A.
Anak yang Ingin Menang Sendiri
Anak yang ingin menang sendiri
adalah Perilaku anak yang tidak mau dan
tidak bisa menerima kekalahan maksudnya dengan kekalahan disini keadaan yang
menyebabkan ia merasa tidak berhasil mencapai apa yang diinginkan meliputi
hal-hal yang bersifat materi maupun non materi. ciri-ciri anak yang mau menang
sendiri yaitu:
a) Kurang mampu mengontrol diri/emosi
b) Self esteem (harga diri) seolah-olah
yang sangat tinggi
c) Memiliki kecendrungan agresif
d) Empati kurang berkembang
e) Tidak mengikuti aturan dan bertindak
semaunya.
f) Perilakunya memancing kemarahan orang
sekitarnya.
g) Kwalitas hubungan sosialnya buruk
h) Memiliki sikap penuntut (demanding)
Penyebab perilaku mau menang sendiri
ialah :
1) Perlakuan dan pola asuh orang tua atau
pengasuh yang tidak tepat (kasih sayang orang tua yang berlebihan atau kurang)
2) Sikap orang tua yang permisif, tidak
menanamkan disiplin moral dan tanggung jawab.
Berikut adalah beberapa cara penanganan untuk anak yang mau
menang sendiri:
1. Mengajar dan melatih perilaku yang
diinginkan yaitu bisa mengontrol diri, tunda keinginan, terima kekecewaan,
tumbuh empati, dan harga diri dan kata hati.
2. Pemberian kasih sayang perhatian dan
pujian dalam takaran yang cukup dan waktu yang tepat secara konsisten cegah
perilaku menang sendiri.
Bentuk perlakuan yang tepat dalam
mengatasi sikap anak yang mau menang sendiri, berikut ini ada beberapa tips
yang dapat digunakan:
a. Jangan panik dalam menghadapi reaksi
anak yang kurang menyenangkan.
Dengan bersikap tenang, maka kita dapat berfikir jernih dan
fokus dalam mengatasi masalah yang ada.
b. Pahami dan terimalah anak dengan
keterbatasan cara berfikir dan pengalamannya.Cobalah berempati terhadap anak,
sehingga kita dapat bertindak lebih bijaksana.
c. Jangan bersikap kasar pada anak. Beri
pengertian dan pengarahan pada anak dengan lembut, sabar dan penuh kasih
sayang. Dengan demikian anak memiliki perasan positif sehingga secara alamiah
diharapkan akan mampu memperhatikan orang lain sebagai wujud respon positif
terhadap sikap positif yang diterimanya dari orang lain.
d. Hindari sikap overprotective (terlalu
melindungi) atau permisif (serba membolehkan) yang membuat anak hanya
memperhatikan haknya dan tidak peka terhadap kepentingan orang lain.
Bersikaplah assertif terhadap anak, dimana kita dapat bersikap tegas tanpa
menyakiti hati anak
e. Jadilah model yang baik bagi anak dalam
bersikap toleransi terhadap orang lain. Tunjukkan bahwa orangtua terbuka
terhadap saran dan kritik dari anak.
f. Ajari anak untuk bertanggung jawab
terhadap makhluk lain atau orang-orang disekitarnya sehingga menumbuhkan
sensitivitasnya terhadap lingkungan. Misalnya berikan anak, hewan peliharaan
yang mudah diurus, dimana anak diberi tanggung jawab memberi makannya, ajak
anak mengunjungi panti asuhan untuk memberikan sumbangan, dsb.
g. Ajari anak nilai-nilai moral melalui
kegiatan yang menyenangkan seperti bermain boneka, bermain peran, dimana kita
dapat menyisipkan pesan moral tertentu di dalamnya.
h. Dukunglah anak pada saat ia mau
memperhatikan kepentingan orang lain atau tidak mau menang sendiri. Hal ini
bisa dilakukan dengan memberikan pujian, pelukan ataupun ciuman pada anak Tips
Agar Anak Percaya Diri "Wah...kok anak itu pede banget ya berhadapan didepan
orang banyak" Ungkapan ini seringkali terlontar apabila kita melihat
seorang anak yang tampil Percaya diri di TV atau di panggung.
Misalnya saja pada saat kita melihat penampilan dai-dai
cilik ataupun melihat perlombaan-perlombaan yang ada di lingkungan kita. Setiap
orangtua pasti menginginkan anaknya bisa tampil percaya diri.
B.
Anak dengan Perilaku Dependen
Dependen adalah Sikap
dan perilaku anak yang selalu ingin di bantu dalam melakukan berbagai hal yang
sebenarnya sudah dapat dilakukannya sendiri. Ciri-ciri anak dependen adalah :
a. Sering mengatakan tidak bisa, tidak
mampu, sulit bila menghadapi suatu tugas.
b. Tampak tidak bersemangat, malas,
ragu-ragu, dan cemas, bila melakukan tugas sering minta bantuan.
c. Reaksi dan prilakunya dalam banyak
situasi seperti anak dibawah usianya lebih kekanak-kanakan, seperti mudah
menangis.
d. Cenderung pendiam, fasif, tidak lincah,
terutama dalam situasi yang dipersepsikannya menuntut prestasi.
e. Dalam pergaulan dengan teman sebaya
cenderung menjadi pengikut dari pada menjadi pemimpin.
f. Bila melakukan tugas perlu petunjuk
yang jelas dan dukungan orang lain.
g. Bila bekerja butuh waktu lama banyak
menghapus lebih banyak diam.
Faktor penyebab anak menjadi dependen adalah :
Faktor penyebab anak menjadi dependen adalah :
a. Anak kurang mendapat kesempatan dan
latihan untuk meningkatkan keterampilan
b. Anak selalu dibantu sehingga memang
akhirnya menjadi tidak mampu
c. Merasa tidak mampu melakukannya karena
sering mendapat kritikan atau celaan atas hasil kerjanya yang dinilai lambat
dan tidak rapi oleh ibu atau pengasuh.
Masalah pada anak yang dependen :
1. Tidak berkembangnya keterampilan untuk
melakukan berbagai (Life Skills) dan perasaan bahwa ia mampu
2. Konsep diri (Sel Concept) dan harga
diri (Selp Stem) tidak berkembang dengan baik
Cara penanganan anak yang dependen adalah :
1. Berikan kesempatan dan latihan pada
anak untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya dapat dilakuan dengan selalu
disertai dukungan dan pengarahan sekecil apapun prestasi kerjanya.
2. Tanamkan disiplin, rutinitas, dan
batasan-batasan realistis. Hal ini akan membantu anak untuk meramalkan apa yang
dihadapi.
3. Hindari atau minimalkan situasi yangd
apat menyebabkan anak merasa tertekan, terancam sehingga timbul kecemasan dan
rasa takut yang akan mennghambat gerak dan langkahnya.
4. Beri kesempatan anak untuk mengambil
keputusan dan mebutuhkan apa yang akan dilakukan atau dipilihnya beri
penghargaan bila ia mau dan dapat melakukannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar