Jumat, 23 Maret 2012

Pedagogi


A.    Pengertian Pendidikan
         Menurut Bahasa Yunani pendidikan berasal dari kata pedagogi yaitu kata paid artinya anak sedangkan agogos yang artinya membimbing sehingga pedagogi dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar anak.

B.      Jenis – Jenis Pendidikan
         Berkaitan  dengan  pengertian  pendidikan  terdapat  perbedaan  yang  jelas  antara pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Sehubungan dengan hal  ini  Coombs  (1973)membedakan  pengertian  ketiga  jenis  pendidikan  itu  sebagai berikut:
·         Pendidikan  formal  adalah  kegiatan  yang  sistematis, bertingkat/berjenjang, dimulai dari  sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya;   termasuk  kedalamnya   ialah   kegiatan   studi   yang   berorientasi akademis dan  umum,  program   spesialisasi,  dan  latihan  professional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.
·         Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga sehingga setiap  orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang  bersumber  dari   pengalaman  hidup  sehari-hari,  pengaruh  lingkungan termasuk di dalamnya adalah pengaruh  kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media massa.
·         Pendidikan nonformal ialah setiap kegiatan teroganisasi dan sistematis, di luar sistem  persekolahan yang , dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan  yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mancapai tujuan belajarnya.
Ketiga   pengertian   di   atas   dapat   digunakan   untuk  membedakan program pendidikan  yang termasuk  ke dalam  setiap  jalur pendidikan  tersebut.  Sebagai  bahan untuk menganalisis berbagai program pendidikan maka ketiga batasan pendidikan di atas perlu diperjelas lagi dengan kriteria yang  dapat membedakan antara pendidikan yang program-programnya bersifat nonformal dengan pendidikan  yang program-programnya bersifat informal dan formal. Perbedaan antara pendidikan yang  program-programnya bersifat nonformal dan informal dapat dikemukakan sebagai berikut. Pendidikan  yang program-programnya bersifat nonformal memiliki tujuan dan kegiatan yang terorganisasi, diselenggarakan  di lingkungan masyarakat  dan  lembaga-lembaga,  untuk  melayani kebutuhan belajar  khusus  para  peserta  didik.  Sedangkan  pendidikan  yang program- programnya   bersifat  informal tidak diarahkan untuk melayani kebutuhan belajar yang terorganisasi.   Kegiatan  pendidikan  ini   lebih   umum,   berjalan   dengan   sendirinya, berlangsung terutama dalam lingkungan keluarga,  serta  melalui media massa, tempat bermain, dan lain sebagainya.
C.    Pengertian Kemandirian dalam Belajar

         Konsep Belajar Mandiri (Self-directed Learning) sebenarnya berakar dari konsep pendidikan orang dewasa. Namun demikian berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Garrison tahun 1997, Schillereff tahun 2001, dan Scheidet tahun 2003 ternyata belajar mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia. Dengan kata lain, belajar mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi dan kemampuan siswa.
         Pengertian tantang belajar mandiri sampai saat ini belum ada kesepakatan dari para ahli. Ada beberapa variasi pengertian belajar mandiri yang diutarakan oleh para ahli seperti dipaparkan Abdullah (2001:1-4) sebagai berikut:
1.      Belajar Mandiri memandang siswa sebagai para manajer dan pemilik tanggung jawab dari proses pelajaran mereka sendiri. Belajar Mandiri mengintegrasikan self-management (manajemen konteks, menentukan setting, sumber daya, dan tindakan) dengan self-monitoring (siswa memonitor, mengevaluasi dan mengatur strategi belajarnya) (Bolhuis; Garrison).
2.      Peran kemauan dan motivasi dalam Belajar Mandiri sangat penting di dalam memulai dan memelihara usaha siswa. Motivasi memandu dalam mengambil keputusan, dan kemauan menopang kehendak untuk menyelami suatu tugas sedemikian sehingga tujuan dapat dicapai (Corno; Garrison).
3.      Di dalam belajar mandiri, kendali secara berangsur-angsur bergeser dari para guru ke siswa. Siswa mempunyai banyak kebebasan untuk memutuskan pelajaran apa dan tujuan apa yang hendak dicapai dan bermanfaat baginya (Lyman; Morrow, Sharkey, & Firestone).
4.      Belajar Mandiri “ironisnya” justru sangat kolaboratif. Siswa bekerja sama dengan para guru dan siswa lainnya di dalam kelas (Bolhuis; Corno; Leal).
5.      Belajar Mandiri mengembangkan pengetahuan yang lebih spesifik seperti halnya kemampuan untuk mentransfer pengetahuan konseptual ke situasi baru. Upaya untuk menghilangkan pemisah antara pengetahuan di sekolah dengan permasalahan hidup sehari-hari di dunia nyata (Bolhuis; Temple & Rodero).
         Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di atas, maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu materi dan atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia nyata.
D.    Peranan Keluarga dalam Menunjang Kemandirian Belajar Anak
Bagi orang tua yang sadar akan pentingnya pendidikan bagi anaknya, akan selalu memandang anak sebagai mahluk yang berakal yang sedang timbuh dan bergairah serta selalu ingin menyelidiki dan selalu ingin mengetahui sesuatu yang ada disekelilingnya. Oleh karena itu orang tua merasa terpanggil untuk mendidik atau memberikan perhatian atau motivasi kepada anak-anaknya. Namun tidak dapat disangkal bahwa selama ini sebagian orang tua lupa dan lalai karena tidak tahu bagaimana cara melaksanakan tugas yang amat penting itu. Banyak diantara orang tua yang beranggapan bahwa kalau anak-anak sudah diserahkan kepada guru di sekolah, maka selesailah tugas mereka dalam mendidik atau memberikan perhatian terhadap pendidikan anaknya.
Hal tersebut sangat terkait dengan fungsi keluarga sebagaimana dikemukakan oleh Masri (1974: 44) sebagai berikut :
a.       Fungsi dari keluraga itu tidak hanya merupakan turunan (biologis) tetapi juga merupakan bahagian dari hidup bermasyarakat. Disini  keluarga tidak hanya bertugas  memelihara anak, tetapi juga berfungsi untuk membentuk idea, cita-cita dan sikap sosial dari anak-anak.
b.      Bahwa keluarga itu tidak mempunyai kewajiban untuk meletakkan dasar-dasar pendidikan, rasa keagamaan, kemauan dan rasa kesukaan kepada keindahan, kecakapan dan berekonomi dan pengetahuan penjagaan diri pada si anak.

Kamis, 08 Maret 2012

Depresi


A.    Pengertian Depresi
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri. Menurut kamus psikologi depresi dipandang dari dua sudut, yaitu :
1.      Pada orang normal, depresi merupakan keadaan kemurungan (kesedihan, patah semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan (aktivitas) dan pesimis menghadapi masa mendatang.
2.      Pada kasu patologis, depresi merupakan ketidakmauan ekstrim mereaksi terhadap perangsang, disertai menurunnya nilai – nilai ketidakpastian, tidak mampu dan putus asa.
Depresi biasnya terjadi saat stess yang dialami oeh seseorang tidak kunjung reda, depresi yang dialami berkolerasi dengan kejadian dramatis yang baru saja terjadi atau menimpa seseorang, misalnya saja kehilangan orang yang sangat dicintai. Depresi adalah masalah yang bisa dialami oleh siapapun didunia ini.
B.      Faktor Penyebab Depresi
1.      Biologi
Para peneliti hingga kini masih mencari tahu apa penyebab depresi. Sejumlah pakar mengatakan depresi terjadi karena ketidakseimbangan zat kimia di otak yang disebut neurotransmiter. Obat antidepresan biasanya bekerja untuk menyeimbangkan neurotransmiter ini.

Sebagian pakar berpendapat depresi pada seseorang dipengaruhi faktor genetik. Bila ada riwayat anggota keluarga, maka faktor risikonya menjadi besar. Faktor lain yang ikut berperan adalah kondisi kesehatan. Penelitian menunjukkan orang yang memiliki riwayat serangan jantung memiliki risiko 65 persen mengalami depresi.

Faktor lain yang tak bisa diubah adalah gender. Perempuan dua kali lebih besar untuk mengalami depresi. Perubahan hormon yang terjadi dalam siklus hidup perempuan (haid, hamil, melahirkan dan menopause) disebutkan ikut berpengaruh.

2.      Psikologi
Penelitian menunjukkan orang yang memiliki karakter pesimis lebih berpeluang besar mengalami depresi.

3.      Hidup yang stres
Orang yang depresi pada umumnya pernah melawati masa-masa sulit. Kehilangan keluarga yang meninggal, divonis menderita penyakit serius, bercerai, dan pengalaman lain yang menimbulkan trauma bisa memicu depresi.

4.      Obat-obatan
Berbagai jenis obat-obatan resep bisa menimbulkan gejala depresi.

5.      Faktor Genetik : Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 – 25 %.
Cara Mengatasi Depersi
Jika faktor penyebabnya stress biasa, maka cobalah batasi stes tersebut sekecil mungkin dengan sedapat mungkin menghindari perubahan besar pada hidup anda. Sediakan waktu sejenak etiap hari untuk relaksi mengalihkan ketenangan dan kecemasan.
Cara mengatasi depresi tanpa obat antara lain :
1.      Olahraga
Olahraga dapat meredakan depresi, cara kerjanya adalah dengan mempengaruhi pengeluaran bahan kimia otak yang mengatur suasana hati.
Profesor psikiatri dari ilmu perilaku di Duke University chool of Medicine di Durham NC, merekomendasikan agar melakukan olahraga sebanyak 3-5 kali seminggu selama 20 sampai 30 menit. Latihan aerobic seperti jalan cepat adalah yang terbaik.
2.      Teapi Cahaya
Pada hari  hari mendung di musim dingin, beberapa orang rentan mengalami depresi ringan yang disebut gangguan afektif musiman atau seasonal affective disorder (SAD). Cara untuk meredakan gejalanya adalah duduk di dkat cahaya terang benderang seperti cahaya di luar. Terapi ini biasanya dilakukan sekitar 15 menit dan meningkat hingga dua jam sehari. Terapi ini tidak dapat menyembuhkan depresi, namun dpat meringankan gejalanya setelah beberapa hari.
3.      Punya Buku Harian atau Diary
“Ini adalah alat yang digunakan untuk melatih seseorang melacak hal – hal positif yang terjadi dalam kehidupannya dan tidak membiarkan hal negative menyebabkannya jatuh” kata Dr. Doraiswamy
4.      Akupuntur
5.      Dukungan Kelompok
6.      Terapi perilaku kognitif
7.      Minyak ikan
Kajian mengenai minyak ikan tidak dapat disimpulkan, namun diperkirakan bahwa kekurangan asam lemak ini pada waktu tertentu dapat menyebabkan perubahan suasana hati
8.      Meditasi
9.      Yoga.
10.  Bermain dengan hewan peliharaan
11.  Mengatur pola makan
12.  Kurangi minuman kafein untuk menigkatkan mood

C.    Tanda – Tanda Depresi atau Gejala Depresi
         Tanda – tanda atau gejala yang khas secara umum dari depresi adalah : di dalam bertindak cenderung lamban dan pasif, daya fikir lambat, dan suasana perasaan negatif, seperti sedih, pesimis, dan murung.
         Tanda – tanda atau gejala depresi bisa dilihat dari tiga segi, yaitu segi fisik, segi pskis dan segi sosial
1.      Gejala Fisik
Beberapa gejala fisik secara umum yang mudah dideteksi, gejala ini meliputi
a.       Gangguan pol tidur (sulit tidur atau terlalu banyak tidur)
b.      Gangguan pola makan
c.       Gangguan berat badan
d.      Menunjukan perilaku yang positif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain serti tidur, makan dan mennton tv.
e.       Sulit berkonsentrasi pada suatu pekerjaan, ehingga akan sulit menfokuskan energi paa hal – hal priorotas.
f.       Kehilangan sebahagian atau seluruh motifasi jiwa.
g.      Kehilangan energi, mereka mudah sekali lelah padahal belum melakuakn aktivitas.
2.      Gejala Psikis
Gejala – gejala psikis meliputi :
a.       Hilangnya rasa percaya diri
b.      Perasaan terbebeni oleh tanggung jawab yang berat.
c.       Merasa diri tidak berguna
d.      Cenderung berfikir kematian
e.       Perasaan bersalah
f.       Sensitif
3.      Gejala sosial
         Problem sosial yang terjadi biasnya berkisar pada masalah interaksi dengan rekan kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah lainnya seperti minder, malu, cemas jika berada diantara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada keempatan.

D.    Beberapa Kasus Depresi
1)      Bunuh diri bisa terjadi karena beberapa alasan, termasuk depresi, putus asa, tekanan emosional, sakit fisik, rasa malu, rasa bersalah, kecemasan, kesulitan keuangan, atau situasi yang tidak diinginkan lainnya. Nah, sejauh yang saya tahu, bunuh diri merupakan sebuah fenomena yang dapat digolongkan ke dalam “histeria”.
2)      Kadang manusia tidak sadar, dalam keadaan emosi tertentu, mendapatkan pengaruh yang begitu besar  melalui media tertentu untuk melakukan hal yang sama. Apa yang baru saja terjadi di Jakarta hari ini, bisa jadi merupakan salah satu contoh kasus yang patut di cermati dokter jiwa.

Dari tipe-tipe depresi salah satu tipe yang terjadi pada kisaran usia 30 tahunan ialah Ganguan Depresi Berat, seperti contoh kasus yang di bawah:

Bapak Juned adalah seorang bapak berusia pertengahan 30-an. Ia datang berkonsultasi ke psikiater atas anjuran dari salah seorang rekannya. Saat datang untuk pertama kalinya, terlihat bahwa mimik wajahnya murung dan nampak tidak bersemangat. Ketika dilakukan wawancara dan pemeriksaan psikiatrik, suaranya pelan, gerak-geriknya minimal, dan ia sering menanyakan ulang pertanyaan yang ditanyakan oleh psikiater pemeriksa.
Bapak Juned menceritakan bahwa ia sudah merasa sedih berkepanjangan di mana hampir tak ada satu haripun ia merasa bahagia selama 1 bulan terakhir dan aktivitasnya terbatas di dalam rumah saja. Satu bulan lalu ternyata ia baru saja di PHK dari pekerjaannya. Rasa sedihnya disertai dengan penurunan berat badan yang nyata sekitar 3-4 kg karena hilangnya nafsu makan, kehilangan semangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari, sulit untuk jatuh tidur atau kalau pun bisa ia mudah sekali terbangun dari tidurnya.
Setelah beberapa saat kemudian,Bapak Juned bercerita bahwa perasaan sedihnya bertambah parah semenjak dua minggu terakhir, ia menjadi mudah menangis tanpa sebab-sebab yang jelas dan ia merasa pesimis dengan masa depannya serta keluarganya. Akhir-akhir ini, ia berpikir bahwa hidupnya tidak berharga dan lebih baik ia mati saja. Semenjak di PHK Bapak Juned juga tidak pernah lagi mencoba mencari pekerjaan baru karena merasa putus asa dengan hidupnya selain itu saat ini dia menjadi menarik diri dari pergaulan padahal dahulu ia dikenal sebagai orang yang aktif dalam kegiatan RT di lingkungannya. Rasa sedihnya menjadi bertambah parah karena Bapak juned mulai kebingungan akan pembiayaan hidupnya sehari-hari beserta keluarganya.