Minggu, 05 Januari 2014

Modifikasi Perilaku



A.     Pengertian Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku dapat diartikan sebagai: (1) upaya, proses, atau tindakan untuk mengubah perilaku, (2) aplikasi prinsip-prinsip belajar yg teruji secara sistematis untuk mengubah perilaku tidak adaptif menjadi perilaku adaptif, (3) penggunaan secara empiris teknik-teknik perubahan perilaku untuk memperbaiki perilaku melalui penguatan positif, penguatan negatif, dan hukuman, atau (4) usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen pada manusia.
Dalam pandangan kaum behavioristik aliran klasik, modifikasi perilaku dapat diartikan sebagai penggunaan secara sistematik teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku tertentu /mengontrol lingkungan perilaku tersebut. Jika teknik kondisioning diterapkan secara ketat, dgn stimulus, respon dan akibat konsekuensi diharapkan terbentuk perilaku lahiriah yg diharapkan. Dalam pandangan aliran operan, modifikasi perilaku akan terbentuk ketika penguat / pengukuh diberikan berupa reward / punishment. Sedangkan dalam panangan aliran behavior analist, modifikasi perilaku merupakan penerapan dari psikologi eksperimen seperti dalam laboratorium. Proses, emosi, problema, prosedur, semua diukur. Pengubahan perilaku dilaksanakan dengan rancangan eksperimen dibuat dengan cermat. Perilaku dihitung secara cacah untuk mendaparkan data dasar. Variabel bebas dimanipulasi, metode statistik digunakan untuk melihat perubahan perilaku, pengulangan jika perlu dilakukan hingga terjadi perubahan perilaku secara jelas.
Sedangkan dalam pandangan para ahli, menurut Eysenk modifikasi Perilaku adalah upaya mengubah perilaku dan emosi manusia dgn cara yg menguntungkan berdasarkan teori yg modern dalam prinsip psikologi belajar. Menurut Wolpe, yaitu penerapan prinsip-prinsip belajar yg telah teruji secara eksperimental untuk mengubah perilaku yg tidak adaptif, dgn melemahkan atau menghilangkannya dan perilaku adaptif ditimbulkan atau dikukuhkan. Sedangkan menurut Hana Panggabean, modifikasi perilaku adalah penerapan dari teori Skinner, sering juga disebut sebagai behavior therapy. Merupakan penerapan dari shaping (pembentukan TL bertahap), penggunaan positive reinforcement secara selektif, dan extinction.   
B.     Karakteristik Modifikasi Perilaku
Terdapat empat ciri utama modifikasi perilaku, yaitu: (1) Fokus pada perilaku (focuses on behavior), (2) Menekankan pengaruh belajar dan lingkungan (emphasizes influences of learning and the environment), (3) Mengikuti pendekatan ilmiah (takes a scientific approach), dan (4) Menggunakan metode-metode aktif dan pragmatik untuk mengubah perilaku (uses pragmatic and active methods to change behavior). Fokus pada perilaku artinya menempatkan penekanan pada perilaku yang dapat diukur berdasara atas dimensi-dimensinya, seperti frekuensi, durasi, dan intensitasnya. Karena itu metode modifikasi perilaku selalu mengamati dan mengukur setiap tahap perubahan sebagai indikator dari berhasil atau tidaknya program bantuan yang diberikan. Dalam modifikasi perilaku, akan menghindari label-label interpretatif dan sistem diagnostik (avoid interpretive labels and diagnostic systems), serta fokus pada perilaku yang berkekurangan atau yang berlebihan (focus on behavioral deficits or behavioral excess). Dalam modifikasi perilaku, mengkategorikan apakah suatu perilaku sebagai berlebihan atau kekurangan merupakan langkah yang mutlak, sehingga dapat dipahami secara pasti mana perilaku yang termasuk excesses atau berlebihan dan akan dikurangi atau yang termasuk deficit atau berkekurangan dan akan ditingkatkan. Identifikasi ini harus dilihat dalam konteks di mana perilaku tersebut muncul.
Behavioral exceses adalah perilaku target yang negatif (tidak layak) yang ingin dikurangi frekuensi, durasi, atau intensitasnya. Termasuk perilaku ini misalnya:
a.       Perilaku anak yang tidak bisa diam, seperti keluar masuk rumah, naik turun tangga, membuang pakaian ke lantai.
b.      Perilaku anak yang selalu mengomentari orang lain, mengejek, berlama-lama ngobrol menggunakan telepon.
c.       Perilaku anak yang selalu mengganti chanel TV atau berlama-lama duduk di depan TV, dsb.
Dalam kasus anak autis, perilaku berlebihan ini tampak misalnya pada perilaku stimulasi diri (menatap jari jemari, mengepak-ngepak tangan), self-abuse (memukul menggigit, mencakar diri sendiri), tantrum (menjerit, mengamuk), atau agresif (menendang, memukul,mencubit, menggigit orang lain).
Sedangkan Behavioral deficit adalah aladah target perilaku yang positif (lanyak) yang ingin ditingkatkan frekuensi, durasi, atau intensitasnya. Termasuk dalam perilaku yang kurang, misalnya:
a.        Anak yang tidak dapat menghitung atau menjumlahkan angka-angka dengan tepat.
b.      Siswa yang tidak pernah mengerjakan tugas-tugas sekolah
c.       Siswa yang selalu melanggar aturan dan tatatertib sekolah
d.      Siswa yang sering melakukan pencurian, suka merokok, dsb.
Pada kasus anak autis, termasuk perilaku yang berkekurangan ini misalnya tidak mau atau sedikit bicara, secara sosial cenderung mengganggap orang lain sebagai benda atau bahkan tidak ada, ketika bermain hanya senang memutar roda mobil-mobilan, tidak mau merespon stimulus dari lingkungan, sehingga sering disangka tuli-buta, kehidupan emosinya yang datar (misal, hanya bengong ketika dikelitiki), dsb.
Modifikasi perilaku juga menekankan pengaruh belajar dan lingkungan, artinya bahwa prosedur dan teknik tritmen menekankan pada modifikasi lingkungan tempat dimana individu tersebut berada, sehingga membantunya dalam berfungsi secara lebih baik dalam masyarakat. Lingkungan tersebut dapat berupa orang, objek, peristiwa, atau situasi yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap kehidupan seseorang. Mengikuti pendekatan ilmiah artinya bahwa penerapan modifikasi perilaku memakai prinsip-prinsip dalam psikologi belajar, dengan penempatan orang, objek, situasi, atau peristiwa sebagai stimulus, serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sedangkan menggunakan metode-metode aktif dan pragmatik untuk mengubah perilaku maksudnya bahwa dalam modifikasi perilaku lebih mengutamakan aplikasi dari metode atau teknik-teknik yang telah dikembangkan dan mudah untuk diterapkan..
C.     Keunggulan dan Kelemahan Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku sebagai pengubah perilaku dan terapi mempunyai keunggulan disamping juga kelemahan. Dibandingkan dengan perlakuan berdasarkan pendekatan psikologi yang lain, psikologi dinamika misalnya. Beberapa keunggulan yang dapat ditonjolkan adalah :
1.      Langkah-langkah dalam modifikasi perilaku dapat direncanakan terlebih dahulu. Rencana tersebut dapat dimintakan persetujuan individu yang akan diubah perilakunya, sehingga ia lebih kooperatif.
2.      Perincian pelaksanaan dapat diubah selama perlakuan/terapi berlangsung. Perubahan disesuaikan dengan kebutuhan.
3.      Bila dari hasil monitoring ternyata suatu teknik gagal atau kurang berhasil untuk menimbulkan perubahan, dapat segera dideteksi dan diusahakan teknik penggantinya.
4.      Teknik-teknik yang dipakai dalam modifikasi perilaku dapat diterangkan dan diatur secara rasional. Hasil perlakuan dapat diramalkan dan dievaluasi secara objektif.
5.      Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan perubahan lebih singkat daripada menggantungkan perubahan yang terjadi secara insight yang diperoleh subjek.
Walaupun memiliki beberapa keunggulan namun modifikasi perilaku juga memiliki kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :
1.      Percobaan-percobaan awal dilakukan dalam modifikasi perilaku menggunakan media binatang, sementara perilaku binatang tidak sekompleks perilaku manusia sehingga bila diterapkan pada manusia memerlukan penanganan secara teliti.
2.      Tidak semua perilaku manusia dapat diamati secara langsung, sehingga modifikasi perilaku mengalami kesulitan untuk mengubah perilaku-perilaku yang pengamatannya tidak langsung. Bahkan banyak perilaku yang melalui media penghayatan terhadap perilaku itu sendiri.
3.      Perilaku manusia itu kompleks, sehingga untuk melakukan analisis perilaku yang tepat memerlukan latihan dan kecermatan dari terapis.
4.      Tidak semua teknik dalam modifikasi perilaku dapat diterapkan pada setiap perilaku yang akan diubah, sehingga masing-masing teknik memiliki kelemahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar