Kamis, 08 Maret 2012

Depresi


A.    Pengertian Depresi
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri. Menurut kamus psikologi depresi dipandang dari dua sudut, yaitu :
1.      Pada orang normal, depresi merupakan keadaan kemurungan (kesedihan, patah semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan (aktivitas) dan pesimis menghadapi masa mendatang.
2.      Pada kasu patologis, depresi merupakan ketidakmauan ekstrim mereaksi terhadap perangsang, disertai menurunnya nilai – nilai ketidakpastian, tidak mampu dan putus asa.
Depresi biasnya terjadi saat stess yang dialami oeh seseorang tidak kunjung reda, depresi yang dialami berkolerasi dengan kejadian dramatis yang baru saja terjadi atau menimpa seseorang, misalnya saja kehilangan orang yang sangat dicintai. Depresi adalah masalah yang bisa dialami oleh siapapun didunia ini.
B.      Faktor Penyebab Depresi
1.      Biologi
Para peneliti hingga kini masih mencari tahu apa penyebab depresi. Sejumlah pakar mengatakan depresi terjadi karena ketidakseimbangan zat kimia di otak yang disebut neurotransmiter. Obat antidepresan biasanya bekerja untuk menyeimbangkan neurotransmiter ini.

Sebagian pakar berpendapat depresi pada seseorang dipengaruhi faktor genetik. Bila ada riwayat anggota keluarga, maka faktor risikonya menjadi besar. Faktor lain yang ikut berperan adalah kondisi kesehatan. Penelitian menunjukkan orang yang memiliki riwayat serangan jantung memiliki risiko 65 persen mengalami depresi.

Faktor lain yang tak bisa diubah adalah gender. Perempuan dua kali lebih besar untuk mengalami depresi. Perubahan hormon yang terjadi dalam siklus hidup perempuan (haid, hamil, melahirkan dan menopause) disebutkan ikut berpengaruh.

2.      Psikologi
Penelitian menunjukkan orang yang memiliki karakter pesimis lebih berpeluang besar mengalami depresi.

3.      Hidup yang stres
Orang yang depresi pada umumnya pernah melawati masa-masa sulit. Kehilangan keluarga yang meninggal, divonis menderita penyakit serius, bercerai, dan pengalaman lain yang menimbulkan trauma bisa memicu depresi.

4.      Obat-obatan
Berbagai jenis obat-obatan resep bisa menimbulkan gejala depresi.

5.      Faktor Genetik : Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 – 25 %.
Cara Mengatasi Depersi
Jika faktor penyebabnya stress biasa, maka cobalah batasi stes tersebut sekecil mungkin dengan sedapat mungkin menghindari perubahan besar pada hidup anda. Sediakan waktu sejenak etiap hari untuk relaksi mengalihkan ketenangan dan kecemasan.
Cara mengatasi depresi tanpa obat antara lain :
1.      Olahraga
Olahraga dapat meredakan depresi, cara kerjanya adalah dengan mempengaruhi pengeluaran bahan kimia otak yang mengatur suasana hati.
Profesor psikiatri dari ilmu perilaku di Duke University chool of Medicine di Durham NC, merekomendasikan agar melakukan olahraga sebanyak 3-5 kali seminggu selama 20 sampai 30 menit. Latihan aerobic seperti jalan cepat adalah yang terbaik.
2.      Teapi Cahaya
Pada hari  hari mendung di musim dingin, beberapa orang rentan mengalami depresi ringan yang disebut gangguan afektif musiman atau seasonal affective disorder (SAD). Cara untuk meredakan gejalanya adalah duduk di dkat cahaya terang benderang seperti cahaya di luar. Terapi ini biasanya dilakukan sekitar 15 menit dan meningkat hingga dua jam sehari. Terapi ini tidak dapat menyembuhkan depresi, namun dpat meringankan gejalanya setelah beberapa hari.
3.      Punya Buku Harian atau Diary
“Ini adalah alat yang digunakan untuk melatih seseorang melacak hal – hal positif yang terjadi dalam kehidupannya dan tidak membiarkan hal negative menyebabkannya jatuh” kata Dr. Doraiswamy
4.      Akupuntur
5.      Dukungan Kelompok
6.      Terapi perilaku kognitif
7.      Minyak ikan
Kajian mengenai minyak ikan tidak dapat disimpulkan, namun diperkirakan bahwa kekurangan asam lemak ini pada waktu tertentu dapat menyebabkan perubahan suasana hati
8.      Meditasi
9.      Yoga.
10.  Bermain dengan hewan peliharaan
11.  Mengatur pola makan
12.  Kurangi minuman kafein untuk menigkatkan mood

C.    Tanda – Tanda Depresi atau Gejala Depresi
         Tanda – tanda atau gejala yang khas secara umum dari depresi adalah : di dalam bertindak cenderung lamban dan pasif, daya fikir lambat, dan suasana perasaan negatif, seperti sedih, pesimis, dan murung.
         Tanda – tanda atau gejala depresi bisa dilihat dari tiga segi, yaitu segi fisik, segi pskis dan segi sosial
1.      Gejala Fisik
Beberapa gejala fisik secara umum yang mudah dideteksi, gejala ini meliputi
a.       Gangguan pol tidur (sulit tidur atau terlalu banyak tidur)
b.      Gangguan pola makan
c.       Gangguan berat badan
d.      Menunjukan perilaku yang positif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain serti tidur, makan dan mennton tv.
e.       Sulit berkonsentrasi pada suatu pekerjaan, ehingga akan sulit menfokuskan energi paa hal – hal priorotas.
f.       Kehilangan sebahagian atau seluruh motifasi jiwa.
g.      Kehilangan energi, mereka mudah sekali lelah padahal belum melakuakn aktivitas.
2.      Gejala Psikis
Gejala – gejala psikis meliputi :
a.       Hilangnya rasa percaya diri
b.      Perasaan terbebeni oleh tanggung jawab yang berat.
c.       Merasa diri tidak berguna
d.      Cenderung berfikir kematian
e.       Perasaan bersalah
f.       Sensitif
3.      Gejala sosial
         Problem sosial yang terjadi biasnya berkisar pada masalah interaksi dengan rekan kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah lainnya seperti minder, malu, cemas jika berada diantara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada keempatan.

D.    Beberapa Kasus Depresi
1)      Bunuh diri bisa terjadi karena beberapa alasan, termasuk depresi, putus asa, tekanan emosional, sakit fisik, rasa malu, rasa bersalah, kecemasan, kesulitan keuangan, atau situasi yang tidak diinginkan lainnya. Nah, sejauh yang saya tahu, bunuh diri merupakan sebuah fenomena yang dapat digolongkan ke dalam “histeria”.
2)      Kadang manusia tidak sadar, dalam keadaan emosi tertentu, mendapatkan pengaruh yang begitu besar  melalui media tertentu untuk melakukan hal yang sama. Apa yang baru saja terjadi di Jakarta hari ini, bisa jadi merupakan salah satu contoh kasus yang patut di cermati dokter jiwa.

Dari tipe-tipe depresi salah satu tipe yang terjadi pada kisaran usia 30 tahunan ialah Ganguan Depresi Berat, seperti contoh kasus yang di bawah:

Bapak Juned adalah seorang bapak berusia pertengahan 30-an. Ia datang berkonsultasi ke psikiater atas anjuran dari salah seorang rekannya. Saat datang untuk pertama kalinya, terlihat bahwa mimik wajahnya murung dan nampak tidak bersemangat. Ketika dilakukan wawancara dan pemeriksaan psikiatrik, suaranya pelan, gerak-geriknya minimal, dan ia sering menanyakan ulang pertanyaan yang ditanyakan oleh psikiater pemeriksa.
Bapak Juned menceritakan bahwa ia sudah merasa sedih berkepanjangan di mana hampir tak ada satu haripun ia merasa bahagia selama 1 bulan terakhir dan aktivitasnya terbatas di dalam rumah saja. Satu bulan lalu ternyata ia baru saja di PHK dari pekerjaannya. Rasa sedihnya disertai dengan penurunan berat badan yang nyata sekitar 3-4 kg karena hilangnya nafsu makan, kehilangan semangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari, sulit untuk jatuh tidur atau kalau pun bisa ia mudah sekali terbangun dari tidurnya.
Setelah beberapa saat kemudian,Bapak Juned bercerita bahwa perasaan sedihnya bertambah parah semenjak dua minggu terakhir, ia menjadi mudah menangis tanpa sebab-sebab yang jelas dan ia merasa pesimis dengan masa depannya serta keluarganya. Akhir-akhir ini, ia berpikir bahwa hidupnya tidak berharga dan lebih baik ia mati saja. Semenjak di PHK Bapak Juned juga tidak pernah lagi mencoba mencari pekerjaan baru karena merasa putus asa dengan hidupnya selain itu saat ini dia menjadi menarik diri dari pergaulan padahal dahulu ia dikenal sebagai orang yang aktif dalam kegiatan RT di lingkungannya. Rasa sedihnya menjadi bertambah parah karena Bapak juned mulai kebingungan akan pembiayaan hidupnya sehari-hari beserta keluarganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar