A.
Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan masyarakat untuk kesejahteraan penyandang
gangguan penglihatan yaitu praktisi yang
mempunyai kepedulian terhadap anak bergangguan penglihatan.
B.
Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan yang akan diberikan kepada praktisi
yang mempunyai kepedulian terhadap anak bergangguan penglihatan yaitu :
1. Alat
Bantu Baca Dan Tulis bagi anak
bergangguan penlihatan
Masyarakat tunanetra mungkin mengalami
hambatan dalam menerima informasi, namun disisi lain mereka juga memiliki
kelebihan, berupa sensasi taktil dan pendengaran yang tajam. Dalam kehidupan
sehari-hari, masyarakat tunanetra umumnya menggunakan sistem Braille untuk
memperoleh informasi baru.
Sistem
Braille adalah salah satu metode yang diperkenalkan secara luas bagi masyarakat
tunanetra yang digunakan untuk membaca dan menulis. Sistem ini diperkenalkan
pada tahun 1821 oleh Louis Braille, seorang tunanetra yang berasal dari
Prancis. Setiap karakter atau sel didirikan dari 6 posisi titik, yang disusun
segitiga dan mencakup 2 kolom setiap tiga titik. Huruf Braille dibaca dari kiri
ke kanan dan dapat melambangkan abjad, tanda baca, angka, tanda musik, simbol matematika
dan lainnya. Ukuran huruf Braille yang umum digunakan adalah dengan tinggi sepanjang 0.5
mm, serta spasi horizontal dan vertikal antar titik dalam sel sebesar 2.5 mm.
2. Oral
Higiene
Oral higiene adalah suatu tindakan atau
praktek untuk menjaga kebersihan
gigi dan mulut untuk menghindari kerusakan gigi dan jaringannya serta
menghindari bau nafas. Status oral higiene pasien dinilai berdasarkan banyak
atau sedikitnya penumpukan plak, debris makanan, materi alba dan stein pada
permukaan gigi. Penumpukan plak diperiksa dengan bantuan bahan pewarna plak
atau dikenal dengan disclosing solution. Lokasi dari penumpukan plak dan iritan
lokal lain kadang-kadang bisa menjadi petunjuk adanya faktor pendorong.
Misalnya penumpukan plak pada satu sisi berkaitan dengan kebiasan mengunyah
pada sebelah sisi. Tetapi, pada umumnya plak atau debris di permukaan gigi
dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai kebersihan mulut.
C.
Strategi Penyuluhan atau
Metode Penyuluhan
Penyuluhan
merupakan suatu tindakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar dapat
mengubah prilaku ke arah prilaku sehat. Penyuluhan kesehatan gigi merupakan
suatu tindakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar dapat mengubah
prilaku sehingga memperoleh tingkat kesehatan gigi yang baik.
Metode
penyuluhan sangatlah menentukan keberhasilan dari suatu penyuluhan, sehingga
pemilihan metode haruslah dipilih dengan cermat dan mengacu pada tujuan yang
ingin dicapai. Metode penyuluhan dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan tujuan instruksional khusus ( TIK ), yaitu:
1. Metode
yang digunakan untuk membentuk pengetahuan yaitu :
a. Ceramah
adalah salah satu cara pendidikan kesehatan yang di dalamnya kita menerangkan
atau menjelaskan sesuatu secara lisan disertai tanya jawab, diskusi dengan
sekelompok pendengar serta dibantu dengan beberapa alat peraga yang dianggap
perlu.
b. Tanya jawab
adalah proses interaksi warga belajar yang berisi pertanyaan - pertanyaan yang
diajukan dan jawaban-jawaban dari topik belajar tertentu untuk mencapai tujuan
belajar.
2. Metode
yang digunakan untuk membentuk keterampilan
yaitu :
Demonstrasi
adalah suatu cara penyajian pengertian atau ide yang dipersiapkan dengan teliti
untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan, atau
menggunakan suatu prosedur.
3. Metode
yang digunakan untuk membentuk sikap yaitu :
a. Permainan
(role playing) adalah metode yang dalam pelaksanaannya sasaran harus memerankan
satu atau beberapa peran tertentu.
b. Simulasi
adalah suatu metode yang dalam pelaksanaannya penyuluh dapat melakukan suatu
kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada penghayatan ketrampilan
aktualisasi dan praktik dalam situasi secara keseluruhan atau sebagian
merupakan tiruan dari situasi sebenarnya.
D.
Etika Terhadap Anak Bergangguan
Penglihatan
Ketika bertemu tunanetra yang sedang
berjalan sendirian di jalan, mal, atau di tempat-tempat umum lainnya, dan ingin
membantunya, apa yang harus kita lakukan dan bagaimana caranya?
Pertama, sapalah dia terlebih dahulu. Caranya, sentuhlah
lengan atau bahunya, agar ia tahu bahwa Anda sedang berbicara dengannya. Akan
lebih baik jika Anda menyebutkan atau memperkenalkan siapa Anda. Misalnya,
dengan menyebut nama Anda.
Tanyakan “Apa ada yang bisa dibantu?” atau, “Mau ke mana,
bisa saya bantu?”.
Jika ia bersedia dibantu, misalnya
ia mengharapkan Anda mengantarnya ke suatu tempat, yang harus Anda lakukan
adalah:
·
Izinkan ia memegang lengan Anda. Bisa lengan kanan atau
lengan kiri. Caranya, bisa dengan mengatakan “Silakan pegang lengan saya”.
·
Berjalanlah bersamanya menuju tempat yang ia inginkan,
dengan posisi Anda berada satu langkah di depan si tunanetra.
·
Dengan posisi seperti ini, si tunanetra akan dapat merasakan
gerak-gerik tubuh Anda jika naik atau turun tangga, berbelok ke kanan atau ke
kiri.
·
Tetaplah berkomunikasi dengan dia, termasuk menginformasikan
jika ada halangan atau rintangan yang akan dilewati.
·
Jika si tunanetra akan duduk, bantulah ke tempat duduk
tersebut. Untuk membantu duduk, cukup dengan menyentuhkan tangan si tunanetra
ke tempat duduk kursi atau sandaran kursi. Selanjutnya biarkan si tunanetra
duduk sendiri.
Yang
tidak boleh Anda lakukan, dan ini sering terjadi, adalah:
·
Memandu tunanetra dengan memegang tongkatnya. Atau, Andalah
yang memegang tangan si tunanetra. Cara ini sebenarnya tidak aman atau
membahayakan si tunanetra. Dengan memegang tongkatnya atau dengan Anda memegang
tangan si tunanetra, ia tidak akan dapat merasakan gerak-gerik tubuh Anda. Hal
ini berpotensi membuatnya menabrak atau bahkan jatuh.
·
Membantu tunanetra duduk dengan mendudukkan badannya ke
kursi. Hal ini membuat si tunanetra merasa tidak nyaman.
Cara
membantu tunanetra jika ia akan makan pada suatu acara jamuan:
·
Informasikan makanan apa saja yang disajikan.
·
Tanyakan makanan apa yang ingin ia makan.
·
Posisikan makanan-makanan tersebut di atas piring sesuai
posisi jarum jam.
·
Misalnya, nasi di posisi jam 6, daging di jam 12, sayur di
jam 3, dan sambal di jam 9.
·
Informasikan seluruh posisi makanan tersebut kepada si
tunanetra.
Dengan
begitu dia dapat makan dengan nyaman dan tidak akan salah dengan langsung
menyuap sambal, misalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar