Kamis, 24 Oktober 2013

Sistem Saraf dan Gerak Fisik


A.    Mekanisme kerja system gerak oleh system saraf
Saraf sensorik Saraf sensorik/aferen yaitu neuron yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat (SSP). Mekanisme saraf sensorik Mekanisme saraf sensorik diawali dari Sumsum tulang belakang kemudian rangsangan tersebut diteruskan hingga medula oblongata, setelah mencapai medulla oblongata rangsangan direspon dan ditanggapi untuk diteruskan kembali menuju pons,setelah itu diteruskan menuju Thalamus(kapsula interna), hingga berakhir pada kortex sensorik.
Saraf motorik/eferen yaitu neuron yang berfungsi untuk menghantarkan , impuls dari SSP menuju organ efektor. Mekanisme saraf motorik Korteks otak mengahantarkan rangsangan yang telah ditanggapi tersebut kepada medula oblongata, kemudian diteruskan melewati jalur saraf pada sumsum tulang belakang, ujung-ujung tulang belakang inilah yang menjadi jembatan pertautan saraf dengan organ-organ efektor,yaitu otot.

B.     Gerak Biasa dan Gerak Reflek
Gerak biasa merupakan gerakan yang disadari dan impuls/rangsangan akan diolah oleh SSP (otak dan medulla spinalis), setelah diolah dan diproses impuls tersebut kembali disalurkan oleh saraf eferen hingga organ-organ efektor, sehingga menjadi suatu pola gerakan yang sadar. Mekanisme gerak biasa Impuls disalurkan melalui reseptor,reseptor mempunyai tugas untuk menyalurkan kembali impuls kepada neuron sensorik, setelah impuls berada pada neuron sensorik, impuls tidak berhenti sampai pada bagian tersebut, impuls kembali disalurkan menuju medula spinalis, medulla spinalis menginteraksikan impuls dengan pusat otak, setelah di tanggapi rangsangan tersebut berubah menjadi respon, respon dikembalikan kepada medula spinalis dan kemudian di integrasikan oleh interneuron, kemudian respon tersebut disalurkan kembali oleh neuron motorik, hingga akhirnya sampai pada organ Efektor yang berbentuk suatu gerakan sadar.

C.    Gerak refleks
Gerak refleks merupakan gerakan yang terjadi tanpa disadari atau tanpa adanya suatu rangsangan, hal ini dapat terjadi karena saraf menanggapi impuls secara langsung. Sehingga sifat gerakan ini tidak diolah terlebih dahulu oleh otak. Karena terjadinya berlangsung secara spontan dan tidak memerlukan waktu yang lama maka dari itu gerakan ini disebut gerakan reflek. Mekanisme gerak reflek Impuls ditangkap oleh reseptor kemudian diteruskan menuju neuron sensorik, neuron sensorik menerskan impuls menuju medula spinalis,medula spinalis tidak menginteraksikan impuls terlebih dahulu dengan otak seperti yang terjadi pada gerakan sadar, akan tetapi impuls tersebut langsung diteruskan menuju interneuron, dengan kata lain medula spinalis mengambil peranan otak untuk memberika respon langsung pada neuron motorik, neuron motorik meneruskan respon menuju efektor,sehingga terjadilah suatu gerakan spontan/reflek yang tidak disadari oleh otak.

D.    Sistem Piramidal Dan Ekstrapiramidal
Kerjasama yang terpadu antara sistem piramidal dan sistem ekstrapiramidal diperlukan dalam fungsi motorik yang sempurna pada otot rangka, keduanya mempunyai andil besar dalam gerakan yang terjadi pada tubuh, meskipun demikian keduanya memiliki fungsi yang berbeda dalam menghasilkan gerakan.Sistem piramidal berperan dalam gerakan volunter, yaitu gerakan sadar yang harus dilakukan, sedangkan sistem ekstrapiramidal menentukan landasan untuk dapat terlaksananya suatu gerakan volunter yang terampil dan mahir.

E.     Sistem Pyramidal
Sistem piramidal merupakan jalur desending yang terdiri dari serabut yang berasal dari korteks motorik pada otak yang kemudian disalurkan ke batang otak dan turun ke spinal cord.

F.     Mekanisme kerja sistem pyramidal
Mekanisme Kerja System Pyramidal diawali pada Korteks motorik, impuls gerakan yang diinginkan di teruskan menuju bagian posterior kapsula interna,kapsula interna meneruskan impuls kepada medula oblongata, setelah mencapai medulla oblongata impuls diteruskan menuju medula spinalis substansi kelabu, yaitu bagian integral dari neuron motorik, respon kembali diteruskan menuju ujung-ujung akson yaitu efektor hingga akhirnya menjadi suatu gerakan yang sadar.
Fungsi system pyramidal adalah:
1.         Memulai timbulnya suatu gerakan volunteer atau suatu gerak sadar yang bersifat halus.
2.         Kontraksi otot distal, khususnya pada tangan dan jari.

G.    Sistem ekstrapiramidal
Sistem ekstrapiramidal meupakan jalur antara corteks serebal, basal ganglia, batang otak, spinal cord yang keluar dari traktus piramidal.
Fungsi sistem ekstrapiramidal untuk :
1. mempertahankan tonus otot
2. gerakan kasar.
3. Perencanaan suatu gerakan

Anak dengan Perilaku Ketidakmatangan Emosi dan Dependen



A.    Anak yang Ingin Menang Sendiri
Anak yang ingin menang sendiri adalah  Perilaku anak yang tidak mau dan tidak bisa menerima kekalahan maksudnya dengan kekalahan disini keadaan yang menyebabkan ia merasa tidak berhasil mencapai apa yang diinginkan meliputi hal-hal yang bersifat materi maupun non materi. ciri-ciri anak yang mau menang sendiri yaitu:
a)      Kurang mampu mengontrol diri/emosi
b)      Self esteem (harga diri) seolah-olah yang sangat tinggi
c)      Memiliki kecendrungan agresif
d)     Empati kurang berkembang
e)      Tidak mengikuti aturan dan bertindak semaunya.
f)       Perilakunya memancing kemarahan orang sekitarnya.
g)      Kwalitas hubungan sosialnya buruk
h)      Memiliki sikap penuntut (demanding)

Penyebab perilaku mau menang sendiri ialah :
1)      Perlakuan dan pola asuh orang tua atau pengasuh yang tidak tepat (kasih sayang orang tua yang berlebihan atau kurang)
2)      Sikap orang tua yang permisif, tidak menanamkan disiplin moral dan tanggung jawab.

Berikut adalah beberapa cara penanganan untuk anak yang mau menang sendiri:
1.      Mengajar dan melatih perilaku yang diinginkan yaitu bisa mengontrol diri, tunda keinginan, terima kekecewaan, tumbuh empati, dan harga diri dan kata hati.
2.      Pemberian kasih sayang perhatian dan pujian dalam takaran yang cukup dan waktu yang tepat secara konsisten cegah perilaku menang sendiri.

Bentuk perlakuan yang tepat dalam mengatasi sikap anak yang mau menang sendiri, berikut ini ada beberapa tips yang dapat digunakan:
a.    Jangan panik dalam menghadapi reaksi anak yang kurang menyenangkan.
Dengan bersikap tenang, maka kita dapat berfikir jernih dan fokus dalam mengatasi masalah yang ada.
b.    Pahami dan terimalah anak dengan keterbatasan cara berfikir dan pengalamannya.Cobalah berempati terhadap anak, sehingga kita dapat bertindak lebih bijaksana.
c.    Jangan bersikap kasar pada anak. Beri pengertian dan pengarahan pada anak dengan lembut, sabar dan penuh kasih sayang. Dengan demikian anak memiliki perasan positif sehingga secara alamiah diharapkan akan mampu memperhatikan orang lain sebagai wujud respon positif terhadap sikap positif yang diterimanya dari orang lain.
d.   Hindari sikap overprotective (terlalu melindungi) atau permisif (serba membolehkan) yang membuat anak hanya memperhatikan haknya dan tidak peka terhadap kepentingan orang lain. Bersikaplah assertif terhadap anak, dimana kita dapat bersikap tegas tanpa menyakiti hati anak
e.    Jadilah model yang baik bagi anak dalam bersikap toleransi terhadap orang lain. Tunjukkan bahwa orangtua terbuka terhadap saran dan kritik dari anak.
f.     Ajari anak untuk bertanggung jawab terhadap makhluk lain atau orang-orang disekitarnya sehingga menumbuhkan sensitivitasnya terhadap lingkungan. Misalnya berikan anak, hewan peliharaan yang mudah diurus, dimana anak diberi tanggung jawab memberi makannya, ajak anak mengunjungi panti asuhan untuk memberikan sumbangan, dsb.
g.    Ajari anak nilai-nilai moral melalui kegiatan yang menyenangkan seperti bermain boneka, bermain peran, dimana kita dapat menyisipkan pesan moral tertentu di dalamnya.
h.    Dukunglah anak pada saat ia mau memperhatikan kepentingan orang lain atau tidak mau menang sendiri. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pujian, pelukan ataupun ciuman pada anak Tips Agar Anak Percaya Diri "Wah...kok anak itu pede banget ya berhadapan didepan orang banyak" Ungkapan ini seringkali terlontar apabila kita melihat seorang anak yang tampil Percaya diri di TV atau di panggung.
Misalnya saja pada saat kita melihat penampilan dai-dai cilik ataupun melihat perlombaan-perlombaan yang ada di lingkungan kita. Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya bisa tampil percaya diri.

B.     Anak  dengan Perilaku Dependen
Dependen adalah Sikap dan perilaku anak yang selalu ingin di bantu dalam melakukan berbagai hal yang sebenarnya sudah dapat dilakukannya sendiri. Ciri-ciri anak dependen adalah :
a.       Sering mengatakan tidak bisa, tidak mampu, sulit bila menghadapi suatu tugas.
b.      Tampak tidak bersemangat, malas, ragu-ragu, dan cemas, bila melakukan tugas sering minta bantuan.
c.       Reaksi dan prilakunya dalam banyak situasi seperti anak dibawah usianya lebih kekanak-kanakan, seperti mudah menangis.
d.      Cenderung pendiam, fasif, tidak lincah, terutama dalam situasi yang dipersepsikannya menuntut prestasi.
e.       Dalam pergaulan dengan teman sebaya cenderung menjadi pengikut dari pada menjadi pemimpin.
f.       Bila melakukan tugas perlu petunjuk yang jelas dan dukungan orang lain.
g.      Bila bekerja butuh waktu lama banyak menghapus lebih banyak diam.

Faktor  penyebab anak menjadi dependen adalah :
a.       Anak kurang mendapat kesempatan dan latihan untuk meningkatkan keterampilan
b.      Anak selalu dibantu sehingga memang akhirnya menjadi tidak mampu
c.       Merasa tidak mampu melakukannya karena sering mendapat kritikan atau celaan atas hasil kerjanya yang dinilai lambat dan tidak rapi oleh ibu atau pengasuh.

Masalah pada anak yang dependen :
1.      Tidak berkembangnya keterampilan untuk melakukan berbagai (Life Skills) dan perasaan bahwa ia mampu
2.      Konsep diri (Sel Concept) dan harga diri (Selp Stem) tidak berkembang dengan baik

Cara penanganan anak yang dependen adalah :
1.      Berikan kesempatan dan latihan pada anak untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya dapat dilakuan dengan selalu disertai dukungan dan pengarahan sekecil apapun prestasi kerjanya.
2.      Tanamkan disiplin, rutinitas, dan batasan-batasan realistis. Hal ini akan membantu anak untuk meramalkan apa yang dihadapi.
3.      Hindari atau minimalkan situasi yangd apat menyebabkan anak merasa tertekan, terancam sehingga timbul kecemasan dan rasa takut yang akan mennghambat gerak dan langkahnya.
4.      Beri kesempatan anak untuk mengambil keputusan dan mebutuhkan apa yang akan dilakukan atau dipilihnya beri penghargaan bila ia mau dan dapat melakukannya

Selasa, 08 Oktober 2013

HAK BK BAGI ABK DI SEKOLAH


A.     Tujuan Bimbingan Konseling
Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling bagi ABK adalah sesuai dengan tujuan pendididikan, yang tertulis pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 1989 (UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (Depdikbud, 1994:5)
Secara umum layanan bimbingan konseling bagi anak luar biasa di sekolah bertujuan agar setelah mendapat layan bimbingan knseling anak dapat mencapai penyesuaian dan perkembangan sesuai dengan sisa kemampuannya, bakat, dan nilai – nilai yang dimilikinya. Secara umum tujuan tersebut mengaah kepada “self-actualization, selffrealization, fully functioning dan self – acceptance” sesuai dengan variasi perbedaan inividu antara sesame anak. Hal ini mengingat setiap siswa memiliki keunika – keunikan tertentu.
Bagi anak luar biasa selain tujuan tersebut di atas, tekaan pencapaian tujuan lebih diarahkan untuk membentuk kompetensi positif dari kecacatan yang dimilikinya. Mereka tidak begitu terganggu dengan kecacatan yang ia miliki, tapi justru ada usaha optimalisasi sisa kecacatan tersebut.
Secara khusus layanan bimbingan konseling di sekolah bertujaun agar anak dapat :
a.       Memahami dirinya dengan baik, yaitu mengenal segala kelebihan dan kelemahan yang dimiliki berkenaan dengan bakat , minat, sikap, perasaan, dan kemampuannya.
b.      Memahami lingkungan dengan baik, meliputi lingkunan pendidikan di sekolah, lingkungan asrama, lingkungan pekerjaan, dan lingkungan sosial masyarakat. Dari segi pendidikan pendidkan di sekolah, anak hendaknya dapat memahami peraturan – peraturan sekolah, kemudahan – kemudahan yang ada di sekolah, ruangan sekolah, fasilitas sekolah, dan sebagainya. Dari segi lingkungan asrama aak hendaknya memahami praturan asrama, ruangan asrama, fasilitas asrama,  dan sebagainya. Dari segi lingkungan pekerjaan anak hendaknya mampu memahami keterampilan kerja yang dimikinya, kondisi – kondisi kerja, hasil kerja, dan sebagainya. Dari segi lingkungan social masyarakat anak hendaknya mampu memahami adat istiadat masyarakat, budaya yang ada di masyarakat, dan sebagainya.
c.       Membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana, yaitu pilihan dan keputusan yang didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri, dan lingkungannya.
d.      Mengatasi masalah – masalah yag dihadapi dalam kehidupan sehari – hari, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam hal ini pengawasan aktivitas kehidupan sehari – hari merupakan persyaratan utama untuk membantu mengatasi masalah – masalah dalam kehidupan sehari – hari

B.     Tujuan Bimbingan Konseling di TKLB
Pada dasarnya semua anak berkebutuhan khusus memiliki karakteristik dan permasalahan yang relatif sama, yaitu mengalami hambatan perkembangan intelektualnya, kesulitan dalam sosialisasi, emosinya tidak stabil, dan hambatan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga juga membutuhkan layanan bimbingan dan konseling.
Tujuan BK disekolah TKLB ini adalah guna untuk memberikan bimbingan kepada anak yang mengalami masalah, bukan hanya anak remaja atau dewasa saja yang mempunyai masalah, tetapi anak TK juga mempunyai masalah. Seperti anak yang sedang bermasalah dengan teman sebayanya.
Myrick dalam Muro & Kotman:1995 yang diperjelas kembali oleh Rakhmad (2006) mengemukakan empat pendekatan dapat dirumuskan sebagai pendekatan dalam bimbingan, yaitu pendekatan krisis, remedial, preventif dan perkembangan.
Pada keempat pendekatan ini, salah satunya adalah pendekatan krisis yang dipakai untuk anak TKLB. Sama-sama kita ketahui yang dimaksud dengan pendekatan krisis adalah  pembimbing menunggu munculnya suatu masalah dan dia bertindak membantu seseorang yang menghadapi masalah itu. Teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah teknik-teknik yang secara pasti dapat mengatasi masalah itu. Contohnya seorang anak datang mengadu kepada guru sambil menangis karena didorong temannya sehingga tersungkur ke lantai. Pembimbing yang menggunakan pendekatan ini akan meminta anak itu membicarakan penyelesaian masalah dengan temannya tersebut. Bahkan mungkin akan memanggil anak-anak itu ke kantornya untuk membicarakan penyelesaian masalah.
C.     Tujuan Bimbingan Konseling di SDLB
Pada dasarnya kebutuhan anak berkebutuhan khusus sama dengan anak-anak lain pada umumnya (kebutuhan jasmani dan rohani). Tapi ada hal-hal khusus yang membutuhkan penanganan khusus, biasanya berkaitan dengan kelainan atau kecacatan yang disandangnya. Di dalam prosesnya dapat berupa pendidikan, pembelajaran yang mendidik dan memandirikan, terapi, layanan bimbingan dan konseling, layanan medis, dll.
Penanganan itu tentunya dilakukan oleh profesi yang sesuai dengan bidangnya. Artinya akan banyak ahli yang terlibat dalam rangka memenuhi kebutuhan ABK itu. Sehingga dikenal dengan pendekatan multidisipliner. Para ahli dari berbagai bidang berkolaborasi memberikan layanan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan ABK agar berkembangan secara optimal.Maka dari itu anak SDLB juga membutuhkan layanan Bimbingan dan konseling guna untuk menyelesaikan masalah yang ada. Ada beberapa fungsi BK di SDLB ini, antara lainnya adalah:
a.       Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan siswa.
b.      Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam hal membantu siswa untuk memilih jurusan sekolah, jenis sekolah,dan lapangan pekerjaan sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Kegiatan dalam fungsi penyaluran ini meliputi bantuan untuk memantapkan kegiatan belajar di Sekolah Dasar. Dalam melaksanakan funsinya, guru pembimbing atau konselor perlu kerjasama dengan pindidik lainnya di Sekolah Dasar maupun diluar Sekolah Dasar.
c.       Fungsi adaptasi, yaitu bimbingan dan konseling dalam hal membantu petugas-petugas di sekolah, khususnya guru, untuk mengadaptasikan program pendidikan dengan minat, kemampuan dan kebutuhan para peserta didik. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai para siswa atau guru pembimbing atau konselor dapat membantu guru untuk memperlakukan peserta didik secara tepat, baik dalam mengelola dan memilih materi pelajaran yang tepat, atau dalam mengadaptasikan bahan pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan siswa.
d.      Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dan berkembang secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka mengidenfikasi, memahami, dan memecahkan masalah.
Pendekatan yang digunakan di SDLB ini adalah pendekatan remedial, guru akan memfokuskan bantuannya kepada upaya menyembuhkan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan yang tampak. Tujuannya adalah menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin terjadi. Berbagai strategi bisanya dilakukan seperti mengajarkan kepada siswa keterampilan tertentu misalnya keterampilan berdamai sehingga siswa tadi memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah hubungan antar pribadi.


D.     Tujuan Bimbingan Konseling di SMPL
Pendekatan yang digunakan di SMPLB ini adalah, pendekatan preventif. Pendekatan  preventif mencoba mengantisipasi masalah-masalah generik dan mencegah terjadinya masalah itu. Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, berkelahi, kenakalan, merokok, dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada siswa secara umum. Model ini didasarkan pada pemikiran bahwa bila guru dapat mendidik siswanya untuk menyadari bahaya dari berbagai kegiatan dan menguasai metode.
Untuk menghindari terjadinya masalah itu maka pembimbing akan dapat mencegah siswa dari perbuatan yang membahayakan tersebut. Teknik yang dapat digunakan diantaranya mengajar dan memberikan informasi. Dari contoh diatas, guru akan mengajarkan sikap toleran dan memahami orang lain sehingga dapat mencegah munculnya perilaku agresif tanpa menunggu munculnya krisis terlebih dahulu.
Tujuan diberikan BK kepada anak SMPLB ini adalah, guna untuk mencegah perbuatan yang berbahaya bagi anak nantinya.

E.     Tujuan Bimbingan Konseling di SMAB
Pendekatan yang digunakan di SMALB ini adalah pendekatan perkembangan. Pendekatan perkembangan merupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif dibandingkan tiga pendekatan sebelumnya. Pembimbing yang menggunakan pendekatan ini beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pemahaman khusus yang dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan dalam kehidupan. Pendekatan ini memberikan perhatian kepada tahap-tahap perkembangan siswa, kebutuhan, dan minat serta membantu siswa mempelajari keterampilan hidup (Robert Myrick, 1989). Teknik yang dapat dilakukan diantaranya mengajar, menukar informasi, bermain peran, melatih, tutorial, dan konseling. Dari contoh diatas, guru yang menggunakan pendekatan ini, akan menangani anak sejak tahun-tahun pertama masuk sekolah, mengajari dan menyediakan pengalaman belajar bagi anak itu yang dapat mengembangkan keterampilan hubungan antarpribadi yang diperlukan untuk melakukan interaksi yang efektif dengan orang lain.
Tujuan BK di SMALB ini adalah memberikan bimbingan kepada anak dengan cara mendekati anak, dan mengamati sejauh mana perkembangan anak di sekolah. Memberikan pemahaman dan sekaligus keterampilan kepada anak.
Sebenarnya tujuan BK di sekolah-sekolah adalah semuanya sama hanya cara penerapannya saja berbeda, tujuan BK disekolah-sekolah adalah sebagai berikut :
1.      Anak  harus dapat mengenal dirinya sendiri
2.      Menemukan kebutuhan ABK yang spesifik sesuai dengan kelainannya. Kebutuhan ini muncul menyertai kelainannya.
3.      Menemukan konsep diri
4.      Memfasilitasi penyeusaian diri terhadap kelainan/kecacatanya
5.      Berkoordinasi dengan ahli lain
6.      Melakukan konseling terhadap keluarga ABK
7.      Membantu perkembangan ABK agar berkembang efektif, memiliki keterampilan hidup mandiri
8.      Membuka peluang kegiatan rekreasi dan mengembangkan hobi
9.      Mengembangkan keterampilan personal dan social
10.  Besama-sama merancang perencanaan pendidikan formal, pendidikan tambahan, dan peralatan yang dibutuhkan.

Dibawah ini disampaikan beberapa pendapat para ahli berkaitan dengan tujuan bimbingan dan konseling di SLB sebagai berikut.
1.      Menurut Nurihsan A J (2006) tujuan layanan bimbingan dijelaskan Nurihsan (2006:8) agar individu dapat:
a.       Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier, serta kehidupannya pada masa yang akan datang.
b.      Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
c.       Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjannya.
d.      Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat ataupun lingkungan kerja.
2.      Adapun tujuan konseling pada umumnya dan disekolah pada khususnya menurut Shertzer dan Stone (dalam Nurihsan.2006:12) sebagai berikut.
a.       Mengadakan perubahan perilaku pada klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan. Khusus di sekolah Boy dan Pine (Depdikbud, 1983:14) menyatakan, bahwa tujuan konseling adalah membantu siswa menjadi lebih matang dan lebih mengaktualisasikan dirinya, membantu siswa maju dengan cara yang positif, membantu dalam sosialisasi siswa dengan memanfaatkan sumber-sumber dan potensinya sendiri. Persepsi dan wawasan siswa berubah, dan akibat dari wawasan baru yang diperoleh, maka timbullah pada diri siswa reorientasi positif terhadap kepribadian dan kehidupannya.
b.      Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif. Jika hal ini tercapai, maka individu mencapai integrasi, penyesuaian, dan identifikasi positif dengan yang lainnya. Ia belajar menerima tanggungjawab, berdiri sendiri, dan memperoleh integrasi perilakunya.
c.       Penyelesaian masalah. Hal ini bberdasarkan kenyataan, bahwa individu yang mempunyai masalah tidak mampu menyelesaikan masalahnya. Biasanya siswa datang sendiri kepada konselor karena ia percaya bahwa konselor dapat membantu menyelesaikan masalahnya.
d.      Mencapai keefektifan pribadi. Blocher mengatakan bahwa pribadi yang efektif adalah pribadi yang dapat memperhitungkan diri, waktu dan tenaganya, serta bersedia  memikul resiko-resiko ekonomis, psikologis, dan fisik. Ia tampak konsisten, sanggup berfikir secara berbeda dan orisinal, yaitu dengan cara-cara yang  kreatif.
e.       Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya. Pekerjaan konselor bukan menentukan keputusan yang harus di ambil oleh klien atau menentukan alternatif dari tindakannya. Keputusan ada pada diri klien sendiri. Klien harus belajar mengatasi konsekuensi-konsekuensi yang mungkin terjadi dalam pengorbanan pribadi, waktu, tenaga, uang, resiko, dan sebagainya. Individu belajar memperhatikan nilai-nilai dan ikut serta mempertimbangkan yang di anutnya secara sadar dalam pengambilan keputusan.
3.      Menurut Priyatno dan Amti E (2004: 114) menyebutkan tujuan umum dan tujuan khusus dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut:
a.       Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimiliki (seperti kemampuan dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
b.      Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran dari tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan masalah yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahan tersebut. Masalah-masalah individu bermacam ragam jenis, intensitas, dan sangkutpautnya, serta masing-masing bersifat unik.
4.      Menurut Tohirin (2007: 36-37) tujuan bimbingan dan konseliang atau tujuan konseliang agar klien dapat:
a.       Memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya.
b.      Mengarahkan dirinya agar sesuai dengan potensi yang dimilikinya sesuai dengan tingkat perkembangan yang optimal.
c.       Mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.
d.      Mempunyai wawasan yang lebih realistis serta penerimaan objektif tentang dirinya.
e.       Dapat menyesuaikan diri secara lebih efektif baik terhadap dirinya maupun lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya.
f.       Mencapai taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
g.      Terhindar dari gejala-gejala dan perilaku yang salah.