A.
Pengertian Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan dua
istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan
bahwa kegiatan bimbingan kadang-kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling.
Bimbingan merupakan suatu bentuk
bantuan yang diberikan kepada individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan dalam hidupnya sehingga mencapai perkembangan diri secara optimal
sebagai makhluk sosial.
Konseling merupakan suatu bentuk layanan tatap
muka yang dilakukan oleh ahli kepada individu yang diarahkan untuk memcahkan masalah
yang dihadapi oleh klien sesuai degan kemampuannya sendiri.
B.
Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
1. Tujuan BK di TKLB
Pada dasarnya semua anak berkebutuhan
khusus memiliki karakteristik dan permasalahan yang relatif sama, yaitu
mengalami hambatan perkembangan intelektualnya, kesulitan dalam sosialisasi,
emosinya tidak stabil, dan hambatan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya,
sehingga juga membutuhkan layanan bimbingan dan konseling.
Tujuan BK disekolah TKLB ini adalah
guna untuk memberikan bimbingan kepada anak yang mengalami masalah, bukan hanya
anak remaja atau dewasa saja yang mempunyai masalah, tetapi anak TK juga
mempunyai masalah. Seperti anak yang sedang bermasalah dengan teman sebayanya.
Myrick dalam Muro & Kotman:1995 yang diperjelas kembali oleh Rakhmad (2006) mengemukakan
empat pendekatan dapat dirumuskan sebagai pendekatan dalam bimbingan, yaitu
pendekatan krisis, remedial, preventif dan perkembangan.
Pada keempat pendekatan ini, salah satunya adalah
pendekatan krisis yang dipakai untuk anak TKLB. Sama-sama kita ketahui yang dimaksud
dengan pendekatan krisis adalah
pembimbing menunggu munculnya suatu masalah dan dia bertindak membantu seseorang
yang menghadapi masalah itu. Teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah
teknik-teknik yang secara pasti dapat mengatasi masalah itu. Contohnya seorang
anak datang mengadu kepada guru sambil menangis karena didorong temannya
sehingga tersungkur ke lantai. Pembimbing yang menggunakan pendekatan ini akan
meminta anak itu membicarakan penyelesaian masalah dengan temannya tersebut.
Bahkan mungkin akan memanggil anak-anak itu ke kantornya untuk membicarakan penyelesaian
masalah.
2. Tujuan BK di SDLB
Pada dasarnya
kebutuhan anak berkebutuhan khusus sama dengan anak-anak lain pada umumnya
(kebutuhan jasmani dan rohani). Tapi ada hal-hal khusus yang membutuhkan
penanganan khusus, biasanya berkaitan dengan kelainan atau kecacatan yang
disandangnya. Di dalam prosesnya dapat berupa pendidikan, pembelajaran yang
mendidik dan memandirikan, terapi, layanan bimbingan dan konseling, layanan
medis, dll.
Penanganan
itu tentunya dilakukan oleh profesi yang sesuai dengan bidangnya. Artinya akan
banyak ahli yang terlibat dalam rangka memenuhi kebutuhan ABK itu. Sehingga
dikenal dengan pendekatan multidisipliner. Para ahli dari berbagai bidang
berkolaborasi memberikan layanan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan ABK agar
berkembangan secara optimal.
Maka dari itu
anak SDLB juga membutuhkan layanan Bimbingan dan konseling guna untuk
menyelesaikan masalah yang ada.
Ada beberapa fungsi BK di SDLB ini, antara lainnya adalah:
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh
pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan siswa.
b. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling dalam hal membantu siswa untuk memilih jurusan sekolah,
jenis sekolah,dan lapangan pekerjaan sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Kegiatan dalam fungsi penyaluran ini meliputi bantuan
untuk memantapkan kegiatan belajar di Sekolah Dasar. Dalam melaksanakan
funsinya, guru pembimbing atau konselor perlu kerjasama dengan pindidik lainnya
di Sekolah Dasar maupun diluar Sekolah Dasar.
c. Fungsi adaptasi, yaitu bimbingan dan
konseling dalam hal membantu petugas-petugas di sekolah, khususnya guru, untuk
mengadaptasikan program pendidikan dengan minat, kemampuan dan kebutuhan para
peserta didik. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai para siswa
atau guru pembimbing atau konselor dapat membantu guru untuk memperlakukan
peserta didik secara tepat, baik dalam mengelola dan memilih materi pelajaran
yang tepat, atau dalam mengadaptasikan bahan pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan siswa.
d. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan
memperoleh kemajuan dan berkembang secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan
dalam rangka mengidenfikasi, memahami, dan memecahkan masalah.
Pendekatan yang digunakan di SDLB ini
adalah pendekatan remedial, guru akan memfokuskan bantuannya kepada upaya menyembuhkan
atau memperbaiki kelemahan-kelemahan yang tampak. Tujuannya adalah menghindarkan
terjadinya krisis yang mungkin terjadi. Berbagai strategi bisanya dilakukan
seperti mengajarkan kepada siswa keterampilan tertentu misalnya keterampilan
berdamai sehingga siswa tadi memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah
hubungan antar pribadi.
3. Tujuan BK di SMPLB
Pendekatan yang digunakan di SMPLB
ini adalah, pendekatan preventif. Pendekatan
preventif mencoba mengantisipasi masalah-masalah generik dan mencegah terjadinya masalah itu.
Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, berkelahi, kenakalan,
merokok, dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada
siswa secara umum. Model ini didasarkan pada pemikiran bahwa bila guru dapat
mendidik siswanya untuk menyadari bahaya dari berbagai kegiatan dan menguasai
metode.
Untuk menghindari terjadinya masalah
itu maka pembimbing akan dapat mencegah siswa dari perbuatan yang membahayakan
tersebut. Teknik yang dapat digunakan diantaranya mengajar dan memberikan
informasi. Dari contoh diatas, guru akan mengajarkan sikap toleran dan memahami
orang lain sehingga dapat mencegah munculnya perilaku agresif tanpa menunggu
munculnya krisis terlebih dahulu.
Tujuan diberikan BK kepada anak SMPLB ini adalah, guna
untuk mencegah perbuatan yang berbahaya bagi anak nantinya.
4. Tujuan BK di SMALB
Pendekatan
yang digunakan di SMALB ini adalah pendekatan perkembangan. Pendekatan perkembangan merupakan
pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif dibandingkan tiga pendekatan
sebelumnya. Pembimbing yang menggunakan pendekatan ini beranjak dari pemahaman
tentang keterampilan dan pemahaman khusus yang dibutuhkan siswa untuk mencapai
keberhasilan di sekolah dan dalam kehidupan. Pendekatan ini memberikan
perhatian kepada tahap-tahap perkembangan siswa, kebutuhan, dan minat serta
membantu siswa mempelajari keterampilan hidup (Robert Myrick, 1989). Teknik
yang dapat dilakukan diantaranya mengajar, menukar informasi, bermain peran,
melatih, tutorial, dan konseling. Dari contoh diatas, guru yang menggunakan
pendekatan ini, akan menangani anak sejak tahun-tahun pertama masuk sekolah,
mengajari dan menyediakan pengalaman belajar bagi anak itu yang dapat
mengembangkan keterampilan hubungan antarpribadi yang diperlukan untuk
melakukan interaksi yang efektif dengan orang lain.
Tujuan BK di
SMALB ini adalah memberikan bimbingan kepada anak dengan cara mendekati anak, dan mengamati
sejauh mana perkembangan anak di sekolah. Memberikan pemahaman dan sekaligus keterampilan kepada anak.
Sebenarnya tujuan BK di sekolah-sekolah adalah semuanya sama hanya cara penerapannya saja
berbeda, tujuan BK disekolah-sekolah adalah sebagai berikut :
1. Anak
harus dapat mengenal dirinya sendiri
2. Menemukan kebutuhan ABK yang spesifik
sesuai dengan kelainannya. Kebutuhan ini muncul menyertai kelainannya.
3. Menemukan konsep diri
4. Memfasilitasi penyeusaian diri
terhadap kelainan/kecacatanya
5. Berkoordinasi dengan ahli lain
6. Melakukan konseling terhadap keluarga
ABK
7. Membantu perkembangan ABK agar
berkembang efektif, memiliki keterampilan hidup mandiri
8. Membuka peluang kegiatan rekreasi dan
mengembangkan hobi
9. Mengembangkan keterampilan personal
dan social
10. Besama-sama merancang perencanaan
pendidikan formal, pendidikan tambahan, dan peralatan yang dibutuhkan.
Dibawah ini disampaikan beberapa pendapat para ahli berkaitan dengan
tujuan bimbingan dan konseling di SLB sebagai berikut.
1. Menurut Nurihsan A J (2006) tujuan layanan
bimbingan dijelaskan Nurihsan (2006:8) agar individu dapat:
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian
studi, perkembangan karier, serta kehidupannya pada masa yang akan datang.
b. Mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjannya.
d. Mengatasi hambatan serta kesulitan
yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat
ataupun lingkungan kerja.
2. Adapun tujuan konseling pada umumnya
dan disekolah pada khususnya menurut Shertzer dan Stone (dalam
Nurihsan.2006:12) sebagai berikut.
a. Mengadakan perubahan perilaku pada
klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan. Khusus di
sekolah Boy dan Pine (Depdikbud, 1983:14) menyatakan, bahwa tujuan konseling
adalah membantu siswa menjadi lebih matang dan lebih mengaktualisasikan
dirinya, membantu siswa maju dengan cara yang positif, membantu dalam
sosialisasi siswa dengan memanfaatkan sumber-sumber dan potensinya sendiri.
Persepsi dan wawasan siswa berubah, dan akibat dari wawasan baru yang
diperoleh, maka timbullah pada diri siswa reorientasi positif terhadap
kepribadian dan kehidupannya.
b. Memelihara dan mencapai kesehatan
mental yang positif. Jika hal ini tercapai, maka individu mencapai integrasi,
penyesuaian, dan identifikasi positif dengan yang lainnya. Ia belajar menerima
tanggungjawab, berdiri sendiri, dan memperoleh integrasi perilakunya.
c. Penyelesaian masalah. Hal ini
bberdasarkan kenyataan, bahwa individu yang mempunyai masalah tidak mampu
menyelesaikan masalahnya. Biasanya siswa datang sendiri kepada konselor karena
ia percaya bahwa konselor dapat membantu menyelesaikan masalahnya.
d. Mencapai keefektifan pribadi. Blocher
mengatakan bahwa pribadi yang efektif adalah pribadi yang dapat memperhitungkan
diri, waktu dan tenaganya, serta bersedia memikul resiko-resiko ekonomis,
psikologis, dan fisik. Ia tampak konsisten, sanggup berfikir secara berbeda dan
orisinal, yaitu dengan cara-cara yang kreatif.
e. Mendorong individu mampu mengambil
keputusan yang penting bagi dirinya. Pekerjaan konselor bukan menentukan
keputusan yang harus di ambil oleh klien atau menentukan alternatif dari
tindakannya. Keputusan ada pada diri klien sendiri. Klien harus belajar
mengatasi konsekuensi-konsekuensi yang mungkin terjadi dalam pengorbanan
pribadi, waktu, tenaga, uang, resiko, dan sebagainya. Individu belajar
memperhatikan nilai-nilai dan ikut serta mempertimbangkan yang di anutnya
secara sadar dalam pengambilan keputusan.
3. Menurut Priyatno dan Amti E (2004:
114) menyebutkan tujuan umum dan tujuan khusus dalam bimbingan dan konseling
sebagai berikut:
a. Tujuan umum bimbingan dan konseling
adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai
dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimiliki (seperti kemampuan dan
bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (keluarga, pendidikan, status
sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
b. Tujuan khusus bimbingan dan konseling
merupakan penjabaran dari tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung
dengan masalah yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan
kompleksitas permasalahan tersebut. Masalah-masalah individu bermacam ragam
jenis, intensitas, dan sangkutpautnya, serta masing-masing bersifat unik.
4. Menurut Tohirin (2007: 36-37) tujuan
bimbingan dan konseliang atau tujuan konseliang agar klien dapat:
a. Memperoleh pemahaman yang lebih baik
terhadap dirinya.
b. Mengarahkan dirinya agar sesuai
dengan potensi yang dimilikinya sesuai dengan tingkat perkembangan yang
optimal.
c. Mampu memecahkan sendiri masalah yang
dihadapinya.
d. Mempunyai wawasan yang lebih
realistis serta penerimaan objektif tentang dirinya.
e. Dapat menyesuaikan diri secara lebih
efektif baik terhadap dirinya maupun lingkungannya sehingga memperoleh
kebahagiaan dalam hidupnya.
f. Mencapai taraf aktualisasi diri
sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
g. Terhindar dari gejala-gejala dan
perilaku yang salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar