Selasa, 24 Juli 2012

Jenis Kebutuhan Manusia


Kebutuhan manusia menurut tingkat kepentingannya terdiri dari kebutuhan pokok atau primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier.

Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi, antara lain sandang (pakaian), pangan (makanan), dan papan (rumah). Kebutuhan ini tidak dapat diganti dengan yang lain dan apabila tidak terpenuhi dapat menimbulkan permasalahan dalam hidup manusia yang bersangkutan.

Kebutuhan sekunder, adalah kebutuhan yang akan dipenuhi setelah kebutuhan primer terpenuhi, misalnya perlengkapan rumah, perlengkapan sekolah, dll.

Kebutuhan tersier atau kebutuhan mewah, adalah kebutuhan terhadap barang-barang yang bersifat mewah, misalnya mobil, motor, kulkas, TV, perhiasan, komputer, dan lain-lain.

Jenis kebutuhan menurut waktu dibagi menjadi kebutuhan sekarang dan kebutuhan yang akan datang. Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang harus dipenuhi segera, misalnya obat bagi orang sakit, air bagi orang yang haus, makanan bagi orang yang lapar.

Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang pemenuhannya saat ini, namun manfaatnya baru dirasakan di masa yang akan datang, misalnya sekolah, menabung, asuransi, dan lain-lain.

Jenis kebutuhan menurut sifatnya dapat dikelompokkan menjadi kebutuhan materi dan kebutuhan rohani. Kebutuhan materi atau kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang bersifat kebendaan, misalnya makanan, minuman, pakaian, dan perumahan, yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang bersifat kejiwaan, misalnya seseorang membutuhkan hiburan, rekreasi, pendidikan, perasaan aman, cinta, keindahan, seni, agama, dan gengsi.

Jenis kebutuhan menurut kelompoknya dibagi menjadi kebutuhan individu dan kebutuhan bersama. Kebutuhan individu adalah kebutuhan untuk kepentingan perorangan atau pribadi, misalnya pakaian, makanan, pendidikan, ibadah, dan lain-lain. Kebutuhan bersama adalah kebutuhan yang pemenuhannya dilakukan secara bersama-sama dan untuk kepentingan bersama, misalnya sarana ibadah, pasar, puskesmas, sekolah, dan lain-lain.

Kamis, 05 Juli 2012

Study Kasus Phobia


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

 Phobia itu ketakutan yang tidak rasional dan termasuk kategori gangguan cemas. Jadi phobia itu seseorang merasa cemas, takut, khawatir yang berlebihan terhadap sesuatu yang seharusnya tidak menakutkan,”

B.    Rumusan Masalah
·         Phobia apa yang dialami anak ?
·         Apakah faktor penyebab phobia ?
·         Bagaimana cara mengatasi phobia yang dialami anak ?

C.    Tujuan Makalah
Untuk mengetahui :
·         Phobia apa yang dialami anak
·         Faktor penyebab phobia
·         Cara mengatasi phobia yang dialami anak
 

BAB II
IDENTIFIKASI KASUS

A.    Identitas Anak

1.      Nama Lengkap 
2.      Tempat dan tanggal lahir
3.      Jenis Kelamin
4.      Agama  
5.      Alamat 
6.      Sekolah 
7.      Kelas
8.      Jumlah saudara
9.      Anak ke
10.  Status keluarga
11.  Tinggal bersama
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Mutia Noverda Rizal
Padang, 18 November 1998
Perempuan
Islam
Taruko I Padang
SLB Wacana Asih
Tunagrahita C1
1 (satu) orang
1 (satu)
Anak Kandung
Orang tua

B.     Identitas Orang Tua Anak
Ayah
Nama
Agama
Pekerjaan
Alamat

:
:
:
:

Syafrizal
Islam
Dosen
Taruko I Padang
Ibu
Nama
Agama
Pekerjaan
Alamat

:
:
:
:

Arita Novita
Islam
Ibu Rumah Tangga
Taruko I Padang


BAB III
DIAGNOSIS PHOBIA
A.     Masalah yang Dihadapi Anak
            Masalah yang dihadapi anak adalah :
1.      Takut saat melihat kapas.
2.      Sering menjerit – jerit bila di dekatkan dengan kapas.
3.      Lari terbirit – birit bila dihadapkan dengan kapas secara tiba- tiba.

B.    Faktor Penyebab Timbulnya Masalah
      Faktor yang menyebabkan anak phobia kapaas adalah:
1.      Sewaktu kecil anak melihat mayat yang mukanya dipenuhi oleh kapas.
2.      Sering ditakt-takuti dengan kapas yang ditiup  di depannya.

C.    Pemecahan Masalah / Alternatif Penyelesaian Masalah
Beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat diambil :
1.      Menghindari hal – hal ang membuat phobia, misalnya menghindari kapas.
2.   Cara yang kedua yaitu sengaja terus meng-expose diri dengan hal -hal yang membuat phobia, tentu saja sambil melatih diri dan mengubah cara berpikir supaya tidak lagi takut terhadap hal-hal tersebut. Terapi untuk hal ini disebut Cognitive Behavioral Therapy. Orang yang mengikuti terapi ini akan selalu dicheck kelakuan-kelakuannya yang bersifat irasional, pikirannya juga selalu dimonitor. Biasanya terapi dilakukan dengan meng-expose secara gradual dengan hal yang ditakuti. Dia mula-mula akan diminta untuk memegang kapas, menggunakan kapas sebagai pembersih muka, dan jangan dihadapkan kepada hal yang menakutkan seperti kapas untuk orang meninggal.
BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari beberapa uraian sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa phobia bisa disembuhkan minimal dikurangi.

B.     Saran
1.      Orang tua harus menimbulkan kepercayaan diri anak.
2.      Orang tua harus membimbing anak kea rah perbaikan.
3.      Anak harus berusaha melawan rasa takut terhadap kapas.