Jumat, 26 Juli 2013

TUJUAN PENDIDIKAN MENOLONG DIRI SENDIRI DAN PRINSIP – PRINSIP PENDIDIKAN MENOLONG DIRI SENDIRI UNTUK ANAK TUNAGRAHITA


A.    Pengertian Pendidikan Menolong Diri Sendiri
Dalam pembahasan mengenai menolong diri sendiri terdapat beberapa istilah yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Istilah-istilah tersebut antara lain activities of daily living yang disingkat ADL, mengurus diri atau merawat diri (self care), dan menolong diri (self help). Materi ketiga-tiganya tersebut sama atau hampir sama yaitu pelajaran yang menyangkut kegiatan jasmaniah yang dilakukan sehari-hari secara rutin.
Suhaeri (1992:18) menjelaskan bahwa istilah ADL digunakan berkaitan dengan latihan gerak untuk kegiatan sehari-hari untuk anak tunadaksa. Istilah mengurus diri atau merawat diri digunakan untuk kontek pembelajaran anak tunagrahita berat. Sedangkan istilah menolong diri digunakan dalam kontek pembelajaran anak tunagrahita ringan dan sedang.
Pada dasarnya materi ketiga-tiganya sama atau hampir sama, perbedaannya hanya pada penekanannya yang dilihat pada tujuan akhir yang ingin dicapai yaitu agar anak dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan orang lain. Mengingat konteks pembahasan penelitian ini tentang anak tunagrahita sedang maka akan lebih tepat disebut dengan istilah menolong diri sendiri.



B.     Tujuan Pendidikan Menolong Diri Sendiri Untuk Anak Tunagrahita
Program menolong diri sendiri memiliki peran sentral dalam mengantarkan peserta didik dalam melakukan kegiatan untuk dirinya sendiri. Melalui pembelajaran menolong diri sendiri diarahkan untuk mengaktualisasikan dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari sehingga untuk kebutuhan dirinya sendiri sehingga mereka tidak membebani orang lain.
Pembelajaran menolong diri sendiri sebenarnya mengaktualkan kemampuan dalam kegiatan sehari-hari. Tujuan menolong diri sendiri diberikan kepada anak tunagrahita agar dapat:
a)      Dapat hidup secara wajar dan mampu menyesuaikan diri di tengah-tengah kehidupan keluarga.
b)      Menyesuaikan diri dalam pergaulan dengan teman sebaya, baik di sekolah maupun di masyarakat.
c)      Menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
d)     Mengurus keperluan dirinya sendiri dan dapat memecahkan masalah sederhana.
e)      Membantu orang tua dalam mengurus rumah tangga, baik dalam kebersihan, ketertiban dan pemeliharaan dalam rumah tangga.




C.     Prinsip – Prinsip Pendidikan Menolong Diri Sendiri Untuk Anak Tnnagrahita Ringan, Sedang, dan Berat
Masih menurut Suhaeri (1992:26) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran menolong diri sendiri antara lain:
a)      Pembelajaran menolong diri sendiri dilaksanakan ketika kebutuhan muncul. Misalnya berikan pembelajaran ketika anak mau memakai baju.
b)      Bahan yang diajarkan hendaknya dirumuskan secara operasional. Misalnya “anak belajar memakai baju” maka harus dispesifikasikan menjadi “anak belajar memakai baju berkancing”.
c)      Bahan yang baru hendaknya bersambung dengan bahan sebelumnya. Misalnya belajar mengancingkan baju merupakan kelanjutan dari anak belajar mengenakan baju.
d)     Satuan-satuan bahan yang terkecil hendaknya terdiri atas perbuatan-perbuatan. Misalnya mengancingkan, menanggalkan, memasang, dsb.
e)      Gunakan bahasa yang sederhana, berikan instruksi satu demi satu, bila perlu dilengkapi dengan mimik dan isyarat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar