A.
Pengertian Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku dapat diartikan sebagai: (1) upaya, proses, atau
tindakan untuk mengubah perilaku, (2) aplikasi prinsip-prinsip belajar yg
teruji secara sistematis untuk mengubah perilaku tidak adaptif menjadi perilaku
adaptif, (3) penggunaan secara empiris teknik-teknik perubahan perilaku untuk
memperbaiki perilaku melalui penguatan positif, penguatan negatif, dan hukuman,
atau (4) usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun
prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen pada manusia.
Dalam pandangan kaum behavioristik aliran klasik, modifikasi perilaku
dapat diartikan sebagai penggunaan secara sistematik teknik kondisioning pada
manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku tertentu /mengontrol
lingkungan perilaku tersebut. Jika teknik kondisioning diterapkan secara ketat,
dgn stimulus, respon dan akibat konsekuensi diharapkan terbentuk perilaku
lahiriah yg diharapkan. Dalam pandangan aliran operan, modifikasi perilaku akan
terbentuk ketika penguat / pengukuh diberikan berupa reward / punishment.
Sedangkan dalam panangan aliran behavior analist, modifikasi perilaku
merupakan penerapan dari psikologi eksperimen seperti dalam laboratorium.
Proses, emosi, problema, prosedur, semua diukur. Pengubahan perilaku
dilaksanakan dengan rancangan eksperimen dibuat dengan cermat. Perilaku
dihitung secara cacah untuk mendaparkan data dasar. Variabel bebas
dimanipulasi, metode statistik digunakan untuk melihat perubahan perilaku, pengulangan
jika perlu dilakukan hingga terjadi perubahan perilaku secara jelas.
Sedangkan dalam pandangan para ahli, menurut Eysenk modifikasi Perilaku
adalah upaya mengubah perilaku dan emosi manusia dgn cara yg menguntungkan
berdasarkan teori yg modern dalam prinsip psikologi belajar. Menurut Wolpe,
yaitu penerapan prinsip-prinsip belajar yg telah teruji secara eksperimental
untuk mengubah perilaku yg tidak adaptif, dgn melemahkan atau menghilangkannya
dan perilaku adaptif ditimbulkan atau dikukuhkan. Sedangkan menurut Hana
Panggabean, modifikasi perilaku adalah penerapan dari teori Skinner, sering
juga disebut sebagai behavior therapy. Merupakan penerapan dari shaping
(pembentukan TL bertahap), penggunaan positive reinforcement secara selektif,
dan extinction.
B. Karakteristik
Modifikasi Perilaku
Terdapat empat ciri utama modifikasi perilaku, yaitu: (1) Fokus pada
perilaku (focuses on behavior), (2) Menekankan pengaruh belajar dan lingkungan
(emphasizes influences of learning and the environment), (3) Mengikuti
pendekatan ilmiah (takes a scientific approach), dan (4) Menggunakan
metode-metode aktif dan pragmatik untuk mengubah perilaku (uses pragmatic and
active methods to change behavior). Fokus pada perilaku artinya menempatkan
penekanan pada perilaku yang dapat diukur berdasara atas dimensi-dimensinya,
seperti frekuensi, durasi, dan intensitasnya. Karena itu metode modifikasi
perilaku selalu mengamati dan mengukur setiap tahap perubahan sebagai indikator
dari berhasil atau tidaknya program bantuan yang diberikan. Dalam modifikasi
perilaku, akan menghindari label-label interpretatif dan sistem diagnostik
(avoid interpretive labels and diagnostic systems), serta fokus pada perilaku
yang berkekurangan atau yang berlebihan (focus on behavioral deficits or
behavioral excess). Dalam modifikasi perilaku, mengkategorikan apakah suatu
perilaku sebagai berlebihan atau kekurangan merupakan langkah yang mutlak,
sehingga dapat dipahami secara pasti mana perilaku yang termasuk excesses atau
berlebihan dan akan dikurangi atau yang termasuk deficit atau berkekurangan dan
akan ditingkatkan. Identifikasi ini harus dilihat dalam konteks di mana
perilaku tersebut muncul.
Behavioral exceses adalah perilaku target yang negatif (tidak
layak) yang ingin dikurangi frekuensi, durasi, atau intensitasnya. Termasuk
perilaku ini misalnya:
a. Perilaku
anak yang tidak bisa diam, seperti keluar masuk rumah, naik turun tangga,
membuang pakaian ke lantai.
b. Perilaku
anak yang selalu mengomentari orang lain, mengejek, berlama-lama ngobrol
menggunakan telepon.
c. Perilaku
anak yang selalu mengganti chanel TV atau berlama-lama duduk di depan TV, dsb.
Dalam kasus anak autis, perilaku berlebihan ini tampak misalnya pada
perilaku stimulasi diri (menatap jari jemari, mengepak-ngepak tangan),
self-abuse (memukul menggigit, mencakar diri sendiri), tantrum (menjerit,
mengamuk), atau agresif (menendang, memukul,mencubit, menggigit orang lain).
Sedangkan
Behavioral deficit adalah aladah target perilaku yang positif (lanyak)
yang ingin ditingkatkan frekuensi, durasi, atau intensitasnya. Termasuk dalam
perilaku yang kurang, misalnya:
a. Anak yang tidak dapat menghitung atau
menjumlahkan angka-angka dengan tepat.
b. Siswa
yang tidak pernah mengerjakan tugas-tugas sekolah
c. Siswa
yang selalu melanggar aturan dan tatatertib sekolah
d. Siswa
yang sering melakukan pencurian, suka merokok, dsb.
Pada kasus anak autis, termasuk perilaku yang berkekurangan ini misalnya
tidak mau atau sedikit bicara, secara sosial cenderung mengganggap orang lain
sebagai benda atau bahkan tidak ada, ketika bermain hanya senang memutar roda
mobil-mobilan, tidak mau merespon stimulus dari lingkungan, sehingga sering
disangka tuli-buta, kehidupan emosinya yang datar (misal, hanya bengong ketika
dikelitiki), dsb.
Modifikasi perilaku juga menekankan pengaruh belajar dan lingkungan,
artinya bahwa prosedur dan teknik tritmen menekankan pada modifikasi lingkungan
tempat dimana individu tersebut berada, sehingga membantunya dalam berfungsi
secara lebih baik dalam masyarakat. Lingkungan tersebut dapat berupa orang,
objek, peristiwa, atau situasi yang secara langsung maupun tidak langsung
berdampak terhadap kehidupan seseorang. Mengikuti pendekatan ilmiah artinya
bahwa penerapan modifikasi perilaku memakai prinsip-prinsip dalam psikologi
belajar, dengan penempatan orang, objek, situasi, atau peristiwa sebagai stimulus,
serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sedangkan menggunakan
metode-metode aktif dan pragmatik untuk mengubah perilaku maksudnya bahwa dalam
modifikasi perilaku lebih mengutamakan aplikasi dari metode atau teknik-teknik
yang telah dikembangkan dan mudah untuk diterapkan..
C. Keunggulan
dan Kelemahan Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku sebagai pengubah
perilaku dan terapi mempunyai keunggulan disamping juga kelemahan. Dibandingkan
dengan perlakuan berdasarkan pendekatan psikologi yang lain, psikologi dinamika
misalnya. Beberapa keunggulan yang dapat ditonjolkan adalah :
1.
Langkah-langkah dalam modifikasi perilaku dapat direncanakan
terlebih dahulu. Rencana tersebut dapat dimintakan persetujuan individu yang
akan diubah perilakunya, sehingga ia lebih kooperatif.
2.
Perincian pelaksanaan dapat diubah selama perlakuan/terapi
berlangsung. Perubahan disesuaikan dengan kebutuhan.
3.
Bila dari hasil monitoring ternyata suatu teknik gagal atau
kurang berhasil untuk menimbulkan perubahan, dapat segera dideteksi dan
diusahakan teknik penggantinya.
4.
Teknik-teknik yang dipakai dalam modifikasi perilaku dapat
diterangkan dan diatur secara rasional. Hasil perlakuan dapat diramalkan dan
dievaluasi secara objektif.
5.
Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan perubahan lebih
singkat daripada menggantungkan perubahan yang terjadi secara insight yang
diperoleh subjek.
Walaupun memiliki beberapa
keunggulan namun modifikasi perilaku juga memiliki kelemahan-kelemahan.
Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :
1.
Percobaan-percobaan awal dilakukan dalam modifikasi perilaku
menggunakan media binatang, sementara perilaku binatang tidak sekompleks
perilaku manusia sehingga bila diterapkan pada manusia memerlukan penanganan
secara teliti.
2.
Tidak semua perilaku manusia dapat diamati secara langsung,
sehingga modifikasi perilaku mengalami kesulitan untuk mengubah
perilaku-perilaku yang pengamatannya tidak langsung. Bahkan banyak perilaku
yang melalui media penghayatan terhadap perilaku itu sendiri.
3.
Perilaku manusia itu kompleks, sehingga untuk melakukan
analisis perilaku yang tepat memerlukan latihan dan kecermatan dari terapis.
4.
Tidak semua teknik dalam modifikasi perilaku dapat
diterapkan pada setiap perilaku yang akan diubah, sehingga masing-masing teknik
memiliki kelemahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar