik, tetapi juga dalam
aspek kognitif, kehidupan sosial-emosional, dan kepribadiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar