A. Konsideran Dalam Asesmen Prestasi Sekolah
Dalam perspektif manajemen, salah satu tugas
yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin adalah berusaha memotivasi setiap
individu yang dipimpinnya agar memiliki motivasi yang kuat dalam melaksanakan
setiap tugas dan pekerjaannya, sehingga pada girilirannya dapat dihasilkan
kinerja yang unggul. Misalnya, untuk meningkatkan kinerja guru, kepala
sekolah atau pengawas sekolah dituntut untuk dapat membina dan meningkatkan motivasi kerja guru. Demikian pula,
untuk meningkatkan kinerja siswa (prestasi belajar siswa), seorang guru
dituntut untuk dapat membina dan meningkatkan motivasi belajar siswanya.
B. Pengukuran Kelompok Tentang Prestasi Akademis
Tes
prestasi akademik kelompok sering digunakan guru umum dari pada guru pendidikan
khusus. Tes prestasi kelompok ini banyak berisi tentang berbagai tingkatan dan
seri yang diugunakan untuk kelas dan tingkatan yang lebih tinggi.
Bidang-bidang
kurikulum yang diakses dengan tes kelompok ini adalah spelling, membaca dan
berhitung. Ada dua jenis tes yang sering digunakan untuk mengetes prestasi
yaitu:
1. The
Metropolitan Archievement Test (MAT)
Terdiri dari subtes:
memehami bacaan, matematika, bahasa, belajar social, dan sains
2. The
Stanford Archievement Test (SAT)
Terdiri dari
subtes:membaca( memehami bacaan dan keterampilan mempelajari kata),
matematika(konsep matematika, hitungan matematika, dan aplikasi matematika),
keterampilan mendengarkan, ilmu social, dan ilmu sains.
C. Pengukuran Individu Tentang Prestasi Akademis
Dilakukan
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan anak dalam belajar, dan untuk
membandingkan prestasi anak di berbagai bidang, tes yang sering digunakan untuk
mengasesmen prestasi akademik secara individual adalah PIAT dan WRAT
1. PIAT
( The Peabody Indivudual Archievement Test)
Tes ini untuk mengukur
prestasi membaca, matematika, mengucapka (speelinng) fdan informasi umum. Tes
ini di tujukan untuk usia 5,5 tahun – 18 tahun yang dilakukan selama 30 – 40
menit. Tes PIAT terdiri dari 5 subtes, yaitu metematika, pengenalan, membaca,
pemahaman bacaan, pengucapan, (speeling), dan informasi umum.
2. WRAT
(The Wide Range Archievement Test)
Tes ini untuk mengukur
prestasi akademik yang di gunakan untuk usia 5 – 64 tahun. Tes WRAT terbagi
pada 2 tingkat yaitu untuk anak usia 5 – 12 tahun dan usia usia 12 tahun sampai
dewasa. Masing tingkat terdiri dari 3 subtes, yaitu speeling, aritmatika, dan
membaca.
D. Sumber Lain Tentang Informasi Asesmen
1.
Guru
Merupakan orang yang
paling banyak mengetahui kekuatan dan kelemahan anak dalam belajar. Guru dapat
memberikan contoh pekerjaan anak, laporan kemajuan belajar anak, dan program
pembelajaran yang di berikan.
2. Orang
Tua
Orang tua dapat
membantu dalam meningkatkan tingkatg prestasi akademik. Dirumah dan di
masyrakat aanak dihadapkan daengan situasi yang membutuhkan keterampilan
akademik, dan orang tua dapat memberikan informasi tentang bagaiumana anak
dapat menghadapi situasi tersebut.
3. Siswa
Anak dapat memberikan
informasi di bidang studi apa saja ia memiliki kesulitan dan mengekspresikan
perasaannya tentang hal tersebut. Anak
juga di minta informasi tentang persepsinya dalam menghadapi tugas akademik di
masyarakat (seperti membayar makanan di restoran, menonton program televise
dll.)
E. Jawaban Tentang Pertanyaan Asesmen
Pertanyaan asesmen
dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu:
1.
Tes Uraian Terbatas (Restricted Response Essays)
Peserta tes dibatasi oleh rambu-rambu yang ditemukan
dalam butir soal. Keterbatasan mencakup format isi, dan ruang lingkup jawaban.
Jadi soal tes uraian ini harus menentukan batas jawaban yang dikehendaki.
2.
Tes Uraian Bebas (Extended Response Essays)
Jawaban yang diberikan oleh peserta tes hampir tidak
ada batasan. Peserta tes memiliki kebebasan yang luas sekali untuk
mengorganisaikan dan mengekspresikan gagasan pikirannya dan gagasan dalam
menjawab soal tersebut. Jadi jawaban siswa bersifat terbuka, fleksibel, dan
tidak berstruktur.
Prosedur
asesmen dapat mendorong siswa dalam mempelajari struktur organisasi materi.
Siswa dalam hal ini akan terpacu mempersiapkan diri lebih baik dengan cara
mempelajari struktur materi secara keseluruhan. Maka, dalam asesmen esai siswa
harus menyusun responnya sendiri.
Proses
asesmen dalam pembelajaran akan produktif bila asesmen tersebut dapat
memberikan umpan balik pada siswa. Umpan balik tersebut antara lain:
1.
Memberikan nilai pada tiap bagian jawaban mereka
2.
Membuat tulisan rasionalisasi singkat tentang alasan
mengapa jawaban diberikan skor tertentu, serta memberikan saran terhadap
hal-hal yang mungkin terabaikan.
3.
Memberikan total nilai terhadap jawaban
4.
Menilai dengan membandingkan skor total terhadap skor
yang harus dicapai untuk mendapatkan nilai tertentu.
Dengan umpan
balik tersebut, siswa dapat menilai sendiri pekerjaannya serta memperbaikinya.
Hasil kerja esai siswa sangat penting sebagai masukan kepada guru tentang
kemampuan siswa. Dalam hal ini, guru juga dapat mengetahui permasalahan asesmen
di kelas, antara lain guru dapat menemukan bentuk soal yang efektif serta yang
kurang efektif untuk diterapkan di kelasnya. Selain itu, guru dapat mengetahui
secara pasti kegiatan belajar seperti apa yang kurang berhasil dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar