Kamis, 24 Oktober 2013

Anak dengan Perilaku Ketidakmatangan Emosi dan Dependen



A.    Anak yang Ingin Menang Sendiri
Anak yang ingin menang sendiri adalah  Perilaku anak yang tidak mau dan tidak bisa menerima kekalahan maksudnya dengan kekalahan disini keadaan yang menyebabkan ia merasa tidak berhasil mencapai apa yang diinginkan meliputi hal-hal yang bersifat materi maupun non materi. ciri-ciri anak yang mau menang sendiri yaitu:
a)      Kurang mampu mengontrol diri/emosi
b)      Self esteem (harga diri) seolah-olah yang sangat tinggi
c)      Memiliki kecendrungan agresif
d)     Empati kurang berkembang
e)      Tidak mengikuti aturan dan bertindak semaunya.
f)       Perilakunya memancing kemarahan orang sekitarnya.
g)      Kwalitas hubungan sosialnya buruk
h)      Memiliki sikap penuntut (demanding)

Penyebab perilaku mau menang sendiri ialah :
1)      Perlakuan dan pola asuh orang tua atau pengasuh yang tidak tepat (kasih sayang orang tua yang berlebihan atau kurang)
2)      Sikap orang tua yang permisif, tidak menanamkan disiplin moral dan tanggung jawab.

Berikut adalah beberapa cara penanganan untuk anak yang mau menang sendiri:
1.      Mengajar dan melatih perilaku yang diinginkan yaitu bisa mengontrol diri, tunda keinginan, terima kekecewaan, tumbuh empati, dan harga diri dan kata hati.
2.      Pemberian kasih sayang perhatian dan pujian dalam takaran yang cukup dan waktu yang tepat secara konsisten cegah perilaku menang sendiri.

Bentuk perlakuan yang tepat dalam mengatasi sikap anak yang mau menang sendiri, berikut ini ada beberapa tips yang dapat digunakan:
a.    Jangan panik dalam menghadapi reaksi anak yang kurang menyenangkan.
Dengan bersikap tenang, maka kita dapat berfikir jernih dan fokus dalam mengatasi masalah yang ada.
b.    Pahami dan terimalah anak dengan keterbatasan cara berfikir dan pengalamannya.Cobalah berempati terhadap anak, sehingga kita dapat bertindak lebih bijaksana.
c.    Jangan bersikap kasar pada anak. Beri pengertian dan pengarahan pada anak dengan lembut, sabar dan penuh kasih sayang. Dengan demikian anak memiliki perasan positif sehingga secara alamiah diharapkan akan mampu memperhatikan orang lain sebagai wujud respon positif terhadap sikap positif yang diterimanya dari orang lain.
d.   Hindari sikap overprotective (terlalu melindungi) atau permisif (serba membolehkan) yang membuat anak hanya memperhatikan haknya dan tidak peka terhadap kepentingan orang lain. Bersikaplah assertif terhadap anak, dimana kita dapat bersikap tegas tanpa menyakiti hati anak
e.    Jadilah model yang baik bagi anak dalam bersikap toleransi terhadap orang lain. Tunjukkan bahwa orangtua terbuka terhadap saran dan kritik dari anak.
f.     Ajari anak untuk bertanggung jawab terhadap makhluk lain atau orang-orang disekitarnya sehingga menumbuhkan sensitivitasnya terhadap lingkungan. Misalnya berikan anak, hewan peliharaan yang mudah diurus, dimana anak diberi tanggung jawab memberi makannya, ajak anak mengunjungi panti asuhan untuk memberikan sumbangan, dsb.
g.    Ajari anak nilai-nilai moral melalui kegiatan yang menyenangkan seperti bermain boneka, bermain peran, dimana kita dapat menyisipkan pesan moral tertentu di dalamnya.
h.    Dukunglah anak pada saat ia mau memperhatikan kepentingan orang lain atau tidak mau menang sendiri. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pujian, pelukan ataupun ciuman pada anak Tips Agar Anak Percaya Diri "Wah...kok anak itu pede banget ya berhadapan didepan orang banyak" Ungkapan ini seringkali terlontar apabila kita melihat seorang anak yang tampil Percaya diri di TV atau di panggung.
Misalnya saja pada saat kita melihat penampilan dai-dai cilik ataupun melihat perlombaan-perlombaan yang ada di lingkungan kita. Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya bisa tampil percaya diri.

B.     Anak  dengan Perilaku Dependen
Dependen adalah Sikap dan perilaku anak yang selalu ingin di bantu dalam melakukan berbagai hal yang sebenarnya sudah dapat dilakukannya sendiri. Ciri-ciri anak dependen adalah :
a.       Sering mengatakan tidak bisa, tidak mampu, sulit bila menghadapi suatu tugas.
b.      Tampak tidak bersemangat, malas, ragu-ragu, dan cemas, bila melakukan tugas sering minta bantuan.
c.       Reaksi dan prilakunya dalam banyak situasi seperti anak dibawah usianya lebih kekanak-kanakan, seperti mudah menangis.
d.      Cenderung pendiam, fasif, tidak lincah, terutama dalam situasi yang dipersepsikannya menuntut prestasi.
e.       Dalam pergaulan dengan teman sebaya cenderung menjadi pengikut dari pada menjadi pemimpin.
f.       Bila melakukan tugas perlu petunjuk yang jelas dan dukungan orang lain.
g.      Bila bekerja butuh waktu lama banyak menghapus lebih banyak diam.

Faktor  penyebab anak menjadi dependen adalah :
a.       Anak kurang mendapat kesempatan dan latihan untuk meningkatkan keterampilan
b.      Anak selalu dibantu sehingga memang akhirnya menjadi tidak mampu
c.       Merasa tidak mampu melakukannya karena sering mendapat kritikan atau celaan atas hasil kerjanya yang dinilai lambat dan tidak rapi oleh ibu atau pengasuh.

Masalah pada anak yang dependen :
1.      Tidak berkembangnya keterampilan untuk melakukan berbagai (Life Skills) dan perasaan bahwa ia mampu
2.      Konsep diri (Sel Concept) dan harga diri (Selp Stem) tidak berkembang dengan baik

Cara penanganan anak yang dependen adalah :
1.      Berikan kesempatan dan latihan pada anak untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya dapat dilakuan dengan selalu disertai dukungan dan pengarahan sekecil apapun prestasi kerjanya.
2.      Tanamkan disiplin, rutinitas, dan batasan-batasan realistis. Hal ini akan membantu anak untuk meramalkan apa yang dihadapi.
3.      Hindari atau minimalkan situasi yangd apat menyebabkan anak merasa tertekan, terancam sehingga timbul kecemasan dan rasa takut yang akan mennghambat gerak dan langkahnya.
4.      Beri kesempatan anak untuk mengambil keputusan dan mebutuhkan apa yang akan dilakukan atau dipilihnya beri penghargaan bila ia mau dan dapat melakukannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar